🥀10🥀

17.6K 1.2K 8
                                    

Hari yang menyenangkan seakan mampu menyihir waktu yang tidak terasa berlalu begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang menyenangkan seakan mampu menyihir waktu yang tidak terasa berlalu begitu cepat. Itulah yang dirasakan Arsenio tanpa sadar ia perlahan mulai menerima Farzana masuk di kehidupannya, begitu pun trauma sang putra yang perlahan sembuh bahkan ia kembali berbicara.

Seperti saat ini sang putra sedang bernyanyi di hadapan banyak orang dalam acara perpisahan angkatannya, tidak terasa ia akan melanjutkan ke jenjang sekolah dasara. Meski rasanya kurang duduk dibangku taman kanak-kanak karena Farzan masuk di semester dua jadi hanya merasakan kurang dari enam bulan. Namun keluarganya bersyukur lingkungan sekolah juga sangat membantu dalam memulihkan traumanya.

Suara tepuk dan sorak pujian mengisi ruangan, Farzan tersenyum bahagia melihat penonton menyukai penampilannya dan mengucapkan terima kasih sebelum turun dari panggung.

"Farzan tersenyum lebar, dia terlihat sangat bahagia," bisik Farzana mendeskripsikan ekspresi putra Arsenio itu.

"Apa kamu sempat foto ekspresinya?" Tanya Arsenio.

"Tenang udah aku foto dan video ko mas," jawab Farzana telah mengubah panggilannya karena mama Arsenio yang menyuruhnya dan mau tidak mau Arsenio pun menyetujuinya.

"Tolong kirim ke saya, suatu saat saya akan melihatnya," pinta Arsenio.

"Siap, aku langsung kirim."

Sebelum zuhur acaranya sudah selesai, sebelum pulang mereka foto wisuda yang sudah di sediakan dari sekolah. Farzana merasa bukan keluarga, ia berhenti melangkah dan memilih menunggu di depan ruangan.

Mama Arsenio yang melihatnya langsung mengajak Farzana untuk bergabung foto keluarga dengan mereka.

"Tan, aku kan bukan..."

"Kami sudah menganggap kamu sebagai keluarga kami Farza," ujar Arya.

"Fotonya nanti jadi jelek kalau gak mama Farza," sahut Farzan menarik tangan Farzana.

"Bisa aja ya anak ganteng ini," balas Farzana mencubit gemas pipinya.

Farzana merasa tidak enak sampai ikut foto keluarga Arsenio, namun ia juga tidak bisa keras kepala menolaknya. Merasa posisi belum sesuai, sang fotografer mengatur posisinya. Mulai dari Arsenio, Farzana, kedua orang tua Arsenio berdiri sejajar dan Farzan berada di depan antara Farzana dan sang nenek. Merasa posisinya sudah bagus, fotografer pun bersiap-siap memotret mereka.

🥀🥀🥀

Dua hari kemudian Arsenio dan keluarga liburan ke Villa mereka yang berada di puncak. Mereka pun mengajak Farzana dan orang tuanya untuk menginap disana karena orang tua Arsenio ingin berkenalan langsung dengan mereka.

Perjalanan yang cukup jauh membuat mereka beristirahat, namun beda halnya dengan Farzan. Ia langsung mengajak sang papa dan Farzana untuk pergi ke kebun strawberry yang menjadi tempat favoritnya setiap datang ke Villa.

NETRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang