Langkah kaki menaiki anak tangga hingga langkahnya berhenti di depan pintu, ia membuka dan menyusuri tempat yang minim akan penerangan.
Langkahnya terhenti saat melihat wanita sedang duduk di dinding pembatas dan tersenyum hangat padanya. Perlahan ia kembali mengambil langkah, berniat menghampiri wanita itu.
Namun terhenti lagi saat wanita itu menggelengkan kepala seakan mengisyaratkan, ia tidak perlu menghampirinya.Detik berikutnya kelopak matanya melebar saat wanita itu terlihat memejamkan mata seraya perlahan menjatuhkan dirinya di udara yang seakan udara dapat menopang tubuhnya layaknya sebuah ranjang.
"JANGAAAAN!" pekiknya.
Seketika ia langsung berlari kencang ke arah tempat dimana wanita itu duduk. Dadanya naik turun sambil memeriksa ke arah bawah yang terlihat sangat tinggi dan bagaimana bisa wanita itu tanpa rasa takut menjatuhkan dirinya ke bawah sana.
Perlahan ia memejamkan mata, tak lama ia merasakan ada sebuah cahaya. Sayup-sayup ia mencoba menetralkan cahaya yang masuk dan samar-samar tampak wajah wanita yang telah mencuri hatinya.
Ia tersenyum tipis, perlahan tangan kirinya menggenggam tangan wanita itu, sedangkan tangan kanan mengusap-usap pipinya.
"Tolong, jangan tinggalin gue Za!" Pintanya.
Bukannya mendapat jawaban balasan wanita itu, ia mulai terusik merasakan tetesan yang membasahi wajahnya. Ia mengusap wajahnya, namun dirinya masih menggenggam erat tangan wanita itu dan samar-samar mendengar seseorang menggerutu.
"Eh, Ezra joss sadar, lepasin tangan gue!"
Merasa aneh dengan suara yang baru saja ia dengar dan merasa suaranya tidak asing.
"Enggak!gue gak akan pernah lepasin lo Za, walaupun suara lo jadi berat gitu!" Ucapnya yang tidak masalah akan perubahan suara pada wanita itu.
"A..."
Ia meringis saat mendapatkan cubitan kecil di punggung tangannya. Perlahan ia membuka mata dan memperjelas penglihatannya. Seketika kelopak matanya melebar saat melihat orang yang berada dihadapannya saat ini bukan wanita yang telah mencuri hatinya.
"Bunglon?"
Davi memutar malas mataya, lalu ia mengisyaratkan pada Ezra dengan cara melirik ke arah tangannya yang masih dalam genggamnya itu.
Ezra pun mengikuti arah pandang Davi dan terkejut mengapa tangan saingannya yang ia genggam, bukannya wanita pencuri hatinya.
"Bisa lepasin tangan gue sekarang?" Titahnya
"Aiish...Ngapain lo genggam-genggam tangan gue, hah?" Ezra langsung melepaskan genggamnya.
"Ck, gak salah?" Sindir Davi sambil mengesek-gesekan punggung tangannya ke celana berharap bisa menghapus jejak bekas di genggam oleh saingannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETRA (END)
Nouvelles🗣📢 ⚠️HATI-HATI CANDU KE-5 KALINYA ⚠️ Kecelakaan yang di alami Arsenio Fathurrahman membuatnya kehilangan sang istri sekaligus penglihatannya juga. Begitu pun sang putra mengalami trauma yang membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain, bahka...