Farzana dan Arsenio menoleh ke arah sumber suara, kelopak mata Farzana melebar melihat kedatangan wanita yang hampir setengah baya.
"Tan..."
Baru saja Farzana ingin menyapa, wanita itu melangkah masuk dan mengabaikan keberadaannya. Saat masuk kamar inap, kelopak mata Davi membulat saat wanita itu langsung memeluknya sedangkan Ezra menatap bingung saingannya yang terlihat terkejut.
"Ma-mami."
Wanita itu melepaskan pelukan dan menatap tajam putranya.
"Tega kamu ya Dav, luka separah ini gak langsung kabarin mami. Malah kabarin perempuan itu," omel mami Davi menunjuk ke arah Farzana yang berdiri di depan brankar dan Arsenio berdiri di belakangnya.
Davi menghela napas bagaimana bisa maminya sudah mengetahui kondisinya.
"Papi mamikan lagi dinas ke luar kota, lagian kalau aku kabarin juga papi akan tetap memilih pekerjaannyakan mih, sedangkan Farza bisa menemani aku disini," jelas Davi tidak ingin maminya menyalahkan Farzana.
"Oh, ternyata si bunglon anak tunggal kaya raya yang kesepian," ucap Ezra dalam hati antara mengasihi dan mengejek saingannya itu.
Mendengar penjelasan putranya membuat mami Davi melangkah ke arah Farzana yang sejak tadi merundukkan kepalanya.
"Entah apa yang telah kamu berikan atau janjikan untuk putra saya sampai dia lebih memilih mengabari kamu dibanding orang tuanya," ujar mama Davi.
"Mih," panggil Davi penuh penekanan dan sang mami menoleh.
"Dav, mami memaklumi kamu menolak perempuan-perempuan pilihan mami sebelumnya tapi tidak dengan perempuan ini."
"Mih, apa perlu bahas hal itu sekarang?"
Mami Davi tidak menanggapi putranya, ia kembali melihat ke arah Farzana.
"Saya penasaran apa istimewanya kamu sampai putra saya menolak dijodohkan dengan perempuan yang lebih baik dalam segala hal. Saya rasa Kanaya perempuan yang ingin saya jodohkan itu sholehah dan yang terpenting latar belakang keluarganya jauh lebih baik."
"Mih, STOP MIH," pinta Davi penuh penekanan pada maminya sambil memegang perut yang terluka terasa sakit bila berbicara terlalu keras.
Farzana meremas gamisnya dan beristighfar dalam hati, Arsenio yang berdiri di belakang bisa merasakan rasa sakit dari perkataan mami Davi.
"Aiish, tuh mulut mami si bunglon lebih tajam dari pedang," gerutu Ezra melangkah menghampari Farzana, namun langkahnya terhenti mendengar pria yang berdiri dibelakang Farzana memanggil wanita itu.
"Farza." Panggilan Arsenio membuat Farzana menoleh.
"Sebaiknya kita berangkat kerja," ajak Arsenio sengaja mengajak Farzana agar ia tidak mendapatkan cacian lainnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETRA (END)
Conto🗣📢 ⚠️HATI-HATI CANDU KE-5 KALINYA ⚠️ Kecelakaan yang di alami Arsenio Fathurrahman membuatnya kehilangan sang istri sekaligus penglihatannya juga. Begitu pun sang putra mengalami trauma yang membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain, bahka...