🥀13🥀

13.5K 1K 5
                                    

Tiga tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga tahun lalu...

Pria hampir setengah baya menurunkan keranjang-keranjang kosong dari kotak yang terpasang di motornya. Ia sangat bersyukur setiap hari kue dan roti buatan istrinya selalu habis di setiap warung, para pelanggannya sangat memuji rasa kue sert! rotinya yang lembut dan cocok di lidah mereka.

Saat ingin masuk ke dalam rumah, terdengar suara mobil besar berhenti. Ia pun menoleh dan terkejut melihat temannya berlari ke arahnya dengan wajah yang sangat pucat dan panik.

"Kamu kenapa Ri?" tanya Adit.

"Anak saya Dit, anak saya harus segera di operasi dan tabungan saya masih kurang untuk operasi." Ari teman bapaknya Farzana menjelaskan kondisi putranya yang minggu lalu kecelakaan.

Adit mencoba menenangkan temannya itu dan membawakan duduk di kursi depan teras rumahnya yang sepi tidak ada istri dan putrinya karena sedang mengantar pesanan kue di beberapa tempat.

"Dit, saya mohon pinjamkan saya uang. Saya janji akan bayar tepat waktu seperti sebelumnya," pinta Ari terisak sambil menangkup telapak tangannya dihadapan temannya yang selalu meminjamkan uang padanya tanpa bunga sepersen pun.

Seperti biasa Adit pasti meminjamkannya uang, ia pun memberitahu kekurangannya. Adit yang khawatir melihat kondisi temannya itu, ia pun menawarkan diri agar ia saja yang  menyetir truk karena pasti temannya itu tidak akan fokus menyetir dengan keadaan seperti itu. Jangan heran kalau Adit bisa mobil juga karena pekerjaan sebelumnya ia sopir truk di toko bangunan.

Mereka pun melaju menuju rumah sakit lewat jalan yang tidak banyak di lalui kendaraan karena mereka harus segera sampai di rumah sakit kalau lewat jalan raya akan sangat macet dan memakan waktu banyak.

Sedangkan dimobil lain, sepasang mata menatap pria yang sedang menyetir dan seulas senyum terukir di wajahnya. Sang empu yang sadar sedang di tatap langsung menoleh sebentar ke arahnya.

"Kenapa? Terpesona banget sama suami tampanmu ini, hmm?" Tanya Arsenio tersenyum menggoda istrinya.

Wanita yang berjilbab putih itu mengangguk kecil sambil tersenyum manis "Aku sangat bersyukur akhirnya Mas mulai mencintaiku."

Mendengar perkataan sang istri membuatnya terdiam sejenak, lalu meraih menggenggam tangan sang istri.

"Ralat bukan mulai tapi Mas sudah sangat mencintaimu sayang dan maaf karena terlambat membalasnya," ujar Arsenio tersenyum lalu mengecup punggung tangan istrinya.

"Hiks...hiks...papa mama gak cinta sama akuuu...." rengek bocah berusia empat tahun yang berada di kursi belakang membuat keduanya menoleh.

"Ya ampun gantengnya mama udah bangun, sini sayang!" Bujuknya sambil merentangkan tangannya.

Bocah empat tahun itu pun langsung bangkit dari posisi tidurnya, lalu pindah di pangkuan sang mama.

"Mama juga cinta banget ko sama si ganteng yang satu ini," ujar sang istri sambil mencubit gemas hidung putranya.

NETRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang