🥀7🥀

17.9K 1.3K 8
                                    

"Setiap hari rindu ini semakin berat dan menyiksa, bahkan aku tidak tahu lagi cara untuk melampiaskannya agar rindu ini terbalaskan."

~Arsenio Fathurrahman~

Mobil mewah berhenti di depan rumah sederhana, terlihat orang-orang berdiri dengan senyuman yang merekah di depan teras untuk menyambut kedatangan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil mewah berhenti di depan rumah sederhana, terlihat orang-orang berdiri dengan senyuman yang merekah di depan teras untuk menyambut kedatangan mereka.

Tak lama pintu mobil mewah itu terbuka, namun saat ingin turun dari mobil tangan mungil memegang erat lengan wanita yang duduk di sampingnya.

"Mereka teman-teman tante, tante Farza jamin mereka semua baik hati sama kaya Farzan," ujar Farzana mencolek dagu Farzan agar menetralkan rasa rakut anak laki-laki itu.

"Saya sudah bilang Farzan tidak bisa langsung bertemu banyak orang," timpal Arsenio yang duduk di kursi depan.

Farzana terdiam, lalu kembali menatap Farzan.

"Baiklah pak, kalau gitu terima kasih pak Nio, pak Reno dan Farzan udah bantu saya membeli kebutuhan mereka," ucap Farzana membenarkan perkataan Arsenio, ia tidak bisa langsung mengajak Farzan berinteraksi dengan anak panti.

Namun saat Farzana ingin turun, Farzan semakin mengeratkan pegangannya.

"Ada apa Farzan?"

Farzan menoleh ke arah anak-anak panti, lalu menatap Farzana seakan mengisyaratkan ia juga ingin bertemu mereka.

"Farzan mau kenalan sama mereka?" Tanya Farzana mencari jawaban darinya.

Farzan mengangguk meski ia terlihat sedikit ragu, Farzana tersenyum senang dan langsung menggendongnya turun dari mobil.

"Lihat putra bos itu ikut turun, ayo kita turun juga," ajak Reno.

"Hah, Farzan turun?" Tanya Arsenio terkejut.

"Iya bos itu gandengan erat sama Farza," jawab Reno.

Keduanya pun turun dari mobil dan terdengar sorak sapaan anak-anak panti menyambut kedatangan mereka. Reno menurunkan semua barang yang di beli Arsenio dan beberapa dari mereka membantunya.

Mereka semua masuk ke dalam rumah panti dan Farzana memperkenalkan ketiga pria beda generasi itu pada keluarga panti.

"Kak Farza kita jadi gak main gelembungnya?" Tanya anak perempuan berkuncir dua.

"Jadi dong, ayo kita ke taman belakang," ajak Farzana membuat anak-anak panti bersorak gembira.

Mereka pun menuju taman belakang dan Farzan tak ingin lepas menggenggam tangan Farzana. Sedangkan Arsenio dan Reno masih berbincang dengan ibu pemilik panti.

Farzana mendudukkan Farzan di karpet yang tergelar di taman dan meminta anak panti duduk melingkar.

"Farzan tunggu sini ya sama teman-teman baru, tante Farza mau buat bahan gelembungnya dulu," pinta Farzana.

NETRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang