Seminggu setelah menyatakan perasaan pada Farzana, Davi membuktikan keseriusannya dengan datang menemui ibu Farzana. Rasa gugup mulai menjalar keseluruh tubuh, sebab saat ini ia duduk berhadapan dengan ibu Farzana.
"Terima kasih ya untuk dasternya," ucap ibu Farzana membuka obrolan lebih dulu sebab ia bisa melihat kegugupan pria muda dihadapannya itu.
"Sama-sama tan, semoga tante berkenan," balas Davi dan dibalas dengan seulas senyuman ibu Farzana.
Tak lama Farzana datang membawa nampan berisi es teh dan meletakkannya di meja, lalu ia duduk di kursi sebelah ibunya.
"Jadi kamu ingin membicarakan hal apa dengan saya dan Farza?"tanya ibu Farzana membuat rasa gugupnya semakin naik.
Davi mengatur napasnya agar segera menetralkan rasa gugupnya.
"Kedatangan saya kesini, saya ingin memiliki hubungan serius dengan Farza dan saya harap tante merestui niat baik saya," ujar Davi berhasil mengatakan niatnya tanpa terbata.
Sedangkan ibu Farzana menoleh ke arah putrinya yang ternyata ia juga menoleh ke arahnya dan mereka saling menatap sebentar, lalu beralih melihat ke arah Davi lagi.
"Apa orang tua kamu sudah tau mengenai hal ini?"
"Belum tan. Rencana saya setelah dapat restu dari tante, saya akan memperkenalkan Farza kepada kedua orang tua saya tan."
Ibu Farzana bisa melihat kesungguhan pria itu, di sisi lain ia senang putrinya perlahan membuka hati untuk pria lain. Namun latar belakang keluarganya membuat ia harus memikirkannya kembali, bagaimanapun ia tidak ingin kejadian seperti sebelumnya terulang kembali bahkan ia takut nantinya menjadi permasalahan untuk kedepannya.
"Bagaimana tan, apa tante merestui kami?" Tanya Davi membuyarkan pikiran ibu Farzana.
"Saya akan merestui, jika orang tua kamu merestui niat baik kamu itu."
Seketika senyuman mengembang menghiasi wajah Davi mendengar jawaban ibu Farzana yang artinya ia mendapatkan lampu hijau darinya.
"Alhamdulilah, terima kasih tante. Saya yakin orang tua saya akan langsung jatuh hati saat saya memperkenalkan Farza nanti dan saya akan pastikan mereka juga merestui kami," ujar Davi dengan penuh percaya diri.
Davi beralih menatap Farzana yang merunduk dengan seulas senyum tipis, sejak awal wanita itu hanya mengamati tanpa bicara sepatah kata pun.
🥀🥀🥀
Terlihat Farzan yang baru saja pulang sekolah bergegas masuk ke dalam mobil, namun suara seseorang menghentikannya.
"Papa?"
Arsenio menghampiri putranya yang bersama dengan Angela dan keponakan wanita itu.
"Apa kamu gak bisa menunggu sebentar dulu, hmm?" Arsenio mengelus kepala putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETRA (END)
Short Story🗣📢 ⚠️HATI-HATI CANDU KE-5 KALINYA ⚠️ Kecelakaan yang di alami Arsenio Fathurrahman membuatnya kehilangan sang istri sekaligus penglihatannya juga. Begitu pun sang putra mengalami trauma yang membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain, bahka...