🥀28🥀

11.8K 896 29
                                    

Mobil ambulance berhenti di depan rumah sakit dan beberapa staff rumah sakit segera membantu untuk memindahkan pria yang terluka parah di bagian perutnya ke atas brankar dorong, lalu membawanya ke ruang operasi dan pria yang terlihat seumuran mend...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil ambulance berhenti di depan rumah sakit dan beberapa staff rumah sakit segera membantu untuk memindahkan pria yang terluka parah di bagian perutnya ke atas brankar dorong, lalu membawanya ke ruang operasi dan pria yang terlihat seumuran mendampinginya.

Tak lama dokter wanita berjilbab putih datang menghampiri pria itu sebagai pasiennya. Seketika mata keduanya membulat saat melihat satu sama lain.

"Lo?"

"Mas Davi?Ya, allah mas." Dokter wanita berjilbab putih tak lain ialah Kanaya yang terkejut melihat kondisinya yang terluka parah.

"Ayo segera bawa masuk," titah Kanaya pada perawat wanita dan perawat aki-laki yang sedang menahan perut Davi agar tidak banyak mengeluarkan darah.

Ketika mereka ingin mendorong  brankar ke dalam ruangan, Davi menahan mereka.

"Tunggu," pinta sambil menahan sakit.

"Ada apa mas Davi?"

Bukan menjawab pertanyaan Kanaya, pria yang masih memakai seragam lengkap itu merogoh tas pinggang untuk mengambil sesuatu.

"Lo mau kabarin siapa sih Dav?" Sepupunya Bram, tercengang saat pria itu mengambil ponsel dan terlihat sedang mencari kontak seseorang untuk di teleponnya.

"Luka lo itu harus segera ditangani Dav, sini biar gue yang telepon." Bram berusaha merebut ponsel sepupunya itu, namun dengan cekatan Davi menjauhkan ponselnya dari jangkauan Bram.

"Mas Da..." baru saja Kanaya ingin membantu membujuk Davi, tak lama terdengar suara wanita dari ponselnya.

"Assalamu'alaikum, maaf mas Davi ada apa?"

Seketika Davi langsung mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Wa'alaikum salam, a-aku mau ka-kabarin kalau a-aku ter-luka parah Za," ucap Davi terbata karena menahan rasa sakit dan membuatnya sedikit susah untuk mengatur napas.

Seketika keempatnya tercengang melihat tingkah pasien yang terluka parah sempat-sempatnya mengabarkan seseorang yang tak lain ialah Farzana.

"Terluka parah?" Farzana terdengar sangat khawatir membuat Davi tersenyum tipis mendengar kekhawatiran wanita itu.

"Dih, drama banget," sahut seseorang dari seberang ponsel dan terdengar seperti suara pria.

"Drama?" Davi mendengus kesal tidak terima dengan ucapan yang sepertinya berada di dekat Farzana.

"I-itu si-siapa Za?" Tanya Davi penasaran.

"Ah, maafkan ucapan mas Ezra ya mas." Farzana mewakili permintaan maaf pria itu.

Detik berikutnya Davi langsung mengubah panggilan Video untuk membuktikan kalau dirinya benar terluka kepada si pria yang menduganya sedang drama.

"Please Za gan-ti ke VC," pinta Davi sebab ia tau Farzana paling anti video call dengan lawan jenisnya.

NETRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang