Terlihat kerumunan para warga di depan rumah Farzana sambil melontarkan perkataan yang tidak menyenangkan ibunya Farzana. Ia berteriak untuk mereka berhenti, namun para warga mengabaikannya terlebih ibu-ibu semakin melontarkan kalimat pedas dan menusuk hatinya.
Farzana yang baru saja sampai dan kelopak matanya melebar saat melihat warga mengerumuni rumahnya sambil mengumpati ibunya. Ia langsung turun dari mobil Davi, begitupun polisi muda itu juga ikut turun. Farzana segera berlari menerobos kerumunan para warga dan langsung memeluk ibunya yang terisak.
"Ibu gak apa-apakan?"tanya Farzana mengenai kondisi ibunya.
Ibunya tidak menjawab, ia semakin terisak dalam pelukannya. Farzana perlahan melepas pelukannya dan mengisyaratkan Diva pegawai tokonya untuk membawa ibunya ke dalam rumah, sedangkan wanita itu menatap semua warga yang berada di hadapannya sekarang.
"Apa maksud bapak ibu mengusir kami?ini rumah kami, kalian tidak berhak mengusir kami dari sini," tanya Farzana dengan baik-baik berusaha mengendalikan emosinya, sebab ia tidak ingin memperkeruh situasi.
"Selama ini, dikampung ini gak ada yang melakukan kejahatan fatal seperti yang dilakukan bapakmu itu Farza," ujar ibu-ibu berbadan gempal dengan bibir merah merona.
"Kejahatan fatal?" ucap Farzana menatap tajam ibu-ibu tersebut.
"Bapak kamu seorang pembunuh, jadi kalian harus segera pergi dari sini," timpal pria setengah baya.
Mendengar perkataan pria itu membuat emosi Farzana mulai terbakar. Ia perlahan berjalan mendekati pria itu dan menatapnya penuh amarah.
"Pembunuh?bapak saya bukan pembunuh, kejadian itu adalah sebuah kecelakaan," ujar Farzana dengan lantang menatap semua warga bergantian.
Davi ingin segera meredamkan situasi saat ini, namun saat ingin melangkah. Ia melihat Farzana berjalan ke arah pak RT yang sejak awal sudah melarang warganya untuk mengusir keluarga Farzana namun tak berhasil. Ia pun mengurungkan niatnya dan memberi ruang Farzana dalam membela hak keluarganya.
"Pak RT kemarin menyaksikan saat sidangkan?bapak saya bukan seorang pembunuh, pak RT dengarkan bapak saya hanya berniat menolong temannya tanpa tau kondisi mobil temannya saat itu," jelas Farzana dan pak RT mengangguk mengiyakan.
"Saya tanya sama kalian, terutama tetangga terdekat. Apa selama keluarga saya tinggal disini pernah melakukan hal yang sangat buruk pada kalian?"tanya Farzana dengan air mata yang tak terbendung lagi dan membuat warga terdiam karena nyatanya keluarga Farzana tidak pernah melakukan keburukan pada mereka, malah lebih sering membantu para tetangga saat ada membutuhkan sesuatu.
Davi yang melihatnya bisa merasakan sebesar apa luka yang di rasakan Farzana sejak kejadian itu, seketika rasa bersalah kembali menyelimuti dirinya.
"Kalau saja bapak saya tau kalau menolong temannya akan seperti ini, mungkin tidak akan..." perkataan Farzana dipotong oleh wanita berjilban panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETRA (END)
Short Story🗣📢 ⚠️HATI-HATI CANDU KE-5 KALINYA ⚠️ Kecelakaan yang di alami Arsenio Fathurrahman membuatnya kehilangan sang istri sekaligus penglihatannya juga. Begitu pun sang putra mengalami trauma yang membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain, bahka...