IP-09

1.1K 52 5
                                    

Setelah pergi dari rumah, dan turun dari angkutan umum. Rania pun mendesah pelan, perasaannya begitu kacau setelah mendengar hal itu. Bukannya Rania tidak ingin tinggal bersama dengan ibunya, bahkan Rania juga menginginkan jika keluarganya kembali berkumpul. Rania ingin tinggal bersama dengan ibu, ayah dan juga adiknya. Apakah itu bisa? Tentu saja tidak bisa!!

Grace tidak mungkin mau tinggal bersama dengan Rania dan juga Adhitama. Apalagi kondisi ayahnya saat ini yang sakit-sakitan, dan hanya Rania yang menjadi tulang punggung keluarganya. Ibunya tidak mau tinggal di rumah petak, yang menurutnya hampir mirip dengan gudang. Ibunya juga tidak mau hidup susah serba kekurangan. Itu sebabnya sisa harta yang ada, Grace pun kembali menikah dengan David. Jika dihitung pria tua itu juga termasuk ayah tirinya, jika dia mau mengakui Rania sebagai anak tiri. Tapi tidak masalah jika tidak ingin, toh, dia juga tidak begitu berharap dianggap anak boleh David. Dia sudah memiliki Adhitama, ayah kandung yang memiliki segalanya bagi Rania.

Ponsel wanita itu bergetar menandakan ada panggilan masuk dari Abrisam. Buru-buru  Rania pun menerima panggilan itu, dan bertanya ada apa?

Abrisam meminta Rania untuk menemuinya untuk yang terakhir kalinya. Besok mereka akan menikah, dan yang pasti Abrisam ingin menghabiskan satu hari ini bersama dengan Rania. Pria itu juga meminta Rania untuk tidak mengatakan  apapun pada Selena, ibunya. Atau ibunya akan marah ketika tahu Abrisam menemui Rania, dan menganggap jika pria itu sudah tidak sabar untuk menikah dengan Rania.

Padahal pertemuan ini, adalah pertemuan yang nantinya akan membuat Abrisam berpikir banyak. Ketika sambungan telepon itu mati, Abrisam berpikir jika kemarin dia bertemu dengan wanita itu. Dia masih memanggil Abrisam dengan sebutan nama. Sedangkan di telepon kali ini, yang ada Abrisam malah mendengar kata Mas. Sebenarnya wanita itu ada berapa dan kenapa ke pribadinya begitu berbeda?

Tidak mau membuang waktu, dan karena Rania meminta Abrisam untuk datang ke taman kota. Wanita itu pun langsung berlari kecil ke arah taman. Untung saja angkutan umum yang dinaiki tadi, berhenti dekat di samping taman kota ini. Jadi dia tidak perlu repot-repot berjalan jauh hanya untuk menunggu Abrisam.

Duduk di dekat pancuran air, Rania malah tersenyum  padahal dia tahu mood nya burik ketika melihat ibunya. Tapi hanya karena mendengar kata Abrisam ingin bertemu dengannya, yang ada malah membuat perasaan Rania kembali membaik. Ada apa ini, kenapa dia seperti ini. Merasakan sesuatu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.

Menatap arloji di tangannya, Rania pun menatap satu buah mobil mewah terparkir di seberang jalan. Rania tahu itu adalah mobil Abrisam, apalagi Bagas yang langsung turun lebih dulu mengitari mobil itu. Rania pun berlari, dia punya mendekati mobil itu sebelum Abrisam dan Bagas menyeberang.

"Hai … " sapanya.

Abrisam tersentak, dia pun mundur dengan memegangi tangan Bagas. "Rana?" tanyanya memastikan.

"Iya ini aku."

Abrisam tersenyum, dia pun melepas tangan Bagas dan meminta tongkat yang biasa dia pakai. Rana pun tersenyum melihat hal itu. Lalu mendekati Bagas dan mulai berbisik, lebih tepatnya bernegosiasi dengan pria itu agar memberikan sedikit waktu untuk Rania dan juga Abrisam.

Bagas yang tak mau ambil pusing pun mengangguk. Dia akan menjemput Abrisam di taman ini lagi, tidak akan ada tempat lainnya atau Bagas akan mencari Rana ke seluruh kota jika wanita itu bermain berbuat jahat pada Abrisam.

"Nggak akan. Aku nggak akan jahat sama dia. Palingan cuma buang dia ke sungai." kekeh Rania.

Abrisam tertawa kecil dengan lelucon itu. Pria itu juga meminta Bagas untuk segera pulang lebih dulu, atau menyelesaikan masalahnya dengan kekasihnya yang tak kunjung selesai.

Istri Pengganti ( TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang