IP-23

836 26 1
                                    

"Jadi … apa ada pertanyaan aneh, setelah kamu ketemu keluarga kamu?" tanya Abrisam.

Rania berpikir sebentar. Doa pun menaruh dompet abu-abu miliknya di atas meja. Lalu menatap Abrisam dengan mata memicing. "Kamu … ngikutin aku ya?" tuduh Rania.

"Aku habis dari kantor. Mana mungkin aku ngikutin kamu." kekeh Abrisam.

"Tapi kok tahu kalau aku mendapat pertanyaan aneh dari ayahku?"

Dan kali ini giliran Abrisam yang berpikir keras. Ayah? Bahkan selama ini Abrisam mendengar jika istrinya ini memanggil papa bukan ayah?

Menyadari ekspresi Abrisam, Rania pun tersenyum. Dia langsung menjelaskan jika ayah yang dia maksud adalah ayah kandungnya. Ibu dan ayahnya berpisah sejak lama, dan dia tinggal bersama dengan ibunya. Setelah berpisah ibunya menikah kembali, tapi tidak dengan ayahnya yang masih sendiri sampai saat ini. Ayahnya pergi meninggalkan rumah mewah mereka dan hidup sederhana, ayahnya juga sempat sakit jantung beberapa bulan yang lalu. Tapi untungnya ayahnya mendapatkan pertolongan cepat, hingga nyawanya bisa diselamatkan. Rania juga sudah lama tidak mengunjungi ayahnya. Dan ketika dia memiliki kesempatan, dia ingin melihat kondisi ayahnya. Itu sebabnya Rania pergi agak lama hari ini, sampai tidak tahu jika Abrisam sudah pulang ke rumah.

Rania juga meminta maaf pada Abrisam, karena uang uang dia minta kemarin dia belikan buah untuk ayahnya. Dia tidak enak jika harus pergi ke rumah ayahnya tanpa membawa apapun. Lagian, dia sudah menikah tinggal bersama dengan ayahnya. Setidaknya jika bertamu di rumahnya sendiri, tangannya tak boleh kosong.

Abrisam tak mempermasalahkan hal itu. Hanya membeli buah tidak akan membuat dia bangkrut. Dia tidak tahu jika ibu Rania sempat menikah dua kali. Dan dia masih berpikir David yang saat ini menyandang status suami Grace adalah ayah Rania sejak dulu.

"Tadi ayah sempat mau nyiapin aku makan malam. Tapi karena aku kepikiran kamu, jadinya aku pulang." jelas Rania 

"Bagaimana kalau kita makan malam bersama dengan ayahmu? Sepertinya aku harus mengenal ayahmu juga." ucap Abrisam.

"Mas serius!!"

Lebih dari serius. Dia ingin tahu dan mengenal ayah Rania. selama ini Abrisam hanya tahu inti dari kelurahan itu saja. Dia tidak tahu seluk beluk keluarga Rania  jadi tidak ada salahnya jika hari ini dia ingin bertemu dengan ayah Rania. Itu pun jika Rania tidak keberatan.

"Aku telepon ayah dulu ya, Mas. Kalau kita mau kesana." ucap Rania dan mendapat anggukan dari Abrisam.

Mendapatkan persetujuan dari Adhitama, akhirnya Rania pun memutuskan  kembali ke rumah Adhitama bersama dengan Abrisam. Kali ini mereka berpakaian santai, tidak seformal Abrisam yang baru saja pulang dari kantor. Ini hanya makan malam saja, dan katanya Adhitama sudah menyiapkan semuanya sejak tadi siang.

Masalah pertanyaan aneh. Rania sudah menceritakan pada Abrisam jika ayahnya ini ingin segera menjadi kakek. Tapi disini Rania tidak kau terburu-buru, Abrisam ingin menyentuhnya jika dia sudah bisa melihat. Jadi selama itu juga Rania akan menunggu Abrisam sampai siap untuk menyentuhnya.

"Rania … pulang sama siapa nih " teriak Gaby.

Mata Rania mendelik sempurna. Dia pun meminta Gaby untuk diam, dan tidak memanggil dirinya dengan nama Rania.

"Apaan sih, Ran!!" cetus Gaby.

Rania menarik tangan Gaby dan menjauh dari Abrisam. "Jangan panggil Rania. Panggil Rana."

"Lah kenapa? Nama kamu itu udah bagus tau, Rania."

"Aku tau. Tapi panggil aku Rana." jawab Rania cepat dan berbisik.

Istri Pengganti ( TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang