IP-22

862 29 2
                                    

Hari ini Rania memutuskan untuk pergi ke rumah Adhitama. Dia begitu merindukan ayahnya setelah menikah dengan Abrisam. Sejujurnya, dia sudah menjadwalkan minggu lalu untuk pulang ke rumah. Tapi karena kesalahan ibu mertuanya, membuat Rania tak bisa pulang ke rumah ayahnya. Sebelum pergi ke rumah ayahnya, Rania sempat mampir sejenak di kantor Rana. Dia menatap ada banyak karyawan menunduk ketakutan ketika melihat Rania datang. Belum lagi dia juga bertemu dengan Grace ibunya yang terlihat sangat sombong di hadapannya. Untung saja Rania mengingat ucapan Rana waktu itu, angkat kepala dan menatap tajam ke arah orang tanpa ada senyuman. Itulah yang Rana katakan, sehingga apa yang Rania lakukan sesuai perintah Rana. Tapi masalahnya … Grace datang dengan membawa banyak file yang harus di tanda tangani, sedangkan Rania sama sekali tidak tahu bagaimana bentuk tanda tangan Rania. 

"Aku hanya menyampaikan hal itu. Dan aku juga bilang kalau file bisa dikirim via email." jelas Rania. 

Rana di seberang sana mengangguk kecil sambil membenarkan beberapa helai rambutnya. "Oke. Thanks. Jaga dirimu baik-baik." 

Rania mengangguk dia pun segera menutup sambungan telepon itu dan menatap Adhitama yang terlihat kurusan. Rania meminta Adhitama untuk makan tempat waktu, minum obatnya dan juga menjaga kesehatannya. saat ini, Adhitama tidak perlu khawatir tentang ekonomi pria tua itu. Rania akan memberikan sedikit uang miliknya untuk Adhitama. Lagian, dia memiliki tabungan lebih untuk ayahnya. Dan jika ayahnya mau, Rania akan mengambilkan uang tabungannya dan dia berikan pada Adhitama. 

"Tapi kan Nak, kebutuhanmu jauh lebih banyak. Simpan saja uangmu." ucap Adhitama lembut. 

Rania menggeleng. "Ayah tenang aja. Abri udah siapin semua yang aku mau di rumah itu. Bahkan aku nggak pernah ngeluarin uang sepeserpun buat beli apapun. Abri marah-marah kalau aku pakai uangku sendiri buat belanja."

"Apa dia memperlakukanmu dengan baik disana?" 

Rania mengangguk, sangat baik. Bahkan sangking baiknya, Rania tidak bisa menceritakan bagaimana baiknya Abrisam pada Rania. Memperlakukan dirinya layaknya RATU di rumah, tapi sayangnya … Rania itu termasuk wanita bandel yang masih pakem dengan aturan kuno. Jika wanita yang sudah menikah hidupnya akan selalu di dapur. Meskipun Abrisam melarangnya, tapi tetap saja Rania selalu memaksakan makanan untuk Abrisam.

Adhitama menatap putrinya yang terus tertawa menceritakan kepribadian Abrisam di hadapannya. Ada banyak hal yang mereka lakukan dengan tertawa. Bercerita  hingga permainan hanya memenangkan boneka teddy bear. Disini Adhitama menangkap, jika putrinya sedang jatuh cinta. Dia tidak pernah melihat istrinya sebahagia ini jika menceritakan lawan jenisnya. Dulu, Bayu yang mendekatinya saja dia tolak karena Rania tak mau memberikan harapan apapun pada Bayu. Dan tentunya, Rania selalu menceritakan apapun pada Adhitama. Kecuali Aldrich, yang tiba-tiba saja datang mencari Rania. Waktu itu, Adhitama memang terkejut ketika bos Rania datang ke rumah, dan meminta Rania untuk menikah dengan Aldrich. Istri Aldrich tak bisa memiliki anak dan memanfaatkan Rania sebagai penggantinya. Untung saja Rania waktu itu sudah menikah dengan Abrisam, jika tidak … apa mungkin putrinya ini akan menerima tawaran Aldrich? 

"Apa kamu mencintainya?" tanya Adhitama tiba-tiba.

Rania mengagumkan bibirnya, dia bahkan sempat menggigit bibir bawahnya setelah mendengar pertanyaan itu. Kepalanya menunduk, tangannya memilin ujung bajunya. Dadanya kembali bergemuruh, jantungnya kembali berdetak kencang. Ini hanya pertanyaan singkat, tapi kenapa Rania tak mampu menjawabnya? 

"Rania … " panggil Adhimata ketika tidak mendapat jawaban apapun dari putrinya. 

Rania mendongak sambil menggaruk tengkuk lehernya. Dia pun memalingkan wajahnya agar Adhimata tak melihat semburan warna merah di kedua pipi Rania hingga ke telinga. 

Istri Pengganti ( TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang