IP-37

2.3K 42 5
                                    

Sesuai janji Rania, wanita itu membawa Abrisam ke suatu tempat, seperti yang dia katakan. Kali ini, Rania membawa Abrisam ke tempat wisata, seperti kebun binatang tapi memiliki banyak wahana. Bahkan di depan tempat ini saja Rania bisa melihat gapura dengan gambar kepala banteng.

"Wah Mas masih sepi." kata Rania.

"Belum buka mungkin."

Rania menunduk menatap arloji yang melingkar di tangannya, dan mencocokkan pada tiket yang dia bawa. Disini, tertulis jika tempat ini buka jam sepuluh pagi, dan katanya hari ini adalah opening tempat wisata ini.

"Kita masuk dulu aja Mas, sambil nunggu di dalam." kata Rania.

Abrisam hanya menurut saja, dia menggandeng tangan Rania sebagai alat berjalannya. Bahkan Abrusma bisa merasakan tangannya yang bergoyang kesana kemari, seiring lompatan yang Rania lakukan. Wanita itu seolah berjalan diatas trotoar yang ada, sesekali bersenandung kecil.

Masuk ke lingkup tempat wisata ini, Rania benar-benar tidak melihat satu orang pun ditempat ini. Jangankan pengunjung, petugas yang menjaga saja Rania tidak melihatnya. Wanita itu tetap masuk menatap satu persatu jalan yang banyak dan juga kereta kelinci. Hingga akhirnya dia melihat satu penguin yang ada di dalam kotak, sambil menyelam.

"Wow Mas ada penguin." kata Rania heboh.

Abrisam mengangguk sebagai respon, mau bagaimanapun Abrisam juga tidak akan pernah bisa melihat. Dia tidak tahu apa yang ada di depannya, apa yang dia pijak dan apa yang dia pakai selama ini. Selain warna hitam, gelap tanpa cahaya.

Cukup lama Rania menikmati penguin yang berenang. Wanita itu kembali menarik tangan Abrisam untuk masuk ke pintu loket. Barulah, muncul satu orang yang berbaju navy keluar dari lorong loket.

"Hei kalian mau ngapain?" ucap orang itu.

"Kita mau masuk Pak. Ini udah beli tiketnya, tapi kok masih sepi? Bukannya hari ini pembukaannya ya Pak?" kata Rania.

Orang itu menggeleng, dia pun meminta Rania dan juga Abrisam untuk kembali pulang. Tempat ini tak jadi dibuka, karena masih ada beberapa wahana yang belum jadi dan bisa digunakan. Orang itu juga meminta Rania untuk kembali minggu depan atau bulan depan untuk menikmati wahana yang ada.

Rania hanya diam saja, menatap punggung orang itu pergi. Abrisam juga sudah membalik badannya, hendaklah ingin mengajak Rania pergi. Tapi bukan Rania namanya jika dia tidak bisa masuk ke tempat ini dan melihat apa yang terjadi. Kembali menarik tangan Abrisam, Rania lebih dulu melompati pagar besi yang hanya sebatas paha. Lalu, dia juga membantu Abrisam untuk melompat juga agar bisa masuk.

"Ran kalau ketahuan orang bisa bahaya loh. Kita pulang aja." ucap Abrisam.

"Duh, nggak deh Mas. Kita harus masuk dulu, kita lihat dulu di dalam ada apa."

Abrisam menghela nafasnya berat, untung saja dia berhasil masuk ke tempat iki bersama dengan Rania. Jika tadi dia masih sempat berjalan pelan, kali ini jika tidak jalan cepat Rania juga mengajak Abrisam untuk berlari. Sudah dipastikan jika tempat berlari mereka aman, tidak ada tangga atau barang apapun yang menghalangi jalan Abrisam.

"Luas banget Mas. Ada banyak hewan di dalam tabung." kata Rania memberitahu Abrisam.

"Hewan apa aja? Ada macam, singa? Atau apa nih Ran? Takutnya mereka nanti bisa keluar dari tabung."

Seketika itu juga Rania tertawa kencang. Mana mungkin sih hewan itu keluar dari tabung, kaca itu cukup tebal dan di depan mereka juga ada banyak makanan. Jadi, secara tidak langsung tempat ini masih memiliki keamanan walaupun tidak ada orang sama sekali.

Karena terlalu kencang tertawa, cahaya senter masuk ke ruangan ini bersamaan dengan suara teriakan orang tadi. Tentu saja hal itu langsung membuat Rania menarik Abrisam kasar, dan mendorong tubuh Abrisam di sebuah pilar besar di tengah ruangan ini. Tak lupa juta membungkam mulut Abrisam untuk tidak bersuara. Jangankan suara, mereka juga sampai menahan nafas agar orang itu tidak mendengar suara atau nafas Rania maupun Abrisam.

Istri Pengganti ( TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang