IP-29

909 24 2
                                    

Rania menggigit banyak sofa ketika tahu film apa yang dia lihat. Ini bukan film horor atau film tentang mafia, tapi film yang dimana ada banyak adegan ranjang di setiap saat. Bahkan sejak setengah jam diputarnya film ini, sudah tiga kali Rania melihat adegan ranjang yang panas dan bergairah. Sesekali melirik ke arah Abrisam, pria itu lebih sibuk makan popcorn dan tersenyum miring. Mendadak adanya berpikir jika semua ini adalah kesengajaan Abrisam.

Dibayangkan saja, melihat film ini yang ada Rania malah teringat ketika dia memandikan Abrisam. Tidak!! Tapi menemani Abrisam mandi, sedangkan dirinya menunggu di depan pintu kaca yang terbuka. Tau kan, walaupun dia mengenakan celana pendek. Tapi kan punggung Abrisam yang dilihat begitu comfortable untuk dipeluk terpampang jelas di mata Rania. Dia bahkan sampai meninggalkan Abrisam dengan alasan mengambil handuk untuk Abrisam. Padahal yang terjadi, Rania merasa dirinya panas dingin hingga menghabiskan air putih satu botol besar. Pendingin ruangan yang menyala tidak mampu mengurangi rasa panas yang Rania rasakan.

Hingga suara Abrisam pun terdengar nyaring memanggilnya dirinya. Disinilah keringat dingin Rania muncul, dia yang melilit handuk di pinggang Abrisam, dengan jarak yang begitu dekat. Dada bidang yang menggoda Rania ingin menyentuhnya. Belum lagi ada enam kotak di perut Abrisam yang tercetak jelas di mata Rania. Tangan Rania bahkan sampai gemetar, matanya tertutup sempurna ketika tangannya melingkar di pinggang Abrisam. belum lagi detak jantungnya yang menunjukkan reaksi berlebihan, dimana detak jantung itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Aroma sabun yang memabukkan menyerukan begitu saja di indera pencouman Rania, padahal dia sudah menahan nafasnya ketika melihat tubuh Abrisam.

Dan sekarang …

Dengan menjengkelkan nya, Abrisam malah mengajak Rania menonton film dewasa. Dimana suara desahan yang begitu menggoda Rania ingin menutup telinga, padahal volume televisi ini juga sudah dikecilkan. Rania hanya takut beberapa orang yang lewat depan kamarnya, atau samping kamarnya mendengar suara ini dan membuat mereka berpikir negatif. Sedangkan mereka hanya menonton film saja, bukan melakukan hal lain.

Memasukkan popcorn di dalam mulutnya, Rania terkejut ketika merasakan tangan Abrisam yang mendadak di balik punggungnya. Pria itu mengusap punggung Rania dengan berirama, membuat wanita itu menoleh dan merubah posisi duduknya.

Bukannya berhenti, Abrisam malah menarik tangan Rania untuk lebih dekat darinya. "Ngapain duduknya jauhkan? Kita nggak lagi LDR.an kan?"

Ya memang tidak lagi LDR.an tapi kan Rania juga terkejut mendapat perilaku ini dari Abrisam. Bahkan sejak menikah dan tinggal di rumah pun, Abrisam tidak pernah melakukan hal ini pada Rania. Tapi kenapa di sini sikapnya berbeda? Apa mungkin Abrisam akan menyentuhnya disini? Eh … harus cari cara buat menggagalkan hal ini!!

Mencoba duduk di samping Abrisam kembali, pria itu kembali melingkarkan tangannya di pinggang Rania. Tentu saja hal itu membuat jantung Rania kembali tak sehat. Dia gugup, tangannya kembali bergetar, dan keningnya mengeluarkan keringat yang sangat ketara.

"Mas ini ac nya mati ya? Kok gerah banget." kata Rania spontah.

Abrisam mengerutkan keningnya. "Nggak. Ini nyala kok, dingin malahan. Kamu kenapa tiba-tiba panas?"

Rania gelagapan, salah sasaran jika bertanya pada Abrisam. Harusnya dia tak bertanya seperti ini pada Abrisam. Sebelum menonton, Rania juga merasa jika pendingin ruangan ini masih berfungsi dengan baik. Tapi karena sikap Abrisam saja yang membuat suasana di tempat ini mencengkram, bukan karena tidak asusila tapi lebih ke ….

"Nggak Mas. Aku pikir tadi mati, ternyata aku gak kena."

Dan jawaban konyol itu membuat Abrisam menggeser duduknya, tak lupa juga dia menarik tangan Rania untuk lebih dekat dengannya dan juga pendingin ruangan.

Istri Pengganti ( TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang