IP-30

1.1K 26 5
                                    

Malam itu … Rania menelan salivanya begitu kasar. Suara Abrisam serak tertahan, nyaris seperti desahan suara film yang dia lihat. Tubuh Rania kaki, ketika tangan kiri Abrisam masuk ke dalam baju yang dia kenakan. Baju dengan ukuran oversize yang di padukan dengan celana pendek hitam miliknya. Rambut yang awalnya dia kuncir dan jadi berantakan karena posisi duduk mereka yang membuat Rania parno.

Belum lagi, ketika Rania belum mengatakan iya atau tidak. Abrisam lebih dulu memulai permainannya dengan menggigit baju Rania, itu bukan sebuah tanda kepemilikan tapi memang gigitan gigi Abrisam yang membuat Rania menggigit bibir bawahnya. Dia hanya takut bersuara, jika dia mengeluarkan suara, Rania takut tetangga sebelah akan mendengarkannya. Lampu kuning yang menerangi mereka menjadi saksi bisu jika Rania sudah mulai berani menyentuh dada bidang Abrisam.

Kedua tangan Abrisam menyentuh baju Rania dan membantunya melepaskannya. Rania sempat menyilangkan kedua tangannya di dada malu. Kedua pipinya susah menerapkan layaknya tomat sampai telinga. Dia sudah setengah naked tapi Abrisam masih menggunakan baju lengkap. Tentu saja itu tidak adil untuk Rania, jika tadi dia sempat menyentuh dada bidang milik Abrisam terhalang baju yang digunakan. Dengan lancang Rania malah membantu Abrisam membuka bajunya dan membuatnya asal. Dia tidak peduli jika petugas kebersihan kamar ini menemukan baju mereka berceceran dimana-mana. Ingat!! Mereka ini pengantin baru, jadi wajar dong gas poll!!

Tidak hanya di situ Abrisam juga menerangkan tangan Rania untuk meraba seluruh tubuhnya. Tentu saja hal itu Rania lakukan, dengan gigitan di bawah bibirnya. Namun hal itu tak membuatnya lama. Saat Abrisam langsung menarik tengkuk leher Rania dan mulai menikmati bibir tipis milik wanita itu dengan lembut. Mengajarinya melumat, hingga memainkan lidah. Bahkan dengan brengseknya, Abrisam juga meninggalkan beberapa tanda merah di dada dan juga leher Rania yang sangat ketara. sampai akhirnya …

"Kalau kamu mikir setelah ini aku akan gendong kamu sampai ranjang kamu salah. Kamu tau kan kalau aku–"

"Aku bisa sendiri!!" sahut Rania kesal dan cepat.

Dia mengambil baju miliknya dan juga milik Abrisam, membawanya ke lantai bawah. Bersembunyi di balik selimut putih tebal sab mencoba untuk tidur. Tapi nyatanya hal itu juga tak mampu membuat Rania tertidur pulas. Apalagi ketika Abrisam mulai membaringkan badannya di samping tubuhnya. Rania sempat menatapnya sejenak, dan kembali memunggungi Abrisam. Entah kenapa hal tadi mampu membuat Rania kesuksesan.

Baru juga dimulai sudah di finish sama yang punya acara!!

Abrisam sendiri juga merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan. Tidak seharusnya dia melakukan hal ini dengan Rania, ini sudah saatnya. Ini juga keinginannya, dia sudah mendapatkan izin. Lalu apalagi yang harus dia tunggu? Rania juga sudah menyerahkan tubuhnya sepenuhnya pada Abrisam. Rania juga sudah bisa menerima Abrisam. Rania juga sudah …

"Rana kamu marah sama aku?" tanya Abrisam.

Rania tak menjawab. Dia tidak marah tapi merasa kesal saja dengan sikap Abrisam. Mencoba mengabaikan Abrisam  berpura-pura menutup matanya, Rania mencoba melupakan hal yang sempat dia lakukan tadi pada Abrisam. Mungkin memang bukan saatnya.

Berbeda dengan Abrisam yang kembali beraura dan tidak ada bawahan sama sekali dari Rania. Memutuskan untuk menarik selimutnya dan tidur. Mungkin mereka akan kembali berbicara esok hari setelah hari Rania tenang.

Sedangkan Rania yang tidak mendapat perlakuan  manis dari Abrisam semakin kesal. Dia itu tahu nggak sih kalau Rania sedang marah!! Bukannya dibujuk biar tidak marah, malah ditinggal tidur.

Kesal dengan sikap itu, Rania mencoba untuk bangun membiarkan setelah tubuhnya yang tidak menggunakan apapun terekspos sempurna. Toh, suaminya juga tidak akan melihat berapa ukuran bra yang Rania pakai. Menggigit selimut tebalnya untuk mengurangi rasa kesalnya pada Abrisam. Sesekali Rania mengepalkan tangannya dan menunjukkan udara. Sungguh, baru kali ini Rania menemukan pria macam Abrisam. Atau mungkin karena Rania tidak memiliki akses pertemanan banyak dengan pria makanya dia tidak tahu ada berapa sifat pria yang mendominan.

Istri Pengganti ( TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang