Prolog

778 86 6
                                    

Jarvis masih sibuk di depan laptopnya saat bel rumahnya berbunyi, ya masalahnya dia tinggal sendirian, kalau bukan dia yang membukakan pintu siapa lagi? Jarvis berdecak sebelum akhirnya bangkit berdiri kemudian berjalan menuju pintu rumah. Jarvis memang bukan pendiam, tapi dia lumayan jarang sosialisasi dengan manusia lain, jadi sebenarnya agak aneh kalau ada tamu datang, soalnya memang temannya jarang datang dan juga dia sedang tidak memesan paket apa pun. Jarvis tinggal sendirian, di rumah oma dan opanya yang sudah meninggal lima dan satu tahun yang lalu, tidak ada yang berani tinggal di sana, jadi Jarvis maju untuk memberanikan diri karena memang dia butuh privasi dan rasanya lebih baik jika dia tinggal sendirian.

Jarvis menekan handle pintu kemudian membuka pintu rumahnya. Pintu terbuka dan seorang gadis muda berdiri di depan pintu, sosok itu adalah sosok yang baru Jarvis kenal dua hari lalu. Ayana, adik Jarvis, membawa gadis ini untuk bekerja kelompok bersama.

"Ayana nggak tinggal di sini." Jarvis langsung memberikan keterangan.

"Aku nggak cari Ayana, aku cari Abang!" Sebenarnya butuh sebuah keberanian besar untuk melakukan hal semacam ini pada abang sahabatnya.

"Apa?" Jarvis bertanya heran, mereka bahkan baru kenal.

"Boleh aku tinggal di sini? Aku mohon!"

Jarvis langsung mengerutkan alisnya, apa gadis ini gila? Jarvis cowok normal.

"Jadikan aku apa aja, pembantu atau apa pun!" Gadis di hadapannya masih bersikeras.

"Gu... Gue nggak butuh!" Jarvis malah jadi gugup, ya bagaimana tidak gugup seorang gadis minta tinggal bersamanya.

"Tolong aku..." Gadis ini benar-benar menampilkan ekspresi memelas, tapi Jarvis tetap tidak bisa, kenapa? Mama dan papanya bisa marah besar jika tahu Jarvis menyimpan seorang gadis.

"Gue nggak butuh."

Jarvis jemudian menarik pintu untuk kembali menutupnya, tapi gadis tadi mehana pintu kemudian mendorong hingga pintu terbuka, dia masuk paksa ke dalam rumah Jarvis, sebenarnya Jarvis masih ingin menahan, tapi dia juga berusaha menjaga dirinya untuk tidak menyentuh gadis itu.

Tanpa aba-aba gadis di depannya membuka hoodie yang membungkus tubuhnya, Jarvis terdiam di tempatnya, terpaku. Tapi gadis itu sama sekali tidak menghentikan pergerakannya, dia membuka satu per satu kancing kemeja yang membalut tubuhnya di balik hoodie. Sampai akhirnya hanya tersisa kaus dalam, Jarvis menelan ludahnya dengan susah payah, gadis itu juga membuka kaus dalamnya dan terpampanglah bra abu-abu yang menutupi dada gadis itu.

Tangannya masih bergerak berusaha menjangkau pengait bra, tapi Jarvis menahan gadis itu untuk tidak telanjang di hadapannya.

"Tolong aku," pintanya putus asa.

Jarvis menatap ke seluruh tubuh gadis di hadapannya, di sekitar dada perut dan bahunya terdapat lebam, dia kemudian berbalik dan di punggungnya ada lebih banyak lebam seperti bekas cambukan.

Jarvis menutup mulutnya sendiri, dia mundur beberapa langkah, apa sebenarnya masalah gadis ini?

"Aku mohon, tolong aku..."

***

Cerita baru lagi, tapi enjoy aja ygy

Soalnya aku nggak bisa banget nyimpen ide di kepala, jadi langsung sat set sat set kayak Abang Reyner.

Oke deh jangan lupa dukungannya atas Abang Jarvis! Cintanya mbak Hanna nih! Wkwkwk

Ini tuh gantinya ceritanya Okxy sama Aruni ya, jadi mungkin bakal up senin selasa, kalau misal gabut ya bakal ada tambahan bab di hari lain.

Oke deh, aku nggak akan ninggalin kalian pas lagi sayang sayangnya kok. Dukung terus ya!

Jangan lupa bahagiaaa!

Hidupkan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang