2. Tempat Teraman

262 51 18
                                    

'Karena menemukanmu, seolah aku menemukan cahaya kehidupan.'

Hidupkan Hidupmu

~Thierogiara

***

Tubuhnya bergetar hebat, tangannya berusaha memegang ponsel tapi sangat kesulitan. Seluruh tubuhnya merasakan kesakitan tapi dia sadar bahwa dia tidak boleh merasa sakit, Hanna tidak tahu kapan siksaan ini akan berakhir. Dia juga tidak tahu ke mana dia harus pergi saat di dunia ini dia hanya sebatang kara. Bahkan seluruh kekuatan untuk memeluk dirinya sendiri tidak pernah bisa menenangkannya. Masih tidak tahu sebenarnya bahwa dia harus ke mana, tapi gadis itu memilih untuk memberesi baju-bajunya. Ini tidak benar, dia tidak bisa selalu dilecehkan, dipukuli dan diperlakukan seperti binatang begini, dia harus pergi dan menemukan kehidupan barunya.

Gadis itu lantas menyambar hoodie abu-abunya. Kemudian berjalan keluar dari kamar, dia bisa melihat seseorang yang berbuat seenaknya padanya sedang duduk menenangkan dirinya. Kenapa pula dia berusaha menenangkan dirinya? Sementara yang gila di sini adalah dia.

Hanna tetap berjalan, dia sampai di depan rumah dan beruntung taksi online yang dia pesan sudah sampai, langsung saja Hanna masuk ke dalam taksi dan meminta supir untuk langsung jalan karena si gila yang membuatnya kesakitan itu ternyata mengikuti sampai teras rumah melihat Hanna masuk ke dalam taksi.

Hanna menyandarkan kepalanya ke sandaran jok mobil, sedikit merasa lega saat mobil menjauh dari rumah. Perlahan air matanya meluruh, tapi tentu saja diantara banyak hal di dunia ini Hanna tidak boleh merasa sedih, karena dia tidak punya siapa-siapa dalam hidupnya kecuali dirinya sendiri. Bahkan segala luka yang ada, harus dia sembuhkan sendiri. Setelah menjadi yatim piatu kini malah harus tinggal dengan ayah tiri yang laknat. Hanna hanya selalu merasa bahwa dia harus membunuh pria itu.

"Sesuai aplikasi, Mbak?" Supir taksi akhirnya bertanya.

Hanna terdiam, dia menyetel lokasi tujuannya adalah taman kota. Tapi untuk apa dia ke sana? Ruang terbuka bukan tempat yang aman untuknya. Dia tidak pernah tahu, apakah dia pergi dengan keadaan bebas, atau di belakangnya ada yang mengikuti?

"Emmm, saya mau ke alamat lain, Pak. Nanti saya bayar sesuai tarif yang bapak tentukan, nggak masalah nggak sesuai aplikasi."

Supir taksi tersebut mengangguk. Hanna merasa lega karena ternyata masih ada orang baik, di luar kejamnya kehidupan yang dia hadapi di rumah. Hanna hanya memikirkan satu tujuan, entah kenapa tapi dia merasa kalau dia ke sana, dia akan aman.

"Pak kita ke sini, ya." Hanna kemudian menunjukkan layar ponselnya dan meminta supir taksi merubah haluan.

***
Jarvis masih sibuk di depan laptopnya saat bel rumahnya berbunyi, ya masalahnya dia tinggal sendirian, kalau bukan dia yang membukakan pintu siapa lagi? Jarvis berdecak sebelum akhirnya bangkit berdiri kemudian berjalan menuju pintu rumah. Jarvis memang bukan pendiam, tapi dia lumayan jarang sosialisasi dengan manusia lain, jadi sebenarnya agak aneh kalau ada tamu datang, soalnya memang temannya jarang datang dan juga dia sedang tidak memesan paket apa pun. Jarvis tinggal sendirian, di rumah oma dan opanya yang sudah meninggal lima dan satu tahun yang lalu, tidak ada yang berani tinggal di sana, jadi Jarvis maju untuk memberanikan diri karena memang dia butuh privasi dan rasanya lebih baik jika dia tinggal sendirian.

Jarvis menekan handle pintu kemudian membuka pintu rumahnya. Pintu terbuka dan seorang gadis muda berdiri di depan pintu, sosok itu adalah sosok yang baru Jarvis kenal dua hari lalu. Ayana, adik Jarvis, membawa gadis ini untuk bekerja kelompok bersama.

Hidupkan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang