11. Jangan Khawatir

169 36 5
                                    

'Hal yang paling membuatku hampir gila adalah memastikan kalau kamu baik-baik saja.'

Hidupkan Hidupmu

~Thierogiara

***

Kembali ke tempat di mana seluruh kesakitan itu dia dapatkan seperti bunuh diri untuknya, dia seperti membunuh jiwanya sendiri untuk ini semua, seperti membunuh perasaannya sendiri atas semua yang terjadi di dalam hidupnya. Hanna masuk ke dalam rumahnya, Bagas langsung memintanya untuk mandi dan Hanna melakukannya, hidupnya sudah seperti tidak berarti, sudah tidak berguna, sudah sangat hancur berantakan, luluh lantah. Seperti sudah tidak ada lagi yang bisa dia perjuangkan dalam kehidupan menyedihkan ini, katakanlah dia sampah, maka orang-orang yang jahat padanya juga harus segera menjadi sampah.

Hanna akan menyerahkan dirinya dengan suka rela dengan Bagas dan teman-temannya yang lain, karena selama ini itulah yang mereka semua inginkan, hanya itu yang sebenarnya mereka butuhkan dari Hanna, makanya sampai mencari-cari Hanna, sampai membuat hidup dan perasaan Hanna menjadi tidak tenang, satu-satunya jalan untuk membalaskan dendamnya adalah ini. Setelah itu baru menjebloskan mereka semua ke penjara kemudian membiarkan mereka semua membukukan di sana.

Begitu selesai mandi, Hanna keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk baju yang masih terpasang di tubuhnya. Dia melangkah dengan santai di sekitar rumahnya, padahal di sana masih ada Bagas. Bagas kemudian tersenyum saat melihat Hanna, sudah lama sekali dia merindukan tubuh wanitanya ini, iya sosok yang sebelumnya adalah anak untuknya sekarang adalah seorang wanita di hadapannya.

Dia langsung menghampiri Hanna, Hanna tidak menolak. Sama sekali tidak memberontak seperti sebelumnya, pelecehan ini sudah berlangsung kurang lebih satu tahun, bagaimana mungkin Hanna tidak membiasakan diri? Walaupun sebenarnya sangat menunjikkan.

"Kamu cantik sekali, semakin dewasa semakin cantik."

Hanna hanya diam, membiarkan Bagas melakukan semuanya sesukanya. Bagas kemudian mencium bibir Hanna, hal yang sebenarnya sudah lumrah dia lakukan. Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini Hanna sama sekali tidak memberontak, dia melingkarkan tangannya ke leher Bagas membalas ciuman pria bangsat satu ini, menyingkirkan seluruh perasaan jijik yang ada, berusaha untuk memancing Bagas agar bertindak lebih jauh lagi, dia memang ingin Bagas bertindak lebih jauh, jangan hanya dia yang mengalami segala luka ini, mereka yang membuatnya terluka parah juga seharusnya mengalami hal yang sama.

Bagas melepaskan tali yang terikat di tubuh Hanna, membuat akhirnya tubuh itu polos di hadapannya. Kemudian Bsagas menjadi gelap mata dan langsung membopong tubuh Hanna ke dalam kamar.

"Kali ini kamu nggak menolak?" Bagas bertanya, biasanya dia harus melakukan sedikit pemaksaan, bahkan pernah mengikat tubuh Hanna, dan sekarang wanita ini melakukan semuanya secara cuma-cuma tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan itu.

Hanna menggelengkan kepalanya, bahkan kalau mau dia yang akan bergerak, dengan senang hati.

Tentu saja setelah mendapatkan persetujuan dari Hanna, dia langsung bertindak lebih brutal dari sebelumnya. Bagas langsung memegang kendali, dia menggerayangi tubuh Hanna dengan tangannya yang memang sudah lihai. Hanna kemudian mendesah beberapa kali untuk membuat kegiatan yang mereka lakukan semakin panas, bertindak seolah dia memang menikmati seluruh permainan. Padahal hatinya sangat tersisa, meski begitu dia tetap membuat gesture menikmati agar Bagas percaya.

Hanna membalas seluruh yang Bagas lakukan terhadap dirinya. Dia melenguh beberapa kali, bahkan mendambakan rambut bagas seolah meminta pria itu melakukan lebih atas tubuhnya. Karena Hanna kelihatan suka, maka Bagas tidak pernah menghentikan semua yang dia lakukan atas wanita di hadapannya ini.

***

Tengah malam dan Hanna menggugurkan tubuhnya dengan air dingin, jejak-jejak Bagas di dalam dirinya benar-benar mengirimkan tapi dia harus tetap menguatkan hati untuk ini semua, ada beberapa orang lagi yang Hanna masih harus balas dendam dengan mereka, masih harus melakukan banyak hal menjijikkan lainnya.

Mungkin setelah semua yang Hanna lalui kemungkinan besarnya dia akan memutuskan untuk mati setelah ini. Soal Jarvis, pria baik satu itu berhak menjalani kehidupannya dengan baik, dia berhak hidup damai dan menjalani kehidupannya dengan tenang pula.

Hanna mungkin akan menjadi beban dalam kehidupan Jarvis, jadi mungkin setelah semua ini, dia akan bunuh diri, akan mengakhiri hubungannya dengan dunia ini, akan menuntaskan seluruh tugasnya, dia hanya seorang sampah dan memang tempatnya harusnya di dalam tanah. Dia tidur dengan ayah tirinya sendiri? Lelucon macam apa ini? Kehidupan macam apa yang dijalani secara menjijikkan begini? Kalau bukan kehidupannya sendiri.

Hanna membiarkan air dingin mengguyur tubuhnya, berusaha untuk menghilangkan seluruh rasa jijik di dalam dirinya sendiri. Berusaha mengenyahkan kotoran yang Bagas tinggalkan. Apa Hanna memang terlahir untuk menjalani kehidupan menjijikkan begini? Dia hanya seorang anak perempuan yang tidak menyangka kalau kehidupan akan memaksanya menjadi sosok yang harus tetap berdiri tegak begini.

Hanna selesai dengan apa yang dia lakukan, gadis itu kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya sendiri, memakai baju tidurnya lengkap setelahnya merebahkan dirinya, tubuhnya sangat lelah, terasa seperti baru saja memikul banyak beban di pundaknya, akhirnya dia bisa merasakan nikmatnya merebahkan diri. Karena mungkin yang kali ini dia lakukan dengan niat maka dia bisa merasakan lelahnya.

Hanna lantas mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, banyak pesan dari Jarvis di sana. Kenapa sih pria ini masih mau peduli? Padahal kalau dia tahu, mungkin dia akan menjadi seseorang yang paling jijik dengan Hanna.

Jarvis :
'Kalau udah sampai kabari Han.'
'Udah sampe?'
'Bales kalau udah pegang hp.'
'Gila ya! Mending tadi lo gue anterin!'

Hanna menelan ludahnya sendiri, kalau Jarvis tahu bahwa perjalanan yang Hanna lakukan adalah perjalanan yang menjijikkan mungkin dia akan berhenti untuk peduli.

Jarvis :
'Han.'
'Mana sih kamu?'
'Kok nggak aktif?'
'Kamu baik-baik aja kan?'

Hanna memejamkan matanya, saat dia bahkan tidak peduli dengan dirinya sendiri, ada seorang Jarvis yang sangat peduli padanya.

Jarvis :
'Kalau udah pegang hp langsung kabari.'
'Kalau nggak gue bakal ubek-ubek Jakarta buat cari lo.'
'Gila ya bikin orang khawatir terus ngilang gitu aja!'

Hanna memejamkan matanya, hanya dengan kalimat-kalimat sederhananya seorang Jarvis mampu menggetarkan hati Hanna, mampu membuat seorang Hanna menangis begini.

Hanna :
'Aku baik-baik aja.'
'Jangan khawatir.'

***

Disclaimer sedikit ya.

Jadi mungkin cerita ini akan banyak mengandung hal yang sedikit menjijikkan apalagi sex antara anak dan ayah tiri. Tapi percayalah semua ini ada maksudnya.

Mungkin ceritanya akan banyak mengandung hal dewasa yang agak agak.

Jadi kalau emang nggak bisa sama tipe cerita kayak gini, feel free untuk meninggalkan cerita ini.

Soalnya cerita ini memang satu dari kenekatan ku sebagai seorang penulis.

Kurang lebih aku mohon maaf.

Enjoy

Hidupkan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang