06

45 9 1
                                    

HAI HAI

JANGAN LUPA VOTE, COMENT, DAN SHARE SEBELUM BACA.

UDAH BELUM? Vote dulu, nanti keasikan baca, eh lupa vote lagi.

Lanjut ke cerita.

****

Sandi masuk ke kamar Ily, kamar yang di siapkan khusus untuk barang-barang wanita itu.

Sandi tersenyum tipis saat melihat banyak nya foto di dalam kamar itu. Foto mereka berlima, yang sekarang sudah tidak bisa di ulang lagi.

Hingga mata Sandi tidak sengaja menatap satu kertas yang berada di atas buku.

Sandi mengambil nya. Dari Ily.

Gue tunggu kalian 14 kupu-kupu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue tunggu kalian 14 kupu-kupu.

“Tinggal 13 belas lagi Ly, lo tinggal nunggu 13 lagi,” gumam Sandi lalu ia berlari keluar untuk menemui teman-teman nya.

“Gue nemuin ini,” ujar Sandi sembari menunjuk surat yang berada di tangan nya.

“Surat dari siapa?” tanya Esa membuat Sandi tersenyum kecil.

“Ily,”

Esa segera mengambil surat itu dan membaca nya. Ily bukan pelaku, lalu siapa pelaku nya?

But, siapa pelaku dari semua ini? Dam Ily, dia mati dari lama, tapi kenapa dia datang lagi?” Esa menatap surat itu lalu menatap teman-temannya.

“Janggal, gue kira udah selesai, nyatanya belum. Tapi setelah gue pikir-pikir, gak nyambung kalau Ily ninggalin kita gitu aja setelah dia ungkap kalau dia pelaku kan? Dia cuman ngomong maaf tanpa ada yang lain setelah itu pergi. Gak mungkin, segitu doang setelah apa yang dia kasih ke kita? Gue jadi kurang yakin,” ujar Rafa membuat yang lain ikut berpikir.

“Aneh,” gumam Dava lalu menatap Lina. Lelaki itu menaikkan satu alisnya membuat Lina ikut menaikkan satu alisnya. Sepertinya mereka saling mengode.

“Dan lo semua yakin kalau pelaku bukan antara kita?” tanya Dian membuat yang lain menatap nya aneh.

“Maksud lo?” Alika mengerutkan kening nya.

Dian tersenyum tipis, “Seperti kejadian beberapa tahun lalu. Seharusnya lo semua tau, Ily, orang yang lo percayai, ternyata dia juga salah satu dalang, begitu pun dengan Esa,”

“Dan juga, gak mungkin hantu bisa buat semua ini kan? Pasti dari tangan manusia.” Choi mengambil surat itu lalu membaca nya ulang.

“Dunia ini licik, hal sesulit ini gak mungkin bisa kita ungkap seperti ngupas kulit kacang,” ujar Lina lalu tertawa kecil. Wanita itu mengambil handphone nya lalu memainkan nya.

“Anjing! Kenapa datang lagi!!” Alya memegang tengkuk lehernya dengan kedua tangan nya.

“Gue ikut aja apa yang mau kalian lakukan selanjutnya,” ucap Kaysah yang sedari tadi bodoamat.

Misteri Kelas Itu 2(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang