10

34 10 4
                                    

Hai hai.

Vote!!!!!!!!!!!!!!!

Lanjuttttt

****

"Kalau lo mau berhasil, otomatis ada kata gagal meski lo udah berjuang lama."
-Misteri kelas itu, Maulina.

****




"Kita kapan pulang?" tanya Mawar pada yang lain sembari memeluk dirinya sendiri.

"Tunggu selesai," jawab Esa sembari mencatat sesuatu.

Saat Mawar ingin menjawab, tiba tiba saja botol minum milik Alika terjatuh. Hingga membuat Mawar menjerit.

"Gak ada angin, gak ada badai. Kok bisa jatuh?" Sandi mengambil botol itu lalu membawa nya.

"Ngasal banget lo bawa, kalau setan nya masih nyangkut gimana?" Alika menutup tubuhnya dengan selimut.

Sandi mengerutkan kening nya, "Mana ada hantu mau di botol yang isinya susu coklat, ada ada aja lo," Sandi meletakkan botol itu di atas meja lalu menatap botol itu.

"Susu coklat kan? Kenapa ada warna merah merah nya?" Sandi menatap ke arah Alika.

"Itu-itu karena warna dari botolnya, makannya jadi ada warna merah merah nya," jawab Alika membuat Rafa bingung.

"Kalau dari warna botol, otomatis semuanya jadi warna merah, kalau yang ini warna merah nya terpencar, ibarat ada cairan lain yang gak bisa menyatu sama susu coklat punya lo," ujar Rafa membuat yang lain setuju.

"Lo pada kenapa sih?! Gak percaya banget!! Gue bener, gak bohong!" Alika mendengus kesal.

"Gak ada yang bilang lo bohong Ka, Rafa bener kok, kalau dari warna botol, otomatis semua warna berubah, warna susu nya. Ini engga, lo yang gak jujur," ujar Esa sembari menatap Alika. Namun wanita itu masih kesal.

"Kenapa lo kesel? Apa yang buat lo kesel?" tanya Nabila membuat Alika diam tidak menjawab.

"Bisu lo? Gak bisa jawab," Sandi meringis kesakitan saat Rafa memukul lengan nya.

"Ngomong yang bener, dia temen kita," bisik Rafa kepada Sandi.

"Bukan masalah itu Raf, gue gak mau perpanjang masalah, tapi dia aneh, semenjak dateng ke sini, dia selalu aneh," ucap Sandi sembari melirik Alika sekilas.

Mau marah, tapi yang di bilang Sandi bener, ucap Bila dalam hati.

"Lo yang aneh!!" sarkas Alika lalu wanita itu pergi meninggalkan kamar.

"Ini udah malam gila, dia mau kemana keluar malam malam gini. Sendirian lagi," ujar Kaysah sembari mengikuti pergerakan Alika dengan mata nya.

"Biarin aja, dia gak akan berani," ujar Dian membuat yang lain menatap nya.

"Mau gimana pun juga tetap bahaya buat dia, dia cewek," ucap Dava lalu Rafa menatap nya.

"Gak ada yang bilang dia bencong Dav," Rafa menatap Dava lalu kembali makan roti di tangan nya.

"Anj-Astagfirullah, gue ke inget gak boleh ngomong yang aneh aneh di sini," Risa memukul mulut nya lalu menatap yang lain. "Mending kalian beberapa nyusul dia,"

Misteri Kelas Itu 2(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang