Dua tahun

27 6 1
                                    

ANYONGG

LAMA GA BALIK MWEHEHE

vote dulu.








****






“Gak terasa ya San, sudah dua tahun aku sendiri, suara hujan dan angin kencang mengingatkan ku pada kisah terdahulu. Kisah yang masih aku andai andaikan, kisah yang selalu aku harapkan akan terus berlanjut. Mungkin, emang ini takdir. Dua tahun aku jaga cinta dan kisah ini. Bagaimana hari hari mu selama ini? Sandiku pasti berbahagia kan? Aku gak pernah nyesel ketemu kamu San, yang aku sesali adalah kenapa dari banyak nya yang hilang di hidup aku, kamu harus menjadi salah satu nya. Tanpa sadar aku duduk di samping makam dari seseorang yang aku harap menjadi suamiku kelak. Menjadi sosok terindah yang selalu berbahagia bersamaku. Semakin lama aku semakin sadar, semakin aku rindu, semakin larut aku dalam dunia gelap ku. Terlepas dari semua kesalahan ku. Aku minta maaf ya sayangku. Terima kasih, atas waktu, kesempatan, cinta, rasa sayang, dan hal lain yang pernah kamu kasi ke aku. Dan aku sadar, rasa dari ku yang paling besar untuk mu adalah rasa rindu. Dulu kamu banyak berjanji padaku. Janji yang ga bisa di tepatin saat kisah kita berlanjut. Janji itu seperti hujan, berkunjung namun sebentar. Rasa ini akan abadi, meski Sandi ku memilih pergi. Untuk yang kesekian kalinya, terima kasih sudah hadir di proses pendewasaan ku. Terkadang kisah terdahulu membuat ku ingin memutar waktu. Kangen ga si San sama kita yang dulu? Dulu kamu selalu nyuruh aku bobo tepat waktu, tanpa aku sadari besok nya, kamu lah yang bobo tepat waktu dan bobo mu itu abadi. Sampai jumpa pak dokter, terima kasih telah mengobati ku selama ini.”

Afifa bangkit. Mau tidak mau dia harus meninggalkan tempat itu. Tempat di mana dia bercerita, bersedih. Di temani dengan makam kekasih yang sudah gugur.




****






“Temen ngelawak gue, apa kabar lo di sana San? Gak kangen lo sama gue? Gue kangen banget sama lo San.” Mawar memeluk foto Sandi. Foto lelaki yang sedang menggunakan jas berwarna putih.

“2 tahun berlalu. Rasanya hampa San, setelah gue pikir pikir sepi rasanya kehilangan temen kaya lo,” ujar Rafa.

“San, lo pasti lagi main sama Ily kan? Dan sama Jayendra juga. Bahagia kan main sama mereka? Atau jangan jangan lo udah jumpa sama temen lo yang baru?! Wah nanti lo lupain kami lagi.” Risa memegang nisan yang sedikit kotor itu. Padahal Afifa sudah membersihkan nya semalam, namun nisan itu kotor lagi.

“Cakrahanawa sukses San, sekarang, kami bisa gaji orang, pergi kemana pun yang kami mau. Dan, punya uang banyak.” Ucap Dava.

“Rasanya pengen sukses bareng sama lo, tapi lo nya udah jadi debu.” Bila menyiram air ke nisan itu, hingga bersih.

“Lo gak rindu curhat sama gue San? Gue aja rindu banget lo,” Nabila ikut membersihkan batu nisan di hadapan nya.

“Sedih rasanya. Cepat banget waktu berjalan, udah sepuluh tahun kami kehilangan sahabat secara berturut turut.” Esa tersenyum tipis.

“Bentar lagi gue ulang tahun San, dateng ke mimpi ya,” ujar Alika.

Yang lain terus berbicara, sedangkan Dian hanya diam sembari menatap makam berjejeran di hadapan nya.

“Kangen gue lo ledekin,” Choi tertawa kecil.

"Gue juga kangen banget sama kata 'Ya Alya' yang selalu lo sebut itu,”

“Gatau gue San mau ngomong apa, rasanya susah mau ngomong sama pembohong kaya lo.” ujar Kaysah.

“Mau hujan Sandi. Gue sama yang lain balik ya, bahagia selalu kapten!! Kami balik lagi nanti, sampai jumpa Sandi!!” Lina tersenyum manis lalu pergi untuk pulang.









****









Diary MKI.

Sedikit kisah tentang 15 kupu kupu yang sudah tidak lengkap. Kupu kupu yang sudah tidak bermain dengan jumlah 15 namun 13. Sangat sepi rasanya kehilangan dua kupu kupu terindah.

Terkadang rasanya ingin memutar waktu dan membenarkan kisah yang sudah di tulis sebelumnya. Dimana 15 kupu kupu itu akan pergi bersama sama.

Namun semesta tidak mengizinkan itu. Sekarang, hanya memandang dua batu yang sangat sakit untuk di kenang yang bisa mereka lakukan.








*****








bye.

Misteri Kelas Itu 2(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang