13-PUTUS

760 87 16
                                    

"Selamat Aqeela!" ucap Saskia, lalu memeluk sang adik.

"Maaf ya kakak baru dateng, " lanjutnya.

"Nggak masalah, makasih kak," ucap Aqeela membalas pelukan Saskia.

Acara berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan sama sekali.

Setelah acara selesai, teman teman Aqeela tidak langsung pulang mereka saling mengobrol dulu disini bersama kedua orang tua Aqeela.

Sedangkan saskia dan kiesha pulang terlebih dahulu.

"Qeel, lu nyadar nggak sih? makin lama Laura kok makin ngejauhin kita," ucap Ratu.

"Hari ini aja, gw sama sekali nggak liat tuh anak," lanjutnya.

"Kalian ada salah kali, " ucap Citra.

"Mungkin dia sakit, " ucap Aqeela berusaha untuk tetap berpikir positif.

"tap-"

"Qeel, didepan ada Jefan tuh" ucap seorang siswi yang berada disebelah Aqeela.

Mata Aqeela tetbelak, ia segera beranjak dan menghampiri Jefan.

Entah mengapa Rassya menjadi penasaran melihat Aqeela yang pergi begitu saja, ia pun ikut keluar, memperhatikan Aqeela yang tengah menemui seorang laki-laki.

Jefan turun dari motor, setelah itu langsung memeluk erat tubuh Aqeela, membuat Aqeela panik, ia segera melepaskan pelukan Jefan.

"Kenapa, Qeel?"

Aqeela menggeleng kecil, "kok kamu kesini?"

"Kamu kan lagi wisuda, udah seharusnya aku kesini kan?" Tanya Jefan.

Tangan Jefan terangkat mengusap kepala Aqeela, tetapi baru saja dua usapan, Aqeela segera mundur.

"Kenapa, Qeel? Tumben kamu selalu menghindar gini?"

Aqeela kembali menggeleng, "lebih baik kamu pulang aja deh, soalnya aku takut Abah ngeliat kamu dan marah lagi sama aku."

"Kenapa gitu? aku Tinggal bilang kalo aku ini pacar kamu."

"Jef, " jeda beberapa detik "kita putus," ucap Aqeela ingin melangkahkan kakinya, namun ditahan oleh Jefan.

"Aqeela, aku salah apa sama kamu!" ucapnya sembari menarik tangan Aqeela membuat Aqeela berhadapan dengannya.

"Jangan bilang, apa yang di omongin Laura bener, kalau kamu mau nikah!" bentaknya.

"Kalo iya emang kenapa?! gw sadar kalau lu bukan cowok baik-baik," ujar Aqeela lalu berlari meninggalkan Jefan.

"Sialan!" umpat Jefan.

Rassya yang melihat semua kejadian itu tersenyum miring, lalu segera masuk kedalam ballroom sebelum Aqeela melihatnya.

Setelah beberapa menit mereka mengobrol, akhirnya Aqeela mengajak Uma dan Abah untuk pulang.

"Uma abah pulang yuk, semua gw duluan," ujar Aqeela sembari mengambil tas nya, dengan tergesa gesa ia pergi keluar.

"Kami duluan ya, assalamualaikum" ucap Uma, lalu pergi menyusul Aqeela.

"Kamu kenapa Aqeela?" tanya Uma, melihat Aqeela yang tengah menunggu mereka, didepan mobil Rassya.

"Nggak papa uma, Aqeela cuman kecapekan aja," ujarnya.

Uma mengangguk "yaudah, kalo ada apa-apa cerita sama uma ya?" ucapnya.

"i-ya Uma,"

*****

Malam ini Aqeela sulit untuk tidur, ia masih memikirkan pesan yang dikirim oleh nomor tidak dikenal, pada waktu Aqeela berada di ballroom.

081515******

| Dia milik gw, jangan coba-coba ngerebut dia dari gw!

| Atau lu akan ngerasain akibatnya!

You have blocked this contact

-

"Siapa sih yang dia maksud, masa iya Jefan?" ujar Aqeela.

"Atau Rassya?" lanjutnya.

"Tauu ah, mending tidur!" Aqeela membaringkan badannya, lalu ia berusaha untuk segera tidur.

*****

Pagi ini, Aqeela tengah menatap bingung layar yang berada dihadapannya.

Ia telah memilih prodi kimia sebagai pilihan pertama, dan ia bingung harus memilih prodi apa untuk pilihan kedua.

Aqeela menghembuskan napas gusar, ia melihat jurusan yang tertera.

Entah mengapa ia mengklik sebuah prodi universitas berbeda, yang membuat matanya terbelak.

Kedokteran.

"Bismillah aja deh," gumam Aqeela.

Aqeela sudah yakin dengan keputusannya, akhirnya ia memilih dua prodi tersebut.

"Aqeela keluar sayang, ada keluarga Rassya ingin membicarakan sesuatu," ucap Uma dari balik pintu.

Ihh, mengapa Rassya lagi? tiga hari yang lalu setelah hari kelulusannya, Aqeela merasa lega karena tidak bertemu dengan Rassya. Mengapa pria itu sekarang muncul lagi?

Aqeela segera mengambil jilbabnya, memakainya setelah itu keluar kamar menemui orangtua nya dan juga Rassya.

"Lagi sibuk?" tanya Aba.

Aqeela menggeleng kecil, "Enggak bah."

"yasudah, sini duduk"

Aqeela menurut, lalu ia segera duduk disamping Abah, membuat Aba segera merangkulnya.

"Aqeela, kamu mau kuliah kan?" tanya Aba dan Aqeela mengangguk mengiyakan.

"Rassya mengizinkan kamu untuk tetap kuliah," ucap Abah.

"Walaupun kamu tidak berjanji dengan oma, Abah tetap akan menikahkan kamu dengan Rassya," lanjutnya.

"Tapi Aqeela mau raih cita-cita Aqeela, Bah," ucap Aqeela.

"Kamu masih bisa meraih cita-cita mu, Rassya mengizinkan kamu berkuliah," ucap Abah.

*****
TBC...

GUS RASSYA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang