15-GENGSI

999 111 11
                                    

Aqeela perlahan melangkah kan kaki nya menghampiri lelaki yang baru saja resmi menjadi suaminya. Saskia dan Indri menggandeng tangan Aqeela dan juga para sahabat nya yang berjalan di belakang Aqeela, membawa buket bunga.

Seluruh acara akad berjalan dengan lancar, kini giliran acara resepsi pernikahan. Rassya dan Aqeela sudah berada di pelaminan untuk menyalami para tamu undangan.

"Dek," Saskia menaiki pelaminan dan langsung memeluk Aqeela erat.

"Selamat ya," lanjutnya.

"Huaa m-makasih kak," tangis Aqeela pecah dan membalas pelukan sang kakak dengan erat.

***

Bughh

"SIAPA LO!" teriak Aqeela sembari melotot.

"UMAA AB-" dengan segera Rassya membekap mulut Aqeela, sebelum teriakan Aqeela membangunkan seluruh penghuni rumah.

"Awbbwb" teriak Aqeela, tertahan karena tangan Rassya.

"Jangan berisik," ucap Rassya yang masih membekap mulut Aqeela.

Ucapan Rassya membuat Aqeela tersadar, "awss" ringis Rassya saat tangannya digigit oleh Aqeela.

"Gw dimana?" tanya Aqeela saat menyadari dirinya berada di sebuah ruangan, yang sama sekali asing baginya.

"Kamar," jawab Rassya, seketika Aqeela melotot.

"KOK-" ucapan Aqeela terpotong, "ga usah teriak" sambung Rassya.

"Tadi kamu pingsan," lanjutnya.

"h-ha?" Aqeela mengernyit bingung.

"Gengsi digedein" ucap Rassya, sinis.

flashback on

Rassya melirik wajah Aqeela yang tengah terlihat pucat, "Istirahat sana," ucapnya.

"Ga," jawab Aqeela singkat.

"Ihsss! Aqeelaa! kenapa gak bilang iya aja sih! sekarang tuh bukan waktunya gengsi gengsian!" batin Aqeela menggerutu.

"​Awwh" Aqeela meringis kesakitan sembari memegang kepalanya, yang terasa nyeri.

"Udah dibilangin, bandel banget," ucap Rassya langsung menggendong Aqeela dan membawanya menuju lantai atas, kamar.

Hal itu membuat semua tamu bersorak heboh, termasuk keluarga mereka yang terlihat kaget dan langsung menghampiri mereka.

"AHAY, BOCIL KUU UDAH MULAI BUCEN!" teriak Ratu heboh diiringi tawa nya.

"Gus Rassya ga sabaran banget."

"Eh, itu Aqeela pingsan!" ucap Citra, baru menyadarinya.

"Hah yang bener? Masa belum malper udah pingsan aja," ucap Ratu dan mendapatkan pelototan dari Citra.

"Bukan waktunya bercanda Rat!" ucap Citra.

"Samperin kuy?" ucap Ratu, tak mempedulikan ucapan Citra.

flashback of

"malu-maluin lu Qeel!" batin Aqeela berteriak.

"image gw seketika hilang,"

Rassya menahan senyum geli saat melihat pipi Aqeela yang memerah.

"astagfirullah, hijab!" gumam Aqeela, saat menyadari ia tak mengenakan hijabnya. dengan segera Aqeela menutupi mahkotanya dengan selimut.

Kali ini Rassya tak bisa menahan tawanya.

"Ga usah ketawa, pergi sana" ucap Aqeela lalu memalingkan wajahnya.

"Stay halal," mata Aqeela membola saat mendengar ucapan Rassya.

"Dasar Om Om," ucap Aqeela.

"Nak Rassya," panggil Uma dari balik pintu, dengan segera Rassya turun dari ranjang, membuka pintu.

Aqeela mengambil hijab nya di sofa, ia memakai nya, lalu pergi menghampiri Uma.

"Lohh, kamu udah sadar?" tanya Uma saat melihat Aqeela, Aqeela mengangguk dan tersenyum.

"Ya sudah, sekarang kamu kebawah ambil makanan," ucap Uma.

"Kamu juga Rassya," lanjutnya.

"Iyaa Uma."

"Ini koper kamu," ucap Uma dengan kedua koper yang digenggam nya, berwarna navy dan hitam, membuat Aqeela mengernyit bingung.

"Loh, Uma. Koper Aqeela kan warna navy sama biru, kenapa jadi hitam?" protes Aqeela.

"Uma yang ganti, semuanya udah beres pokoknya."

"Tapi Uma, baju-baju Aqeela ada di koper biru," ucap Aqeela.

"Kamu tenang aja, semua baju yang akan kamu kenakan udah ada di koper hitam ini."

Perasaan Aqeela tak enak, ia yakin Uma nya memasukan baju-baju yang tidak biasa ia pakai kedalam koper hitam ini.

"Sana makan, malah bengong."

*****

"Ciee pengantin baru rajin banget sihh," ucap Ratu menggoda Aqeela yang tengah membawa makanan kemeja makan yang dibantu oleh Bi Ina, pembantu.

Aqeela menatap malas Ratu, lalu duduk disamping Rassya, hal itu membuat semua terkekeh, kecuali Rassya Aqeela.

Semalam Ratu dan Citra memang menginap dirumah keluarga Rassya.

"Aqeela, setelah makan Uma sama Aba pulang kerumah," ucapan Indri, membuat mata Aqeela berkaca-kaca.

"Harus sekarang banget ya?" ucapan Aqeela membuat Uma dan yang lain terkekeh.

"Nanti Uma sering-sering berkunjung kesini kok," ucap Indri.

"Janji?" tanya Aqeela.

"Iyaa janji."

*****

"Rassya, Abah titip putri Abah. Aqeela memang agak sulit dibilangin, tapi kamu harus sabar."

Rassya mengangguk, "insya Allah, Bah."

"Aqeela, jadi istri yang penurut ya sama suamimu," ucap Aba sembari mengusap kepala Aqeela.

"Hmm," gumam Aqeela.

Indri tersenyum manis, ia mengusap wajah Aqeela dengan sayang, "nurut loh sama suamimu."

Aqeela segera menyalami tangan Indri dan Dimas.

"Jaga diri baik-baik ya."

"Rassya, inget ya jaga Aqeela."

Rassya mengangguk, "pasti Bah," dengan menyalami tangan Dimas dan Indri.

"Kami pamit, Assalamualaikum," ucap Dimas.

"Aba, hati-hati ya bawa mobilnya," ucap Aqeela.

Dimas mengangguk, "iya Aqeela."

*****

huaa maaf telat up!

GUS RASSYA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang