"Aqeela, terima perjodohan ini dengan hati yang ikhlas ya, uma yakin kalo kamu dan Rassya akan bahagia."
Aqeela mengerang frustrasi, selain memilih prodi kuliah ternyata ada hal yang lebih membuat frustrasi, yaitu menerima perjodohan ini.
Aqeela harus menerimanya, ia sudah berjanji kepada Oma, Aqeela juga tidak bisa membantah karena dari awal orangtuanya dan kedua orangtua Rassya sudah sepakat dengan perjodohan ini.
"Yaallah, kenapa hamba harus terlibat perjodohan ini?"
"Siapa dia? gw gak kenal dia! kalau nanti setelah menikah, dia KDRT gimana? Ampun deh"
Aqeela menghela napas berat, "gw masih belum percaya sama perjodohan ini."
"Lagian sih, waktu itu gw langsung iya in aja" lanjutnya.
Aqeela menutup wajahnya dengan bantal, ia menangis disana, dan saat ini Aqeela meneratapi nasibnya tentang perjodohan ini.
Siapa yang menyangka jika akan menikah di usia muda dengan pria yang tidak dicintai? Bahkan, tidak pernah mengobrol banyak.
Aqeela harus menjalani ini semua, walaupun dengan berat hati karena tidak mencintai Rassya, tetapi Aqeela berusaha untuk mengikhlaskan.
Besok adalah hari pernikahannya dengan Rassya dan mulai besok juga ia akan mengganti status menjadi seorang istri.
"Dalam perjanjian pra nikah kan dia gak boleh memaksa gue, itu artinya dia gak bisa minta gue untuk jadi istri dia seutuhnya kan?" Aqeela bermonolog.
Aqeela menghela napas, lalu mengetik ID dan Password nya untuk membuka akun di situs PTN untuk melihat hasilnya.
Tersisa 15 detik lagi, Aqeela menghela napas dan memejamkan mata. Jika memang ia tidak lolos, ia akan mencoba jalur mandiri.
"Bismillah," ucapnya sebelum menekan enter.
Aqeela tidak membuka mata, ia masih belum siap. Tetapi jika ia tak membuka mata, ia tidak akan mengetahui hasilnya. Maka dari itu sedikit demi sedikit matanya terbuka dengan menyipit.
Matanya langsung terbelak sempurna ketika melihat layar di hadapannya.
Aqeela Azara Zayba
Fakultas Kedokteran."INI BENER?!" pekik Aqeela.
Ia keterima di kedokteran? Benarkah? Mengapa bisa?
Aqeela segera beranjak berdiri, membawa laptopnya dan berlari keluar kamar dan mencari keberadaan orangtuanya.
"UMA!! ABAH!!"
"Ada apa?" Tanya Uma bingung.
"Uma liat Uma! Aqeela keterima di kedokteran!" Ucap Aqeela dengan riang menunjukan layar laptopnya.
Uma memperhatikan layar laptop Aqeela, detik berikutnya ia memeluk erat tubuh Aqeela, "masya Allah, alhamdulillah sayang, selamat ya. Uma bangga sekali."
"Ada apa ini?" Tanya Aba yang baru saja tiba.
Aqeela beralih mendekat pada Aba, menunjukkan layar laptopnya, "BAH!! AQEELA KETERIMA DI KEDOKTERAN!"
"Alhamdulillah ya Allah."
Aba memeluk tubuh Aqeela, mengecup kepala anak itu, "selamat putri Abah.""Nanti pas registrasi ulang, Abah sama Uma temenin Qeela ya?" Pinta Aqeela.
"Kamu ditemenin Rassya."
"Loh, kenapa sama dia?"
"Mulai besok kan kamu udah menjadi istri Rassya, udah menjadi tanggung jawabnya, dan udah seharusnya Rassya menemani istrinya," ucap Ahmad.
Aqeela terdiam membeku, ia lupa jika mulai besok ia akan menjadi seorang istri. Aqeela menghela napas dan menunduk sedih.
"Jangan sedih, Aqeela tetap putri kecil Abah. Tapi bedanya, Aqeela udah bukan tanggung jawabnya Abah, melainkan suamimu Rassya," ucap Aba.
Aqeela hanya bisa diam tanpa mengucapkan sepatah katapun, apa yang diucapkan Aba memang benar. Mau tidak mau Aqeela harus menerima takdirnya.
*****
-
Untuk pertama kalinya, Aqeela mendengar Rassya mengaji, jujur saja jika suara Rassya sangatlah bagus. Sampai tak terasa air mata Aqeela menetes begitu saja.
Dengan cepat Aqeela mengusap air matanya, ia mencoba untuk menahan rasa sesak di dadanya, entah mengapa di detik terakhir, ia baru merasakan hatinya terasa sakit.
"Ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti Aqeela Azara Zayba alal mahri 260547.22 Riyal Saudi wamajmueat min 'adawat alsalat, hallan."
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq."
Rasanya dada Aqeela seperti terhantam batu yang sangat besar, ia mematung saat mendengar suara Rassya yang terdengar sangat lantang.
Aqeela telah sah menjadi istri Rassya?
"Qeela.."
Lamunan Aqeela buyar, ia menoleh menatap seorang wanita yang sudah berdiri diambang pintu, air mata wanita itu sudah meleleh, membuat air mata Aqeela ikut terjatuh.
"Engga, Sayang. Kamu gak boleh nangis."
Uma berjalan menghampiri putrinya, mengusap airmata di wajah cantik Aqeela.
Detik itu juga Aqeela berhambur kepelukan Uma, menangis dipelukan nya.
"Uma.."
Uma mengusap kepala Aqeela, membuat isak tangis Aqeela semakin keras.
"Jangan nangis anak Uma."
"Uma, Aqeela udah menjadi seorang istri?"
Uma mengangguk, ia melepas pelukan mereka, menangkup wajah Aqeela dan mengecup kening Aqeela cukup lama, setelah itu mengusap lagi airmata Aqeela.
"Gak boleh nangis, udah cantik begini kok nangis."
Aqeela berusaha menghentikan isak tangisnya, ia mengangguk dan memberikan senyuman pada Uma.
"Semoga menjadi istri yang solihah untuk suamimu ya Nak, dan semoga menjadi Ibu yang hebat untuk anak-anakmu nanti," ucap Uma.
"Doain ya Uma," ucap Aqeela dengan lirih.
"Iya sayang, yaudah yuk keluar, mereka semua udah menunggu kamu."
*****
TBC...plisss, maafin mimin kalo ada salah!!
mau lebaran heyy,
ayo saling memaafkan...
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS RASSYA!
RomanceKebayang gak? Rasanya dijodohin sama seorang ustad! dan sama sekali tidak masuk dalam kriteria suami impian kalian? itu yang Aqeela rasakan sekarang. Aqeela yang selalu bermimpi ingin memiliki suami yang romantis, penyayang, perhatian, dan selalu me...