11. MASJID

26 9 0
                                    

Siang ini Rion kembali menyusuri koridor kelas XI untuk menuju ke kelas perempuan yang diincar nya.

Dengan sekotak susu cokelat yang berada dalam genggamannya, untuk diberikan pada Athya. Sepertinya ini akan menjadi kebiasaannya untuk selalu memberikan sekotak susu pada Athya.

Ketika dirinya sudah sampai didepan kelas, Rion mulai mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi Athya bahwa dirinya kini berada didepan kelasnya.

Anehnya, sebelum Rion mengirimkan pesan-pesan itu pada Athya. Perempuan itu sudah keluar dari kelasnya dan kini berdiri didepan Rion.

Dengan segala rasa percaya dirinya, Rion berpikir bahwa perempuan itu mulai dapat merasakan kehadirannya. Senyum senang mulai tercetak di wajah Rion, membuat Athya menautkan kedua alisnya.

"Ngapain senyum-senyum?" Tanya Athya bingung.

"Kayaknya lo sekarang udah mulai bisa merasakan kehadiran gue ya? Bahkan sebelum gue chat lo, lo udah keluar buat nemuin gue." Ujar Rion dengan seringai bangga nya.

Athya menatap Rion aneh, apa benar seorang ketua geng motor memiliki sifat seperti ini?

"Nggak usah geer, ini cuma kebetulan. Saya keluar duluan bukan buat nemuin kakak, tapi saya mau ke masjid, mau sholat Dzuhur." Jelas Athya membuat senyum yang ada di wajah Rion seketika menghilang.

"O-oh gitu." Ujar Rion seraya memalingkan wajahnya. Malu.

"Jadi sekarang kakak mau diem disini aja atau mau ikut ke masjid?" Tanya Athya pada Rion yang masih memalingkan wajahnya.

"Gue ikut deh." Ujar Rion yang kini menatap Athya.

"Yaudah duluan." Ujar Athya sambil memajukan dagu nya ke arah depan.

"Kenapa nggak lo aja yang duluan? Kan lo yang ngajak gue." Tanya Rion.

"Perempuan itu lebih baik jalan dibelakang laki-laki." Jelas Athya.

"Kenapa?" Tanya Rion bingung sekaligus penasaran.

"Cari alesannya di google." Ujar Athya.

"Sekarang kakak jalan duluan." Lanjutnya pada Rion.

Rion menganggukkan kepalanya, menuruti permintaan Athya.

Setelahnya Rion mulai berjalan dengan posisi Rion berada didepan dan Athya mengikuti di belakang.

Sambil berjalan menuju masjid, Rion mencari kesempatan untuk mencuri-curi pandang pada Athya dengan sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan gadis itu tetap berada dibelakangnya.

"Fokus aja liat kedepan, ntar kalo jatuh saya nggak mau nolongin." Ujar Athya mengetahui perbuatan Rion.

Mendengar perkataan Athya, Rion kini benar-benar fokus pada jalan didepannya. Merasa malu sekaligus kesal, mengapa ia dengan mudah diatur oleh seorang perempuan? Adik kelas pula.

"Gila! Gue berasa nggak ada harga dirinya didepan nih cewek." Batin Rion.

⭐⭐⭐

Setelah beberapa saat, keduanya pun tiba disebuah masjid yang tepat berada disamping sekolah.

Rion menghentikan langkah kaki nya, menunggu Athya melakukan sesuatu.

Setelahnya Rion melihat Athya mulai membuka sepatu nya, dengan posisi membelakangi dirinya, melihat itu Rion pun mulai membuka sepatu miliknya.

Kemudian saat hendak mengikuti Athya untuk masuk ke dalam masjid, Athya menghentikan langkahnya, membuat Rion mau tak mau ikut berhenti.

"Pintu masuk buat laki-laki disana kak, kalo disini buat perempuan." Ujar Athya membuat Rion malu setengah mati.

"O-ohh iya, g-gue cuma mau mastiin lo bener-bener masuk masjid dulu baru gue masuk." Ujar Rion dengan alasan yang ia karang.

R A B UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang