26. PENOLAKAN

18 6 0
                                    

Keadaan kelas pagi ini dipenuhi dengan kericuhan yang disebabkan oleh beberapa murid lelaki yang tampak membantah dan tidak mempedulikan perkataan seorang murid perempuan. Jika begini yang sebenarnya membuat ricuh siapa? Tentu saja murid laki-laki karena jika mereka bisa diatur maka murid perempuan itu tidak perlu memarahi mereka.

"Dary! Raffi! Rama! Piket!" Teriak seorang perempuan yang bernama Zetta, ketua kelas dikelas itu.

"Gue udah buang sampah tadi." Ujar Raffi yang berdiri dibarisan paling belakang bersama Dary dan Rama.

Ketiganya berdiri disana karena takut dengan Zetta yang bisa saja memukul mereka dengan kemoceng yang berada dalam genggaman gadis itu.

"Gue udah bersihin meja pake kemoceng itu tadi, kalo nggak percaya cek aja sidik jari gue pasti ada disana." Ujar Dary yang dilanda rasa ketakutan.

"Lo ngapain ram?" Tanya Zetta membuat yang disebut meneguk ludahnya.

Raffi dan Dary menoleh ke arah Rama yang tengah terdiam kaku, lelaki itu pasti sedang memikirkan alasan untuk menjawab Zetta.

"Gue udah ngapus papan tulis." Ujar Rama sedikit terbata.

Perkataan Rama membuat Dary dan Raffi mengumpati lelaki itu dalam hati. Bagaimana bisa Rama berkata seperti itu ketika papan tulis didepan sana terlihat masih memiliki banyak coretan.

"Ram gue tau lo pea tapi kenapa harus sekarang pea nya?!" Kesal Dary pada Rama.

"Mata lo sehat kan? Kenapa nggak liat ada coretan di papan tulis?!" Ujar Raffi ikut kesal.

"Dia mata sehat, otak yang nggak sehat." Ujar Dary.

"Terus kita gimana sekarang?" Tanya Rama yang seolah tak mendengarkan ucapan Dary dan Raffi sebelumnya.

"Ya mau gimana lagi? KABUR!" Ujar Raffi yang kemudian berlari kencang karena terlihat Zetta mulai menghampiri ketiganya.

Diikuti oleh Dary dan Rama dibelakangnya, mereka mengelilingi kelas hingga membuat meja dan kursi dalam kelas berantakan.

"Larinya yang bener bujang! Kalo berantakan nanti kita juga yang kena." Ujar Raffi pada Dary dan Rama.

Ketiganya terus berlari sampai melewati pintu kelas yang disana terdapat Pasha yang baru saja kembali dari luar.

Ketika melihat Pasha ketiganya mulai berbalik dan berlindung di belakang Pasha. Baik Raffi, Dary maupun Rama, ketiganya berdiri dibelakang tubuh Pasha.

"Sha tolongin kita sha, tuh cewek udah di mode ketua kelas." Ujar Dary yang berdiri dibelakang tubuh Pasha.

"Lo pada apa-apaan sih, awas." Ujar Pasha yang hendak menyingkirkan ketiganya, namun ketiga orang itu masih tidak mau pergi dari sana.

Sampai pada saat Zetta menghentikan langkah kaki nya tepat didepan Pasha, Pasha kemudian menatap gadis dengan kemoceng ditangannya itu.

"Hai zet." Sapa Pasha seolah keduanya baru saja kenal.

"Hai." Sahut Zetta sedikit canggung.

"Lo ada urusan sama orang dibelakang gue ya?" Tanya Pasha membuat Zetta mengangguk.

"Yaudah lo pergi aja, mereka biar gue yang urus." Ujar Pasha membuat Zetta mengangguk.

"Tolong ya, ini kemoceng nya." Ujar Zetta membuat Pasha yang mengangguk kali ini.

Setelahnya Zetta pergi meninggalkan mereka, membuat tiga lelaki yang sebelumnya berdiri ketakutan dibelakang Pasha kini bernafas lega.

"Thanks sha." Ujar Raffi seraya menepuk bahu Pasha pelan.

R A B UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang