28. SENSI

20 3 0
                                    

Athya berjalan memasuki sekolah seraya memijat pelan dahi nya yang terasa pusing.

Pagi ini sebelum berangkat sekolah, sebuah perdebatan terjadi dirumahnya. Al dan Hanan yang kembali berdebat seperti hari kemarin, memperebutkan tentang siapa yang akan mengantar Athya pagi ini.

Flashback on

"Siapa yang mau anter Athya pagi ini?" Tanya bunda memulai perbincangan di pagi hari.

"Al."

"Hanan."

Disini lah awal mula perdebatan terjadi. Setelah menjawab pertanyaan sang bunda, keduanya saling menatap tajam dan melemparkan tatapan tidak suka pada satu sama lain.

"Gue." Ujar Al yang terus menatap Hanan.

"Gue bang." Sahut Hanan tak mau kalah.

Bunda menatap bingung kedua putra nya, sedangkan Athya menghembuskan nafasnya berat.

"Mulai lagi." Gumam Athya pelan, namun bunda masih dapat mendengarnya.

"Mulai lagi? Maksudnya mereka kemarin juga gini?" Tanya bunda bingung.

Athya menganggukkan kepalanya "iya Bun, mereka kemarin disekolah Athya juga gini. Debat mereka." Ujar Athya membuat bunda mengangguk sambil tertawa kecil.

"Gini deh, gue kasih lo ini tapi gue yang anter Athya." Ujar Al seraya memberikan selembar uang berwarna merah pada Hanan.

"Lo nyogok gue?" Ujar Hanan menatap tajam Al.

"Bukan nyogok bro, bisnis ini namanya." Ujar Al seraya mengipas-ngipaskan selembar uang itu.

"Nggak mau gue." Ujar Hanan dengan raut dinginnya.

"Gini deh, mending bang Al sama kak Hanan suit aja gimana? Nanti yang kalah anter Athya." Ujar Athya dengan sarannya, berharap perdebatan kecil ini bisa segera selesai.

Setelah mendengarnya, Al dan Hanan sama-sama bersiap untuk suit memperebutkan soal siapa yang akan mengantar Athya pagi ini.

"SUIT."

"Lo telat curang!" Ujar Hanan pada Al.

"E-nggak gue cuma bingung aja tadi." Sangkal Al.

"Yaudah ulang aja kalo gitu." Ujar Hanan yang tidak disetujui oleh Al.

"Kok ulang sih? Lo harusnya bersyukur, kan lo menang." Ujar Al yang berusaha mengubah keputusan Hanan.

"Males menang pake cara curang." Ujar Hanan membuat Al kesal.

"Yaudah ayo lagi!" Ujar Al yang akhirnya mengalah.

"Eh udah, mau sampe kapan kayak gini? Nanti Athya bisa telat loh." Tengah bunda membuat aksi keduanya terhenti.

"Maaf bunda." Ujar keduanya merasa bersalah.

"Minta maaf nya ke Athya, karena kalo telat dia yang dihukum." Ujar bunda membuat keduanya menatap ke arah Athya.

"Maaf tnya." Ujar Hanan.

"Maaf ya adikku Athya." Ujar Al yang sontak membuat Athya merinding.

"I-iya gapapa, jadi sekarang siapa yang mau anter Athya?" Tanya Athya membuat keduanya saling menatap.

"Hanan."

"Bang Al."

Athya kembali dibuat bingung. Jika sebelumnya mereka saling berebut untuk mengantar Athya, kini keduanya justru saling menunjuk tentang siapa yang akan mengantar Athya.

R A B UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang