2. TERTANTANG

38 10 0
                                    

"WOII GILA ATHYA KAKAK LO GANTENG BANGET!" Ujar seorang perempuan dengan mulut yang terbuka lebar.

"MAU NAN--"

"Shenna lo bisa diem nggak sih?!" Ujar salah satu temannya yang menutup mulut shenna--perempuan yang sebelumnya berteriak.

"Ya maap, abisnya kak Hanan ganteng banget." Ujar Shenna kini dengan suara yang lebih kecil, tidak berteriak seperti sebelumnya.

"Kayak nggak pernah liat orang ganteng aja lo." Ujar Diva, perempuan yang sebelumnya menutup mulut Shenna.

"Eh thya, boleh nggak sih kalo gue deketin Kakak lo itu?" Ujar Shenna sedikit berbisik pada Athya. Namun suaranya masih bisa terdengar oleh yang lainnya.

"Beda agama Shen." Ujar Nasya menusuk. Jika sebelumnya sedari tadi Nasya diam, kini ia berbicara dengan fakta yang menusuk.

"Oh, makasih udah diingetin." Ujar Shenna menatap Nasya sinis.

"Sama sama." Sahut Nasya menatap Shenna santai.

Melihat interaksi itu Diva dan Athya tertawa. Apalagi Diva, terdengar tawa puas keluar dari mulutnya.

Saat ini Athya, diva, Shenna dan Nasya sedang berada di kantin menikmati waktu istirahat mereka. Mereka selalu mengobrol seperti ini tiap hari nya, dengan tema 'kakak ganteng' yang tidak pernah ketinggalan. Bukan Athya, Nasya maupun diva yang memulainya melainkan Shenna, selalu perempuan itu yang memulai perbincangan dengan tema 'kakak ganteng'.

"Kakak gue mah muka doang ganteng, tiap hari dirumah mukanya ditekuk mulu." Ujar Athya membuat Shenna yang sebelumnya lemas kini kembali bersemangat.

"Tuh kan, muka ditekuk aja ganteng apalagi senyum? Wahh bisa gila gue!" Ujar Shenna kembali histeris.

"Bukannya lo emang udah gila?" Ujar diva yang membuat Shenna kembali melayangkan tatapan sinis.

"Gimana ya jawabnya?"

"Eh Shen, ada kak Valdi tuh." Ujar Nasya membuat Shenna yang sebelumnya tengah menatap diva kini beralih menatap seorang lelaki yang baru saja memasuki kantin dengan teman-temannya.

Terlihat laki-laki yang sedang Shenna tatap kini menatapnya balik, menatap Shenna dengan tatapan hangat dan dengan senyum yang merekah.

Shenna memalingkan wajahnya, tak mau berlama-lama menatap valdi. Membuat Valdi yang sebelumnya tersenyum kini menatap Shenna murung.

"Terus kenapa? Kalo ada kak Farhan baru kasih tau gue." Ujar Shenna yang kembali memakan makanannya.

Diva mendengus "kak Farhan Mulu lo." Ujar Diva yang sudah cukup bosan mendengar nama Farhan, karena Shenna selalu bercerita tentang lelaki itu.

"Biarin." Ujar Shenna kemudian menjulurkan lidahnya.

⭐⭐⭐

"Bu bulan saya mau nasi gorengnya satu!" Ujar Raffi pada seorang ibu penjual nasi goreng di kantin.

"Dua Bu!" Sahut Pasha.

"Tiga Bu!" Sahut Rion.

"Empat Bu." Sahut Aksa dengan suara pelan tak seperti teman-temannya.

"LIMA BU!" Sahut dary paling kencang.

Semuanya menatap ke arah Valdi, menunggu lelaki itu ikut bersuara untuk memesan makanannya. Namun nyatanya lelaki itu hanya diam membisu.

"Jadi 5 aja nih?" Tanya Bu bulan memastikan.

"Iya Bu 5 aja." Ujar Pasha membuat Bu bulan mengangguk.

R A B UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang