20. HELM KUPU-KUPU

22 4 1
                                    

Saat ini adalah waktunya para siswa untuk pulang ke rumah mereka masing-masing setelah lamanya mereka belajar di sekolah.

Dan seperti biasa, Athya dan teman-temannya tentu akan berjalan bersama menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan mereka masing-masing. Namun kali ini Shenna berbeda.

"Guys, kalian duluan aja ya. Gue nunggu orang dulu." Ujar Shenna pada teman-temannya.

"Ah elah ngapain pake di tutup-tutupin sih Shen? Kita semua udah tau kali. Jadi ini kak Valdi atau kak Farhan?" Tanya Diva yang sontak membuat Shenna panik.

"Gue nggak bermaksud nutupin, gue cuma-"

"Kak Valdi atau kak Farhan?" Potong Diva cepat.

"Kak Farhan." Ujar Shenna malu-malu.

"Nah gitu kan enak, langsung to the point. Yaudah kita ke gerbang duluan ya, ntar kalo kak Farhan nggak dateng kita ada di pos." Ujar Diva yang kemudian tertawa, sengaja meledek.

"Pasti dateng." Ujar Shenna seraya menghentakkan kaki nya pelan.

"Shenna!"

Suara itu datang dari arah kanan Shenna, terlihat seorang lelaki tengah melambai ke arahnya, kemudian lelaki itu mulai berlari menghampiri Shenna.

"Tuh kan dateng." Batin Shenna dengan perasaan gembira.

"Udah lama nunggu? Sorry ya lama." Ujar Farhan yang sedikit tertunduk untuk menatap Shenna.

Shenna menggelengkan kepalanya pelan "nggak kok, saya baru aja disini." Ujar Shenna yang masih tampak malu-malu.

"Yaudah, ayo kita langsung ke parkiran." Ujar Farhan membuat Shenna mengangguk.

Keduanya pun mulai berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor Farhan yang akan menjadi kendaraan pulang mereka hari ini.

"Loh kakak beli helm baru?" Tanya Shenna ketika melihat helm berwarna hitam dan helm dengan bermotif kupu-kupu disana.

"Iya buat lo." Ujar Farhan seraya mengambil helm dengan motif kupu-kupu itu kemudian memakaikannya pada Shenna.

Karena perbuatan Farhan yang bisa dibilang mendadak, Shenna bahkan sampai harus mundur beberapa langkah karena terlalu terkejut. Dan sekarang jantungnya mulai berdebar lebih cepat, bagaimana tidak? Saat ini Farhan memposisikam wajahnya tepat didepan shenna untuk memakaikan helm pada Shenna.

Dengan usaha keras Shenna berusaha untuk menahan senyumnya, ia tak ingin senyumnya itu terlihat oleh Farhan, bisa malu dirinya.

"Oke udah." Ujar Farhan ketika selesai mengaitkan pengait pada helm shenna.

"M-makasih." Ujar Shenna yang kemudian menundukkan kepalanya, menutupi wajahnya yang mungkin sudah memerah saat ini.

Farhan tertawa kecil "sama-sama." Ujarnya yang gemas melihat tingkah Shenna.

Wah tawanya! Ia benar-benar tidak tahu apakah jantungnya dapat terselamatkan sekarang. Tawa Farhan benar-benar menghancurkan usaha nya yang berusaha keras untuk tidak tersenyum. Namun memang sepertinya tidak bisa, apapun yang berhubungan dengan Farhan itu membuatnya merasa senang.

"Oke, berangkat sekarang cantik?" Ujar Farhan pada Shenna.

Tuhan, Shenna benar benar sudah tidak bisa untuk menahan diri sekarang. Apa maksudnya lelaki ini? Kenapa ia terus-menerus menyiksa dirinya?

Shenna hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Kemudian ia melihat Farhan menepuk jok motor yang berada di belakangnya, menyuruh Shenna untuk duduk disana.

Shenna mulai menaiki motor itu dengan jantung yang terus berdegup kencang, sehingga membuatnya gugup dan hampir jatuh karena tidak bisa mengendalikan rasa gugupnya.

R A B UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang