9. SUSU COKELAT

30 7 0
                                    

"SUMPAH BOS?!"

"Bisa nggak sih nggak usah teriak-teriak?!" Kesal Rion pada dary.

"Ya maap bos, kan gue syok." Ujar dary tidak histeris seperti sebelumnya.

"Iya gue juga kaget, nih cewek bener-bener beda banget." Sahut Pasha yang diangguki cepat oleh dary.

"NAH IYA KAN!"

"Kalo gue udah nggak kaget, karna dari awal dia nolak Rion yang minta nomor teleponnya itu udah jelas kalo dia bener-bener nggak mau dideketin sama Rion." Jelas Aksa yang disetujui oleh Pasha dan Valdi.

"Oke sekarang gue setuju sama Aksa." Sahut Pasha.

"Gue juga, itu berarti lo emang harus coba cara lain Ron." Ujar Valdi pada Rion.

"Bener kata Valdi, tapi gue kalo jadi lo udah nyerah Ron." Ujar Raffi membuat semua mata menatap ke arahnya.

"Nyesek bro, baru awal ngedeketin udah ditolak aja." Ujar Raffi sambil memukul pelan dada nya sendiri.

"Bener juga kata Raffi, sesek bro." Ujar Pasha mengikuti gaya Raffi.

"Untuk Rion dan Valdi, KALIAN HEBAT!" Ujar dary sambil mengacungkan kedua jempol nya.

Semua mulai tertawa melihat tingkah dary yang bisa dibilang 'lebay' itu.

Ditengah tawa manis khas abang-abang tongkrongan itu, Aksa menepuk bahu Rion pelan, membuat Rion menatap ke arahnya.

"Intinya, terus perjuangin dia sebisa lo. Tapi inget, jangan paksa dia, semakin lo paksa dia, semakin dia jauh karna risih sama lo."

⭐⭐⭐

Sang ini Rion tengah berjalan menyusuri koridor kelas XI seorang diri, meski dirinya hanya seorang diri namun tatapan semua mata tetap tertuju ke arahnya.

Banyak siswi kelas XI yang berjalan melewatinya dengan mata menatapnya, mungkin mereka kebingungan mengapa seorang Rion bisa datang ke area kelas XI ini.

Sedangkan Rion, dirinya tetap fokus pada kelas tujuannya. Dengan senyum kecil yang tercetak di wajahnya, semakin membuat para siswi fokus menatapnya.

Setelah dirinya sampai di tempat yang dituju, ia tidak langsung masuk ke kelas itu. Ia berdiri didekat pintu masuk, kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

 Ia berdiri didekat pintu masuk, kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rion cukup terkejut dengan Athya yang langsung membaca pesannya.

"Tipe yang fast respon mungkin." Batin Rion tak mau terlalu percaya diri.

Setelahnya Athya tampak mulai mengetik, dan akhirnya satu pesan balasan muncul.

Rion tampak panik melihat pesan balasan Athya, dengan cepat ia mengetikkan sesuatu seperti yang Athya inginkan, dan langsung mengatakan maksud dan tujuannya menghubungi Athya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rion tampak panik melihat pesan balasan Athya, dengan cepat ia mengetikkan sesuatu seperti yang Athya inginkan, dan langsung mengatakan maksud dan tujuannya menghubungi Athya.

Melihat balasan Athya, Rion tertawa kecil. Ia membayangkan bagaimana wajah terkejut perempuan itu ketika mendapati dirinya tengah berdiri didepan kelasnya.

 Ia membayangkan bagaimana wajah terkejut perempuan itu ketika mendapati dirinya tengah berdiri didepan kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Rion bisa saja langsung masuk, namun ia hanya memikirkan Athya. Perempuan itu pasti akan kesal ketika dirinya masuk dan menghampirinya secara tiba-tiba, jadi lebih baik seperti ini. Ia juga tidak ingin perempuan itu jadi pusat perhatian karena dirinya.

 Ia juga tidak ingin perempuan itu jadi pusat perhatian karena dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelahnya Rion tidak membalas, ia menunggu Athya datang kepadanya.

Dan benar saja, perempuan itu kini berdiri menatapnya dengan tatapan datar seperti biasanya.

Jika Athya menatap dengan ekspresi datar, maka Rion sebaliknya. Ia menatap Athya dengan tatapan senang.

"Kenapa kak?" Ujar Athya memulai percakapan, ia juga tak ingin berlama-lama menemui Rion.

Rion tak menjawab, namun ia menjulurkan sebuah susu cokelat dengan merk 'milo' yang tercantum di kemasan kotak itu.

Alis Athya bertaut, menatap bingung susu kotak itu.

"Buat lo." Ujar Rion menjawab segala kebingungan Athya.

"Buat apa?"

"Buat minum." Jawab Rion santai.

Athya menghela nafasnya pelan.

"Saya tau kak, cuma kenapa kasih saya susu cokelat?" Tanya Athya bingung.

"Terima aja, gue punya alasan tersendiri kenapa kasih lo ini." Ujar Rion melirik sekilas susu kotak yang masih dalam genggamannya itu.

Melihat Athya yang masih diam, Rion meletakkan susu itu di meja yang kebetulan berada didekat mereka. Kemudian berlalu pergi, meninggalkan Athya.

Setelah beberapa langkah berjalan, Rion kembali menoleh ke belakang untuk menatap perempuan yang baru saja ia beri susu cokelat itu.

Tampak susu kotak itu kini sudah berada dalam genggaman tangan perempuan itu, secara tersembunyi Rion tersenyum, kemudian kembali berbalik melanjutkan langkah kaki nya.

"Makasih kak." Ujar Athya dengan suara yang terdengar jelas oleh Rion.

Tanpa menoleh, Rion mengangkat tangan kanannya, seolah berkata 'sama sama'.

Jika kalian bingung mengapa Rion meletakkan susu itu di meja dan bukan langsung diberikan pada Athya, itu karena Rion teringat dengan perkataan 'bukan mahram' yang Athya katakan padanya saat mereka baru pertama kali bertemu.

Meski ingin, Rion mencoba untuk tidak menyentuh Athya seperti keinginan perempuan itu sendiri. Ia akan terus mencoba mendekati Athya tanpa ada kontak fisik diantara mereka.

Tampak seperti tidak mungkin untuk seorang Rion bukan? Namun mau bagaimana lagi? Jika ia melanggar keinginan perempuan itu, maka ia tidak akan pernah mendapatkan apapun. Terlebih larangan itu juga di perintahkan dalam agama nya, jadi ia akan berusaha keras untuk menjalankan nya.

Meski sulit.

☘️☘️☘️☘️

HAI HAI HAI

Gimana part kali ini?

Suka?

Semoga suka ^_^

Rion suka Milo, aku juga suka
Kalian suka juga gak?

Selamat membaca semuanyaa

(^^)

R A B UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang