Tajuk 21: Epilog [Hanzel and Gracia Johnsson]

8 3 1
                                    

Nasib baik memang tidak bertahan selamanya. Pun, terkadang berbeda dari rencana si perencana walau terbilang sudah matang. Tidak cukup sederhana nasib baik itu berubah perlahan, tidak menjadi buruk, tetapi lebih mengenaskan. Nasib baik itu menghilang.

Ada banyak cara untuk menyelamatkan luka Grace. Luka luar yang disebabkan jarum itu tidak terlalu dalam, tidak masuk pada arteri, atau yang lainnya. Mereka mengambil jalan terbaik untuk mengambil dan mengganti sel kulit yang rusak itu. Dengan meminta Dewan Kesehatan, dokter utama Xherl, Grace berhasil melewati masa kritis dan darah kembali mengaliri wajahnya yang sudah sangat pucat. Perempuan itu tertidur di ranjang besar yang sebelumnya ditempati sang kakak.

Allen menghampiri Dewan Kesehatan yang dijaga ketat oleh beberapa orang untuk menjaga Grace di luar kamar sampai perempuan itu benar-benar pulih. Dia mengantisipasi pengikut Xherl yang mungkin masih setia dan mencelakai Grace atau Hanz.

"Tenang saja! Sejatinya aku adalah dokter. Tugasku menyelamatkan mereka bukan membunuh!"

"Meskipun keberadaanmu untuk melatih para pembunuh itu!" timpal Hanz sambil menegakkan kepala dan menoleh ke arah dokter.

"Itu pekerjaanku yang kedua!" dalihnya melirik Hanz lalu Allen.

Hanz berdiri, menoleh pada kaca jendela untuk memastikan Grace baik-baik saja. Lalu pergi ke kamar kecil untuk membersihkan diri. Melamun. Ketukan di pintu menggagalkan rencana Hanz untuk bersemadi.

"Grace mencarimu," teriak Allen di luar kamar mandi.

Laki-laki itu langsung keluar, berlari sekuat tenaga sampai terhuyung. Lantai licin bergesekan dengan alas sepatu bergerigi. Memasuki ruangan bernuansa putih dengan banyak kabel-kabel mengalirkan bermacam cairan. Perempuan yang tengah terbaring itu membuka mata. Sesekali terpejam lagi untuk menyesuaikan intensitas cahaya.

Tatapan keduanya sama-sama sendu. Banyak hal yang ingin mereka tanyakan satu sama lain, tetapi urung karena banyak masalah dan lain hal. Kini, mereka saling memeriksa jawaban itu sendiri.

Apakah selama ini kamu baik-baik saja?

Pertanyaan itu sudah berada dalam setumpukan pertanyaan di dalam pikiran. Namun, terungkap pun tidak. Bukan karena enggan, bukan karena malu, tetapi kehadiran mereka dalam pertempuran sudah sangat jelas. Kehidupan mereka baik ataukah tidak.

"Kau—"

"Kak Hanz ...," sapa Grace lirih.

Hanz dan Grace pun saling tatap lalu melukiskan senyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Their AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang