Chapter 09

6 5 0
                                    


~

Adzan Berkumandang, anak anak pesantren mulai berjalan ke masjid untuk solat berjama'ah. Ghazwan tidak sengaja melihat Aqila yang sedang melamun di bangku panjang.

"Assalamu'alaikum." Sapa Ghazwan.

"Wa'alaikumsalam" Jawab Aqila yang langsung berdiri setelah menoleh Ghazwan.

"Kak Aqila. Ga denger suara adzan ?" Tanya Ghazwan.

Aqila kebingungan "Emangnya udah Adzan ya wan ?"

"Astaghfirullah Kak Aqila, Adzannya udah selesai lagi 1 menit lalu."

"Be..begitu ya? Yaudah ayo ke masjid"

Aqila pergi menuju Masjid dan Ghazwan mengikutinya dari belakangnya. Selesai solat Ghazwan menghentikan Aqila yang berniat ingin langsung pulang.

"Ada apa Wan ?" tanya Aqila.

"Kak Aqila, sebenernya Kak Abbas pergi Dakwah kemana sih ?"

"Loh ? bukannya Abi udah ceritain ya ke kamu ? dia itu Dakwah bareng Latif ke Desa Elang" jelas Aqila.

"Cuman mastiin aja sih. Soalnya Kak Aqila kaya lagi mikirin Kak Abbas banget. Padahal kan Kak Aqila udah biasa ditinggal Dakwah sama Kak Abbas."

"Kakak cuman khawatir aja. Soalnya keadaan mereka sekarang lagi ga baik baik aja wan"

Ghazwan tidak mengerti apa yang dibicarakan dengan Aqila. "Maksudnya kak? Kak Abbas lagi sakit ?" tanya-nya.

"Ada apa ini. kalian itu bukan muhrim, bicara kok berdua duaan disini" Pak Ustadz datang menghampiri Aqila dan Ghazwan yang sedang ngobrol.

"Eh Pak Ustadz" Ghazwan dan Aqila Salim ke Pak Ustadz.

Untuk memedamkan rasa penasaran Ghazwan, ia langsung bertanya ke Pak Ustadz .

"Pak Ustadz. Maksud dari perkataan Kak Aqila apa sih. Katanya Kak Abbas lagi ga baik-baik aja. Dia sakit ?"

"Iyaa. Dia sakit, badannya menggigil, tapi bentar juga pasti sembuh. Aqila nya terlalu khawatir sama Abbas. Kita bantu doa aja biar dia selalu sehat" Jelas Pak Ustadz.

"Abi, kok gitu ?" Aqila terkejut dengan penjelasan Pak Ustadz.

"Ghazwan, kamu segera kembali ke pondok. Karena Pak Ustadz mau berbicara empat mata dengan Aqila."

Ghazwan merasa ada yang tidak beres. Tapi kali ini ia menurutinya.

"Yasudah Pak Ustadz, Aku kembali ke Pondok duluan ya. Assalamu'alaikum" Pamit Ghazwan.

"Wa'alaikumsalam" Jawab Aqila dan Pak Ustadz.

Pak Ustadz memperhatikan Ghazwan yang pamit. Sekiranya sudah jauh, Pak Ustadz langsung mengobrol dengan Aqila.

"Abii.. abi kenapa ga jujur aja sama Ghazwan ? Abi itu udah berbohong loh ? bohong itu kan dosa bi"

"Kalo Abi jujur. Dia pasti bakalan maksa Abi untuk mengikutsertakan dia ke Desa Elang. Kamu kan tau sendiri sifat Ghazwan, ga beda jauh sama kakaknya. Cukup mereka berdua aja yang melakukan tugas ini. mereka pasti sudah mempunyai rencana. Jika tiba tiba Ghazwan masuk ke rencana mereka, bisa bisa kacau. Kamu mau nanggung resiko nya ? kalo Abi sih Ogah"

"Tapi sampai saat ini kita belum tau kalo mereka itu punya rencana. Apalagi soal kabar A Latif yang mau dibakar hidup hidup malam ini."

"Huss sembarangan, siapa yang bilang Latif mau dibakar ? Semua itu belum terjadi."

"Tapi Bii.."

"Udah, Abi yakin kalo mereka akan baik baik aja. Mendingan sekarang kamu bantu Umi kamu masak buat makan malem. Abi udah laper"

Cerita Ramadhan : Taqwa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang