Chapter 15

4 3 0
                                    


~

"Gini aja, anggap aja gua gatau tentang rencanalu. Ya itung itung ucapan makasih karena udah nolongin gua tadi. Jadi gua gabakalan ikut campur sama urusan lu dengan warga desa disana. Gimana ?"

Ghazwan sepakat dengan pendapat Dhia.

[Di Desa Elang]

Ozak, Oba dan Naim masih belum menemukan keberadaan Abbas. Dan dilapangan semakin heboh dengan koar koar warga. Melki pun kewalahan untuk menenangkan warganya.

Namun sekejap semua menjadi hening ketika seorang wanita berambut putih datang menghampiri mereka. Mereka menyebut wanita itu sebagai "Nyai".

"Kenapa kamu itu tidak becuh Melki !!!" Bentak Nyai ke Melki.

Melki menundukkan kepalanya "Ampun Nyai"

"Kamu tau kesalahan kamu apa ?" tanya Nyai.

"Sudah membiarkan tawanan lepas dibawa kabur sama temannya" jawab Melki.

"GOBLOK!!!" Bentaknya.

"Sekali lagi saya minta ampun nyai."

"Yang membawa kabur tahanan itu bukan Pria yang bernama Abbas. Tapi anakmu sendiri yang membawa tahanan itu kabur" Nyai menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Melki dan warga desa kebingungan. Oba, Ozak dan Naim yang baru datang pun langsung mendengar kabar yang tidak disangka itu.

"Anakmu sepertinya sudah tertarik untuk mempelajari ilmu Agama. Didikan kamu memang tidak becus!! Ini baru pertama kali warga desa memiliki kegohanan hatinya sebagai Atheis"

Naim berpikir, kalo Yola yang membawa kabur tahanan. Berarti Abbas belum sempat datang ketempat tahanan. Berarti dia Abbas.

"Dan acara bakar bakar malam ini akan tetap berlanjut. ahahahaha" ucap Nyai.

Melki terlihat ketakutan. "Si..siapa nyai yang akan dibakar ?"

Nyai memanggil dua bawahannya. Mereka membawa seorang pria yang sedang diikat lalu mata dan mulut tertutup kain.

Naim terkejut, pria itu Abbas.

"Loh. Anak ini kan ?" Melki kebingungan, kenapa dia bisa ditangkap dengan Nyai.

"Saya menemukan bocah ini sedang mengendap ngendap. Sepertinya dia ingin menyelamatkan temannya yang ada ditahanan. Tapi sayang, ternyata dia malah bertemu dengan bawahan saya." Jelas Nyai.

Semua warga bersorak bahagia kecuali Naim.

Latif yang masih mencari Abbas didalam desa, tiba tiba mendengar sorakan para warga yang terdengar sangat jelas.

"Jangan jangan, Abbas dalam bahaya nih." Latif Bergegas mencari sumber suara sorakan itu. Dia pun sampai dan benar dugaannya, Abbas sedang dikerumunin banyak orang dan mereka menyiramnya dengan Minyak tanah.

Naim yang meliat Abbas merasa ingin membantunya. Tapi dia sangat takut jika nantinya bakal dijadikan korban yang kedua.

Latif yang mengintip dari kejauhan mulai tidak tahan, ketika latif ingin bergerak untuk menyelamatkan Abbas. Naim seketika berteriak disana. "Tunggu dulu!!" Sontaknya.

Semua terdiam dan memperhatikan Naim.

"Dia gamungkin mau nyelamatin temannya. Dia pasti nyasar" ucapnya dengan nada yang bergetar.

Abbas membantah penjelasan Naim "Bohong! Saya emang mau menyelamatkan teman saya. Naim Bohong!"

"Bas?"

"Kalo kalian mau bakar saya ? silahkan, saya sudah siap! Demi Allah saya siap!" Lanjut Abbas.

"Udahlah bakar aja dia sekarang.." ucap salah satu warga.

Cerita Ramadhan : Taqwa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang