Chapter 12

5 3 0
                                    


~

Oba tiba-tiba datang kerumah Naim.

"Lu ngapain datang kesini Im ? tumben tumbenan"

Oba mencoba membaca pikiran Naim. Dia mengintip semua pembicaraan antara Naim dan Abbas.

"Sesuai dugaan gua" ucap Oba.

Naim kebingungan. "Ba ? lu masih waras kan ?" tanya Naim.

"Jadi bener, kalo si Abbas itu masih memeluk agamanya ? tujuan dia mau masuk ke kampung ini tuh apa sih" Ucap Oba.

"Lu ngebaca pikiran gua ya Ba ?" Naim terkejut. "Sa..sampe mana lu ngebacanya ?" Naim terlihat panik.

"Menurut lu ?"

Naim mulai mengeluarkan keringat. "Please Ba, jangan kasih tau siapa siapa".

"Ko lu malah dia sih. Ini tuh bahaya buat kampung kita, kalo kampung kita ini jadi punya agama gimana ? gua kaga bakalan bisa cari duit lagi dong dari hasil ramalan" Jelas Oba.

"Hah ?" Naim terlihat bingung. "Ma..maksudlu ?"

"Udahlah bro, gausah pura pura gatau. Lu ga usah lindungin Abbas. Apa sih yang udah dia kasih ke elu?"

Naim mengira Oba sudah membaca isi pikirannya tentang rencana berhubungan badan dengan adiknya. Tapi ternyata dia membaca pikiran tentang pertemuan dia dengan Abbas. Ini membuatnya sedikit tenang.

"O..oooh Abbas, lu ngebaca soal pertemuan gua sama Abbas ?" tanya Naim.

"Yaiyalah, masa gua ngebaca pikiranlu yang mau ngesex sama adiklu. Ya ga ada gunanya juga" ucap Oba.

"BA! Lu sebenernya kesini mau ngapain si!!" Bentak Naim.

"Oit. Kok lu jadi emosi gitu?"

"Ya lu udah ngebaca pikiran gua seenaknya" jawab Naim.

"Soal Abbas ? itu gua butuh buat riset"

"Bu..bukan itu. So..soal ade gua" ucap Naim sambil malu malu.

Oba tersenyum melihat ekspresi Naim. "Oooh lu beneran mau ngesex sama ade lu ? gila sih".

"Berisik lu"

Dhia keluar dengan menggunakan pakaian sexy. Naim yang melihatnya langsung menegurnya "Lu mau kemana Dhia ?"

Dhia menoleh dengan wajah malas "Mau order Gigolo, kenapa ?"

"Lah, bukannya lu kaga punya uang ?" tanya Naim.

Dhia tiba tiba tersenyum "Hehe, minjem dulu ya. Barusan gua pecahin celengan ayam yang ada diatas lemari kamar"

"Bentar ? Si Choky lu pecahin ?" Naim kaget.

Dhia menganggukkan kepalanya. Naim terlihat sangat sedih dia berlari kedalam dan melihat pecahan pecahan Choky sang Ayam celengannya.

Oba memanggil Naim dari luar "Im. Urusan kita belum selesai loh" Tapi Naim tidak meresponnya.

"Udah Bang Oba, biarin aja" ucap Dhia.

"Elu sih" Oba pergi. Dhia tidak peduli dengan keadaan, dia tetap pergi untuk menyewa Gigolo.

[Di Penjara]

Yola datang lagi untuk menemui Latif. Tapi sepertinya Ozak sedang tidak ada disini. Yola sedikit khawatir, kalo Latif habis disiksa oleh Ozak.

Yola memasuki ruangan Latif. Dan disini kedua kalinya Yola mendengar suara Latif yang sedang mengaji dengan merdu dan menenangkan hati.

Yola mengeluarkan HPnya dan merekam Latif yang sedang mengaji. Sampai dikalimat "Shadaqallahulazim" Latif membuka matanya. Yola bergegas memasukkan HPnya ke saku celananya.

Cerita Ramadhan : Taqwa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang