Chapter 14

3 3 0
                                    


~

Masih di Desa Elang. Warga menunggu Yola yang sedang menjemput Latif merasa sangat lama.

"Boss. Si Neng Yola kok lama ya ?" Ucap Ozak yang bertanya ke Melki.

"Ya mana saya tau. Kamu susul dia." Jawab Melki.

Oba terlihat sangat gelisah, Melki menghampirinya.

"Kamu kenapa Ba ? kok gelisah gitu" tanya Melki.

"Gini Pak Melki, saya tadi sore mencoba meramal Yola, anaknya Bapak."

"Iya saya tau Yola itu anak saya. Kenapa kamu ramal ramal ? mau ngintipin anak saya pas mandi !?" Tegur Melki.

"Engga pas sumpah. Saya cuman ngeramal apa yang bakal terjadi." Jelas Oba.

"ya sama aja itu, kalo selanjutnya dia mau mandi. Kan kamu ngintip juga namanya" ucap Melki.

"Aduuh ini masalah serius. Pas saya ramal Yola itu ada yang aneh. Dia pergi untuk menemui latif. Tapi setelah dia masuk kedalam ruangan Latif, buarrr hilang ramalan saya" Oba menjelaskannya dengan jelas.

"Kuota kamu habis kali ?"

"Pak Melki, mana ada ngeramal pake kuota."

"Trus pake apa ? pulsa ?"

"Ya engga dong Pak Melki."

"Trus kenapa bisa hilang tiba tiba"

"Nah itu yang saya bingung. Kok bisa"

"Yee kalo kamu yang ngeramalnya aja bingung, apa lagi saya."

Warga desa mulai koar koar soal acaranya yang tidak dimulai mulai. "Lama banget sih. Kapan bakar bakar orangnya nih" ucap salah satu warga Desa.

Ozak kembali ke lapangan dengan tangan kosong.

"Loh. Kok malah balik lagi" tanya Melki.

"Anu Boss, Yola sama Anak Masjid itu ga ada disana. Tapi Selnya udah kebuka." Jelas Ozak.

"Yang bener kamu !!." Bentak Melki.

Melki langsung melihat keseliling warga. Dan bertanya ke Naim "Im, Si Abbas kemana ?" tanya Melki.

"Dia masih di rumah pak. Tadi udah saya samper, tapi katanya lagi bersihin kamar mandi dulu." Jawab Naim.

"Oba!, Ozak!, Naim!. Cari Abbas! Saya yakin kalo dia sudah bawa kabur si Latif dan Anak Saya."

"Siap!" Ucap Oba dan Ozak.

"Iya pak" disambung dengan Naim.

Mereka bertiga berpencar untuk mencari Abbas. Naim langsung mencari dirumahnya langsung. Dia mengetok pintu rumah Abbas tapi tidak ada sautan. Alhasil dia pun mendobraknya Dan Abbas tidak ada dirumahnya.

"Kemana dia ya ? padahal gua udah yakin bakalan temenan sama dia. Kalo kaya gini urusannya, bisa bakalan ribet." Ucap Naim.

[Di Jalan (luar Desa)]

Ghazwan bertanya tanya ke semua orang yang dia temui dijalanan. Mencari alamat Desa Elang begitu sulit. Sampai dimana dia bertemu dengan tukang becak yang pernah ditumpangi dengan Abbas dan Latif..

"Assalamualaikmu pak. Saya mau nanya. Kalo Desa Elang itu dimana ya ?" tanya Ghazwan.

Tukang becak itu memperhatikan Ghazwan dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kamu mau ngapain dek kesana? Orang yang punya Agama dilarang pergi kesana. Apalagi kalo sampe ikut campur masalah mereka. Bisa bisa abis kamu dek dikeroyok satu warga" jelas tukang becak.

Cerita Ramadhan : Taqwa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang