"Silakan duduk," ucap seseorang melihat kepada tiga mahasiswa yang datang masuk ruangan. Ia sedang sibuk dengan kertas di hadapannya menulis sesuatu, begitupula seseorang lain yang juga melakukan hal yang sama.Ruangan kubus ber cat warna abu-abu itu, menjadi lebih sunyi dari biasanya, suara guratan pena terdengar jelas pada ruangan itu.
"Oke, kita mulai ya, tapi sebelum itu tadi di luar sudah dijelaskan 'kan tentang waktu wawancara?" tanya Edward yang jadi pewawancara hari ini.
"Sudah, Bang," jawab Raje, diikuti dengan Dewi dan Prima.
"Oke, kalian dengarkan pertanyaan ku elok-elok ya, aku tak akan ngilangin pertanyaan yang sama," ucap Edward dengan logat bataknya yang tak ketinggalan, fokus dengan tiga orang dihadapannya. Begitupula dengan teman pewawancara Edward, Dewa. Tak ada yang menyadari bahwa sekilas Dewa melihat Dewi dari ujung matanya. Ia cukup berterima kasih kepada semesta yang sudah membuat Dewi jadi satu dari berapa ratus orang yang akan ia wawancarai hari ini.
"Baik, Dewi Fazura Putri, Prima Lestari, dan Rajendra Laksamana, perkenalkan diri kalian," ucap Dewa mengambil alih.
"Dimulai dari ujung sebelah sana," tunjuk Dewa ke arah Rajendra yang berada di posisi paling ujung kanan, lalu prima dan terakhir Dewi.
"Oke, sebelumnya selamat siang. Perkenalkan nama saya Rajendra Laksamana, biasa dipanggil Raje, saya berumur 18 tahun, jurusan manajemen semester 1, asal Jakarta."
Diikuti oleh Prima, gadis itu pun mulai memperkenalkan dirinya.
"Sebelumnya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Perkenalan nama Prima Lestari, biasa dipanggil Prima, usia 18 tahun, jurusan ilmu perpustakaan semester 1, asal dari Sumatra, Jambi.""Selamat siang, perkenalkan nama saya Dewi Fazura Putri, biasa dipanggil Dewi, usia 18 tahun, jurusan ilmu perpustakaan, asal Jakarta."
"Oh, kau sama dia satu jurusan?" tanya Bang Edward kepada Dewi menunjuk Prima.
"Iya, Bang," jawab Dewi.
"Kalau begitu, kenapa la alasan kau daftar Cinema?" tanya Bang Edward ke arah Dewi, membuat Dewi agak gugup.
Ia Diam sejenak, lalu memantapkan hatinya untuk menjawab pertanyaan dari Bang Edward.
"Alasan saya mengikuti Cinema karena saya ingin mengembangkan skill saya di bidang fotografi, saya ingin belajar banyak tentang membuat film, melihat dari cita-cita saya yang ingin menjadi sutradara, itu sudah menjadi alasan kuat kenapa saya ingin daftar Cinema." Jawaban Dewi begitu mantap, membuat Dewa agak tercengang dan mengetahui fakta lain kalau Dewi punya cita-cita yang sangat besar.
"Oke, kalau kau?" tanya Bang Edward kepada Prima yang masih tidak meninggalkan logat bicaranya.
"Hm, kalau alasan saya ingin daftar Cinema ialah karena saya juga ingin mengembangkan bakat saya dibidang fotografi ini yang sangat kurang, saya ingin mengenal lebih dalam lagi dengan dunia Fotografi, dilihat dari saya mempunyai cita-cita menjadi traveler yang saya tau bahwa foto suatu pemandangan atau tempat itu tidak hanya foto biasa aja, pasti ada skill yang harus dikuasai jika ingin foto tersebut bisa kita saratkan dengan makna."
Bang Edward dan juga Dewa manggut-manggut paham, "dan kau pulak?" tanya Bang Edward kepada Rajendra.
"Alasan saya kenapa saya ingin daftar Cinema, juga tentu tidak jauh dari jawaban sebelumnya, yaitu saya ingin mengembangkan skill saya di bidang fotografi ini, karena menurut saja belajar secara bersamaan dan berbaur dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama adalah suatu pembelajaran juga, karena selain saya mengembangkan bakat saya, saya juga lebih banyak mendapatkan teman dan juga relasi tentunya, bagaimana relasi begitu penting untuk kedepannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa untuk Dewi
Storie d'amoreDewa adalah seseorang yang begitu tegas dan berprinsip. Apa pun yang ia lakukan harus sesuai dengan rencananya. Dewi adalah seorang gadis pendiam dan juga introvert ia tidak memiliki seseorang pun teman. Ia juga sering merasa insecure atas dirinya...