Waktu meluncur dengan begitu cepat, detik berganti menit, menit berganti jam hingga hari berganti Minggu tanpa pernah memandang kebelakang sekali pun, tidak ada waktu yang dilewatkan oleh waktu. Jika ada yang bertanya siapa yang paling teguh pendiriannya, ia adalah waktu karena waktu tak kan pernah berhenti sebelum ia benar-benar berhenti.Sudah dua Minggu terlewat setelah kejadian itu, setelah Dewa menceritakan segala lukanya serta kehangatan pada rumah yang asri itu. Setelah kejadian itu hubungan mereka jadi lebih baik, Dewi tak lagi acuh atau perasaan risih terhadap Dewa agak sedikit terkikis. Bahkan, entah kenapa kehadiran Dewa menjadi lebih menyenangkan.
"Prim, gue udah di depan."
"Oke, bentar ya."
Kini Dewi berada di depan kost Prima, mereka akan ke kampus untuk memproduksi film yang akan ditayangkan beberapa Minggu lagi, dalam acara Cinema Night. Acara itu cukup bergengsi yang diadakan Cinema, acara ini akan mengundang UKM lain dan tentu mereka harus menyiapkan film ini dengan sebaik mungkin, karena ada hadiah yang menunggu bagi siapa yang menyandang film pendek terbaik di Cinema.
Dewi menunggu agak lama, entah apa yang disiapkan gadis itu sehingga selama ini. Jadi, Dewi mengirimkan pesan lagi kepada Prima untuk ke supermarket yang ada di perkompleksan rumah mereka, karena Dewi ingin membeli satu dua barang untuk persiapan take video nanti. Setelah mendapat kata iya dari Prima melalui pesan, baru lah Dewi melajukan motornya menuju supermarket.
Dewi memarkirkan motornya dan segera masuk ke supermarket dengan kamera yang tergantung di lehernya. Ia memilih beberapa jajanan dan juga tak lupa dua kota susu rasa taro titipan Prima.
Dewi mengantri di kasir karena kasir pagi ini cukup ramai, selagi menunggu ia melihat notif pesan yang masuk.
Dewa
Udah berangkat?
Dewi tersenyum tipis, ia meletakkan dahulu keranjang belanjaannya, lalu membalas pesan dari Dewa.
Belum, kenapa?
Perlu di jemput?
Lagi-lagi Dewi terkekeh, Dewa jadi aneh begini tapi Dewi suka. Karena kejadian beberapa Minggu lalu, Dewa selalu inisiatif sendiri, bagaimana ia memberikan barang yang Dewi butuhkan tanpa Dewi mengatakan atau bahkan melakukan sesuatu yang Dewi butuhkan tanpa Dewi juga mengatakannya.
Beberapa hari lalu saja, tiba-tiba Dewa datang ke rumah membawa sekantong plastik berisi jajanan dari supermarket. Tentu Dewi kaget dan Dewa hanya menjawab untuk amunisi Dewi saat menulis. Dewa mengetahui Dewi suka menulis karena Dewi cerita kepadanya bagaimana gadis itu sangat menggilai buku.
Beberapa waktu juga mereka makan es krim bersama, dan Dewa menceritakan tentang Gangga yang suka es krim rasa jeruk tanpa ada kesedihan di dalamnya, dan itu cukup membuat Dewi senang bahwa Dewa sudah baik-baik saja.
Dewa
Hey
Pesan dari Dewa masuk lagi, membuat Dewi terperanjat karena lupa membalas pesan Dewa saking asiknya mengingat kejadian yang telah mereka lalui beberapa waktu belakangan ini.
Gak kok, gue bareng Prima
Okey, hati-hati
Kalau ada apa-apa kabarin gue segera
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa untuk Dewi
RomantizmDewa adalah seseorang yang begitu tegas dan berprinsip. Apa pun yang ia lakukan harus sesuai dengan rencananya. Dewi adalah seorang gadis pendiam dan juga introvert ia tidak memiliki seseorang pun teman. Ia juga sering merasa insecure atas dirinya...