6.🔰Enam🔰

594 45 0
                                    

   Angkasa yang mendengar itu gerak cepat merapatkan tubuh besarnya ketubuh mungil yang seakan pas dipelukannya,Nayaka semakin takut kepada Angkasa yang akan menamparnya itu.

    Angkasa menghirup bau dari Tubuh Nayaka dan mencium leher putih itu dengan lembut.

"Rasa vanila tercampur blueberry,aku suka" bisik Angkasa ditelinga Nayaka dan mencium telinga mungil itu.

"Jangan pernah sekalipun menukarkan parfum kamu dan lainnya,aku suka bau kamu" bisiknya lagi.

"Lepasin,hiks hiks,lepasin ini sesak" ucap Nayaka dengan tangisannya.

  Angkasa pun melepaskan Nayaka dan mengangkat tubuh mungil itu ke waltafel,Angkasa terus menatap wajah yang selalu menangis dan selalu tersenyum kesiapapun tanpa melihat dirinya.

"Kamu pikir aku akan melepaskan aku begitu saja,mohon maaf aku tidak bisa melepaskan orang yang berani masuk dalam kehidupan aku,dan kamu berani nya masuk dalam kehidupan aku dan aku tidak akan melepaskan kamu,gadis cantik" ucap Angkasa.

  Nayaka bukan tersenyum malahan dirinya menangis,gerak cepat Angkasa mencium Kelopak mungil itu dengan insten.

"Jangan Nangis,nanti cantiknya hilang" bisik Angkasa.

"Mau pulang," tanya Angkasa.

   Nayaka mengangguk karena dirinya sangat pusing sekali,Angkasa pun mengambil obat obat Nayaka dan memasukkan pada kantong celananya.

   Angkasa mengangkat tubuh kecil itu dalam pelukannya.

"Tidurlah" bisik Angkasa.

   Gerak cepat Nayaka memeluk Angkasa dengan erat agar dirinya tidak mimpi lagi.

"Jangan harap kamu keluar dari kehidupan aku Nayaka,aku sudah terikat sama aku,dan perlu diingat kamu sekarang kehidupan aku" gumam Angkasa dan meletakkan Nayaka dalam mobil Devan.

   Devan,Bima dan Danu pun mengikuti Angkasa dari belakang mobil Devan,Bima melihat Dena dengan tatapan benci.

"Mulai besok kamu akan dibully oleh Warga sekolah ini" bathin Bima.

   Dan disinilah mereka dikediaman Morgan yang tak lain Papahnya Nayaka.

"Bi" teriak Devan.

"Iya tuan," pelayan itu menunduk.

"Dimana kamar Nayaka,dan suruh Ririn dan Cia untuk membersihkan tubuh Nayaka,dan jika saya melihat sesuatu ditubuh Nayaka kalian mati" perintah Devan.

   Ririn dan Cia pun menunjukkan kamar Nayaka kepada Angkasa dkk.Angkasa pun kembali keruang tamu dan menatap sekelilingnya sungguh rumah ini bukan dikatakan rumah melainkan Mansion yang sangat megah.

"Megah banget" gumam Danu.

"Yang aku denger dari kakek,bahwa Paman Morgan sangat suka rumah Klasik,jadi gak heran jika ini Rumahnya,buktinya depan ada namanya" sambung Devan.

"Kalian" seru Morgan yang baru pulang dari kantornya.

"Rupanya kalian disini,paman ingin menceritakan sesuatu pada kalian" ucap Morgan.

   Morgan pun menceritakan dari awal dimana Nayaka pingsan,membuat Angkasa dkk semakin bersalah karena tidak bisa menjaga perasaan Nayaka bahkan gadis sebaik Nayaka selalu diperlakukan sangat buruk.

"Paman mohon sama kalian jaga Nayaka,karena Nayaka putri paman satu satunya,walau kalian tidak menyayanginya seenggaknya biarkan dia bahagia,terutama kamu Devan,kamu sangat dekat sama Nayaka jauhkan Nayaka dengan mamahmu," ucap Morgan dengan paksa.

"Sesuai keinginan Paman,aku dan lainnya akan menjaga Nayaka paman" sahut Angkasa.

"Permisi Tuan " ucap pelayan itu.

"Ada apa" tanya Morgan.

"Nona menangis deras" sahutnya lagi.

   Gerak cepat Morgan dan Angkasa menuju ketempat Nayaka ternyata benar Nayaka menangis dan memegang jantungnya.

"Panggil dokter Flo," perintah Morgan.

  Pelayan itu pun memanggil Dokter Pribadi Morgan.Angkasa mengangkat tubuh mungil itu dengan lembut.

"Jangan Nangis,nanti semakin sakit sayang" gumam Angkasa.

   Nayaka menatap Angkasa dan memeluk Angkasa dengan erat.

"Sakit banget,pengen mati saja" ucap Nayaka.

"Kamu jangan begitu sayang,kamu tidak sayang sama papahmu" sahut Morgan.

   Nayaka mengeleng saja sungguh dia merindukan Papahnya Morgan.

"Permisi" ucap dokter Flo.

   "Ya" sahut kedua es kutub utara.

   Dokter Flo pun memeriksa Keadaan Nayaka dan menghembuskan Nafasnya.

"Jantungnya kambuh lagi,Nona Nayaka harus menjauhkan Makanan yang bergandung pedas seperti Sambal,karena ini bisa menyebabkan pedih dijantung" ucap Dokter Flo.

  "Baiklah Saya akan memberikan resep obatnya" Dokter Flo pun memberika resep obat dengan lengkapnya.

   Dokter Flo pun meninggalkan Kedua nya.Nayaka menatap Papahnya itu dengan mata sebabnya.

"Papah,boleh tidak beli roti coklat,Nayaka pengen," ucap Nayaka.

"Iya sayang Papah akan membelikan,baiklah papah langsung ke indomaret,Angkasa jaga dia" perintah Morgan.

"Baik paman."

    Morgan pun meninggalkan kedua pasangan itu dan Angkasa menatap Nayaka dengan teliti.

Vote dan komen ya.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang