13.🔰TigaBelas🔰

414 27 0
                                    

Angkasa terus menyeret Nayaka keruang rahasianya,sungguh dirinya sedang emosi melihat orang lain menyentuh Nayaka tanpa seizinnya.

"Lepasin sakit," ucap Nayaka dengan lirihnya.

Tubuh Nayaka terhempas kekasur gerak cepat Angkasa memeluk dengan erat.

"Aku tidak suka jika milikku disentuh" gumam Angkasa.

"Kamu milikku,tanggung jawab aku,dan Aku tidak suka membagi ingat itu Nona Xavier" ucap Angkasa.

Hiks.

Hiks.

Hiks.

Angkasa mengecup kelopak itu dengan lembut dan memegang wajah mungil itu dan menaruh kepalanya dikening Nayaka.

"Aku gak suka kamu nangis,kamu berhak bahagia Nayaka,kamu itu hidup aku,kamu tanggung jawab aku,harga diri aku ada sama kamu,jangan nangis" ucap Angkasa dengan lembutnya.

Angkasa pun mengecup bibir itu dan sesekali melumatnya dengan insten.

"Bibir mu manis,dan aku suka" bisik Angkasa.

"Kamu jahat hiks hiks." gumam Nayaka.

"Kamu jahat,selalu memukuli ku dengan kejam jika kamu ingin menyakiti ku lagi kumohon jauhi aku dan jangan beri harapan untuk ku" sahut Nayaka.

"Apa aku harus menghamili kamu,agar kamu harus terikat ama aku,ya kamu bener aku orangnya jahat dan kejam jika menyangkut hidup kamu,kamu pasti tau kan kalau aku pernah membunuh seseorang didepan kamu" ucap Angkasa.

"Kenapa,kenapa aku bisa mencintai seorang pischopat" Runtuh sudah tangisan dari Nayaka.Angkasa jangan ditanya cowok itu hanya menatap Nayaka dengan lembutnya sesekali mengelus air mata itu dengan cermat.

"Nangislah jika kamu bahagia,selepas ini kamu harus makan dan minum" suruh Angkasa.

Nayaka hanya mengangguk saja Angkasa hanya menghela nafasnya dirinya kenapa sebucin ini terhadap Nayaka.

"Kamu disuruh kerumah ku,karena mamah ku mau bertemu sama kamu" ucap Angkasa.

"Aunty Amantha,kenapa apa dia ingin memarahi aku" sahut Nayaka.

"Tidak,dia ingin mengajari kamu buat kue,kamu kan suka roti rasa coklat kan"ucap Angkasa.

"Roti,aku mau," ucap Nayaka dengan girangnya.

"Baiklah kita kekantin makan dulu" suruh Angkasa.

"Gendong,kaki ku sakit" ucap Nayaka dengan Manjanya.

"Ok" Angkasa pun mengangkat tubuh itu dan membawanya ke kantin.

Para siswa dan siswi hanya menunduk saat melihat Angkasa mengendong Nayaka bahkan Angkasa mencium pipi Nayaka dengan cermat.

Dena menatap Nayaka dengan kebencian sungguh dia akan memperlakukan Nayaka seperti Jalang.

"Kau mau nyiksa dia,hanya orang bodohlah yang menyakitinya,kau beberapa kali menyiksa nya beberapa bulan ini tapi apa kau selalu dapat teror kan" sahut Naura.

"Siapa yang mengirimkan kau teror sih" tekan Dena.

"Aku rasa Mereka deh" sahut Naura dan hanya menunjukkan dagunya.

Dena hanya menatap jengah saja dan tiba tiba Agus berdiri dan bicara dengan lantangnya.

"Gusy aku mau katakan bahwa sekolah kita mempunyai Jalang loh" teriak Agus dengan lantangnya.

"Masa sih,coba kau katakan dengan keras" sahut Bima.

"Aku dengar,dia,dia dan dia sedang main skipapap dengan om om pedofil dan parahnya lagi Paman ku juga termasuk" ucap Agus dan menunjuk pada Dena,Naura dan Santi.

"Kau jangan asal nuduh " tekan Dena.

"Aku gak nuduh,tapi kau sendiri kan main itu,coba kau pada semua lihat kearah Tv yang dipasang oleh Angkasa dkk" ucap Agus.

Mereka pun menonton itu termasuk Nayaka mata mereka molotot saat Dena sedang mendesah hebat dan mengiurkan.

"Jalang rendahan" celetuk Devan.

"Berapa sih harga kau sampai sampai kau murahan" sahut Danu.

Dena hanya menahan malunya dan sungguh dirinya sangat dipermalukan oleh seluruh kantin dan lainnya.

Dena pun meninggalkan kantin dan menangis karena malu bahkan sangat malu.

Vote dan komen ya.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang