Kenapa tidak ada yang memperingatiku soal momen penuh kejutan ini?
- Dafeeya Raihandoko
****
Setelah tiga bulan bertunangan, kurasa baru hari ini aku dapat menghabiskan waktu berdua dengan Keynan tanpa ada gangguan. Sungguh seperti kesempatan emas yang belum tentu datang seabad sekali.
Haha. Mungkin aku terlalu berlebihan saking senangnya.
Kami berkendara ke Bandung menggunakan mobil Keynan. Pagi-pagi sekali aku sudah menemukan lelaki tampan itu duduk di dapur menungguku bersama papa sambil menemani mama memasak sarapan.
Bagaimana mungkin kedua orang tuaku tak ikut jatuh cinta dengan Keynan?
Saat ini kami masih dalam perjalanan menuju lokasi pemotretan. Keynan mengenakan kaca mata hitam demi menghalau sinar matahari pagi yang menembus kaca mobil sementara aku memilih memejamkan mata karena masih mengantuk. Untungnya, Keynan cukup pengertian dan tak cerewet minta ditemani mengobrol.
Yah, sejauh ini aku cukup menikmati pemandangan Jumat pagiku. Melihat pemandangan hijau di luar jendela serta melihat lelaki tampan di sampingku ibarat manekin supertampan yang biasa kupandangi sepuas hati.
"Sudah puas memandanginya? Saya tahu kamu sudah bangun," ledek Keynan seraya mengacak-acak rambutku.
Aku terkekeh dan menarik tangannya kemudian memeluknya dengan manja. Jarang sekali bisa menemukan momen di mana aku bisa bermanja-manja dengan Keynan dan aku tahu, Keynan tak pernah keberatan. Setelah itu, kudaratkan kecupan singkat di pipi Keynan.
Keynan tersenyum kemudian tertawa.
"Sepertinya mood kamu bagus sekali hari ini. Saya jadi ikut senang."
"Iya, dong. Kapan lagi aku punya waktu berdua dengan tunangaku yang supersibuk ini. Papa dan Mama bahkan ngasih izin untuk menginap di Bandung supaya kita bisa quality time."
Keynan hanya bisa tersenyum. Mungkin ia juga sudah lama menginginkan hal ini, hanya saja baru kali ini keinginan itu terealisasi.
Mobil Keynan melanju kencang. Tujuan pertama kami adalah sesi foto di sebuah Villa di sekitaran Lembang. Keynan yang lebih tahu persis lokasinya, jadi untuk masalah ini kupercayakan sepenuhnya kepada tunanganku.
Di bagian belakang mobil ada dua koper, satu berisi pakaian milik Keynan dan satunya milikku. Selain pakaian untuk sesi pemotretan, koper itu juga berisi perlengkapan untuk mengingap selama akhir pekan ini.
Jangan berani berpikiran aneh-aneh. Tentu kami tidak akan menginap di kamar yang sama sebelum kami sah sebagai pasangan suami-istri.
Tepat pukul 9 pagi, aku dan Keynan telah sampai di lokasi pemotretan. Di sana kru fotografer sedang bersiap-siap menata lokasi dan memintaku serta Keynan untuk langsung bersiap-siap. Untuk pemotretan pertama, kamu mengusup konsep quality time yang menunjukkan kedekatan hubungan kami. Tidak terlalu intim, tapi terlihat seperti pasangan kekasih yang serasi.
Lokasi pemotretan selanjutnya masih akan berada di seputaran Lembang. Aku sedikit bingung ketika Keynan memutuskan untuk meninggalkan koper kami di villa ini.
"Kenapa ditinggal? Memangnya mau mampir ke sini lagi?" tanyaku sementara Keynan mulai memanaskan mobil.
"Malam ini kita menginap di sini," kata Keynan santai.
"Aku kira kita akan menginap di hotel?" tanyaku bingung.
"Pihak WO bilang, kemungkinan akan ada sesi pemotretan malam di sekitar Lembang. Jadi, biar lebih praktis, sekalian saja sewa villa ini untuk menginap," jelas Keynan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Teacher My Fiancé
RomanceA Sequel of "The Great Teacher My Love" Originally written by Fala "Kaleela" Amalina **** "Siapa bilang punya tunangan sempurna itu tugas yang mudah?" -Dafeeya- Setelah resmi dilamar oleh Keynan, hidup Dafeeya justru semakin rumit! Pasalnya, menjela...