Enam belas

2.8K 274 20
                                    


Gracia melangkahkan kakinya santai menuju dapur. dahaganya yang menyerang membuat ia dengan terpaksa jalan menuju dapur untuk mengambil minuman, berjalan tenang dengan piyama berwarna ungu tua yang ia pakai.

Sesaat ia menghentikan langkahnya sebentar saat melewati ruang tamu, dimana ada sosok lain yang masih belum tidur terlihat sedang sibuk dengan laptopnya dan berkas berkas dimeja yang agak sedikit berantakan.

Ia melihat kearah jam dinding besar disana yang sudah menunjukan pukul 02.15, nih orang kenapa belum tidur?? pikirnya.

Tak mau ambil pusing akhirnya dia kembali berjalan kedapur untuk tujuannya tadi.

glek...

" ahh... leganya "

Sesudah minum ia terdiam memikirkan sesuatu sambil menatap kearah mug yang ada didepannya...
.
.
.
.
.
.
.
.

" kok belum tidur ? "

Suara dari arah belakang yang tiba tiba itu membuat shani sedikit terkejut, lebih terkejut lagi ketika gracia meletakan secangkir coklat panas dengan cream diatasnya yang terlihat sangat enak itu di meja samping laptopnya.

" buat aku ? " tanyanya untuk memastikan kalau minuman itu memang dibuat untuknya.

" Hmm " jawabnya sambil sedikit mengangguk pada shani.

" itu ga bisa dikerjain besok aja? " lanjutnya bertanya pada shani, yang ditanya terdiam sebentar.

Tumben perhatian gini, jadi takuttt

" Ohh bisa sihh, tapi aku ga bisa tidur jadi malam ini... jadi lebih baik ngerjain dulu yang tertunda daripada ga ngapa ngapain " jawabnya sambil meraih secangkir coklat panas tadi dan tanpa basa basi langsung menyeruputnya padahal itu masih sangat panas.

" aaaa panhassstt " thu kan... lidahnya menjulur keluar merasakan sakit dari coklat panas tadi.

" Hati-hati masih panas... "

" Telat mba... telat banget... " ucapnya dengan masiih menjulurkan lidah.

" Pffttt...hhahahahhaa ngakak bangett hahahaa aduhhh capek banget, makanya ga usah buru buru gituu hahahahaa " gracia tertawa senang melihatnya seperti itu.

" Iyaa iyaa geee udhh ga usah ketawa lagi "

" Bentar... " gracia beranjak dari kursinya dan pergi menuju ke dapur, ia kembali dengan sebongkah es batu yang ia ambil dan duduk disamping shani.

" Nihh masukin aja...biar ga panas panas amat pas minum "

" Makasihh " ucapnya sembari mengambil es tadi dan memasukan sedikit ke gelasnya setelah beberapa saat ia mulai meminum lagi.

" Wahhh enakk bangett " pujinya dengan mata berbinar.

" Enaklahh siapa dulu yang buat " ucap gracia dengan bangga.

" Emang mantep gracia shania " ucapnya kembali meminum minuman tadi, gracia hanya tersenyum melihat shani begitu menikmatinya.

Menatap gadis yang lebih tua setahun darinya itu lama, ketika ditatap balik dan mata mereka bertemu, gracia segera mengalihkan pandangannya dari shani, membuat shani menatapnya kebingungan.

Lama keduanya terdiam dalam pikiran masing masing akhirnya shani buka suara.

" Gee... "

" Hmm ? " jawabnya sambil menoleh ke arah yang bersangkutan.

" Aku mau ngomong boleh ga ? tapi kamu jangan potong pembicaraan aku kayak dulu dulu, aku benar benar ingin kamu dengar ini"

" Makanya kamu jangan nyebelin " ucap gracia yang spontan membuat shani memanyunkan bibirnya menunjukan wajah sedihnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Call you mine - GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang