Berlari masuk ke dalam penginapan, Tala mencari keberadaan ketiga sahabatnya dengan tergesa-gesa.
"Ya, aya! Kamu liat Gio, Jani, sama Lovi ngga?" tanya Tala kepada salah satu teman seangkatan nya yang kebetulan sedang menyapu lantai. Rajin emang.
Aya menatap Tala bingung. Bagaimana tidak bingung, Tala berlari dengan peluh di keringatnya lalu bertanya dengan raut wajah khawatir dan ketakutan. Seperti habis di kejar hantu saja.
"Oh itu tadi mereka keluar penginapan. Entahlah kemana, tadi pas Jani balik terus liat Gio sama Lovi pengen keluar, dia ikut," jelas Aya dengan tenang. "Memangnya ada apa Tala?" lanjutnya bertanya.
Raut wajah Tala semakin khawatir. Dia kira Jani sehabis bermain dengannya akan langsung diam di dalam kamarnya. Ternyata perkiraannya meleset.
"Tidak ada, saya hanya bertanya. Maaf mengganggu," setelah mengatakan itu, Tala berjalan menuju kamarnya. Mengacak acak rambutnya frustasi. Dia sangat khawatir dengan mereka bertiga.
Ah ponsel!
Tala mencari benda pipih tersebut. Setelah ketemu, dia langsung menghubungi nomor Jani. Syukurlah pada panggilan pertama Jani mengangkat teleponnya.
"Kamu dimana Jan?" tanya Tala segera setelah Jani mengangkat telepon nya.
"Ha? Iya halo Tala. Aku lagi di supermarket nih, bareng Gio sama Lovi juga. Kenapa?"
"Ah, tidak. Saya hanya sedang overthinking. Takut kalian kenapa-napa. Baiklah, silahkan di lanjut belanjanya. Sampaikan ke Gio juga suruh dia jaga kalian berdua jangan sampai kenapa-napa."
"Iya siap, Tala. Kamu gamau nitip sesuatu?"
"Gausah Jani, terima kasih. Saya tutup dulu ya. Kalian hati hati."
Setelah mengatakan itu, Tala menutup telepon nya dengan senyuman tipis. Dia menghela napasnya lega. Ternyata dugaannya salah, teman-temannya hanya berbelanja. Dan sesuatu yang dia temukan di goa tadi mungkin tidak benar. Syukurlah.
"Hah, mungkin saya aja yang terlalu berpikir macam-macam," Tala menghembuskan napasnya lega. Dia kemudian pergi ke dapur untuk sekedar mencari camilan dan minuman.
•••
Sudah pukul 9 malam. Tapi mereka (Jani, Gio, dan Lovi) belum juga terlihat batang hidungnya di penginapan.
Tala mondar-mandir gelisah. Dia berdiri di dalam kamarnya, lalu keluar pergi ke kamar sahabatnya hanya untuk mengecek apakah mereka sudah pulang atau belum. Dan sesekali Tala pergi ke beberapa ruangan di penginapan ini hanya untuk mengecek. Namun nihil, para sahabatnya belum juga terlihat.
"Sudahlah Tala, palingan mereka juga lagi belanja atau makan di suatu tempat gitu," kata Raynor. Sekarang Tala dan Raynor sedang di dalam kamar.
"Tapi saya tidak bisa tenang. Ponsel mereka sama sekali tidak bisa di hubungi," dengan wajah gelisah Tala kembali mencoba menelepon salah satu dari mereka. Namun sama seperti tadi, tidak ada jawaban yang dia dapat. Hanya ada suara operator yang mengatakan 'nomor yang anda tujui sedang tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi'.
"Ck, mereka kemana si?" Tala bangun dari duduknya, ia segera mengambil jaket dan memakainya karena kebetulan cuaca sedang dingin.
"Lu mau kemana Tal? Gua ikut nyari mereka ya," tawar Raynor yang tidak tega sedari tadi melihat Tala gelisah.
"Gausah, kamu duduk disini. Kalau mereka pulang kabari saya."
Tala pergi keluar dari penginapan tanpa sepengetahuan para guru dan teman lainnya. Karena kalau sampai para guru tahu, dia pasti tidak akan di beri ijin.
Berlari ke supermarket terdekat yang Tala tahu, ke pantai, dan beberapa tempat di dekat penginapan tak juga membuahi hasil. Dimana teman-temannya berada sekarang?
Finalnya adalah Tala kembali ke tempat goa yang tadi sore dia temui. Segera menyalakan senter di ponselnya lalu berjalan masuk ke dalam goa tersebut.
Keadaan goa nya sama, dengan dinding batu di sekitarnya dan ada kolam kecil jika kalian masuk lebih dalam.
Flashback on
Pukul 5 sore lewat seperempat Tala memasuki goa dengan penerangan seadanya. Berjalan menelusuri goa dengan meraba dinding goa. Tingkat rasa penasarannya sangat tinggi.
Masuk kedalam yang aneh nya malah semakin dapat penerangan dan bukan malah semakin gelap, rasa penasaran Tala semakin tinggi melambung di udara.
Pertama yang dia dapat saat sudah di tengah goa adalah kolam kecil. Seperti kolam buatan manusia. Sedikit melewati kolam, Tala dapat melihat lampu minyak yang menyala di taro di dinding goa. Pantas saja makin kedalam makin terang.
Tala mengambil lampu minyak tersebut. Sebenarnya suasana di goa ini sangat pengap dan sedikit mencengkam. Siapa pun yang masuk ke dalam goa ini pasti tidak akan betah berlama lama, tapi karena Tala memang orang yang sangat ingin tahu jadi dia lanjut menelusuri goa ini.
Sekitar 30 menit Tala melanjutkan jalannya ke dalam goa dengan dibantu penerangan lampu minyak. Dia menemukan sebuah pintu. Seperti pintu tapi dari batu.
Pintu itu terbuka saat Tala tidak sengaja menyentuh tombol di samping pintu tersebut. Pertama kali yang dia lihat adalah sebuah ruangan. Seperti ruangan penelitian. Tapi memangnya ada ruang penelitian di dalam goa seperti ini? Sudah seperti di cerita cerita saja.
Tala masuk ke dalam ruangan tersebut dengan lampu minyak yang sudah dia taruh di depan pintu. Banyak sekali meja putih dengan beberapa cairan di atas nya. Oh tunggu, bahkan hampir semua disini bercat putih.
Lalu atensi tala jatuh pada ruangan pintu bercat biru laut dengan ekor duyung sebagai coraknya. Mendekati pintu tersebut, Tala heran mengapa disini dia belum melihat orang satupun?
Setelah berdiri di depan pintu tersebut, Tala dapat melihat dalam ruangan dari kaca yang ada di pintu. Sedikit mengintip karena di dalamnya ada dua orang ber jas putih sedang berbincang bincang.
Netra Tala terbelalak setelah melihat foto dirinya dan para sahabatnya di dinding dalam ruang itu. Dan dapat sedikit dia dengar bahwa kedua orang tersebut berbicara tentang eksperimen dan penculikan. Tunggu, para sahabatnya tengah diincar!
Segera Tala berlari keluar dari goa tersebut menuju penginapannya dengan tergesa gesa.
Flashback off
•••
TBC
Jangan lupa vote dan komen❤
Kamis, 28 April. 13:41
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Sea [End]
خيال (فانتازيا)⌜Mengukir senja di langit sore nan asri. Desiran⌝ ombak bercampur pasir terdengar seperti melambai lambai meminta di hampiri. Dapat ku dengar sesuatu berbisik nama ini. Teruntuk langit dan laut, ku titip kan frasa kata bahwa ⌞aku mer...