"Tala, anak mama papa yang ganteng. Kamu naik di sini aja, jangan banyak gerak. Airnya dingin," kata mama Tala sambil memegang sebuah papan yang di duduki oleh Tala. Papan itu mengapung di atas dinginnya air laut malam.
"Tapi mama papa gimana? Tala gamau liat mama papa berenang," ucap Tala sambil melihat sedih ke arah orang tuanya.
Mama Tala tersenyum, begitupun dengan Papa Tala. Mama Tala mengusap lembut rambut anaknya. "Sebentar lagi tim SAR akan datang. Tala akan hangat lagi, mama papa janji itu," sehabis mengucapkan itu orang tua Tala perlahan lahan tenggelam di dalam dingin nya air laut malam.
"MAMA PAPA!"
Tala terbangun dari mimpi buruknya, dia mengusap kedua pipinya dengan kasar dan menetralisir detak jantungnya yang berpacu cepat. Mimpi itu lagi, Tala membatin.
Sebenarnya itu bukan mimpi, itu kejadian yang nyata. Dulu sekali saat Tala masih berumur 7 tahun dia harus kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan kapal. Dan akhir-akhir ini bayangan tentang kecelakaan itu selalu menghantui alam bawah sadar Tala.
Tala melihat ke arah jam dindingnya. Pukul 07:05. Dia harus bersiap siap. Dua jam lagi sekolahnya akan berangkat ke pantai seribu.
Setelah mandi, sarapan, dan mengecek barang bawaan. Tala berangkat ke sekolahnya tepat pukul 08:40. Dengan mengendarai motor matic kesayangannya, dia akhirnya sampai ke sekolah. Tala menghampiri teman-temannya.
"Tala, kenapa baru nyampe. Kita tungguin dari tadi loh," ucap lovi.
"Yang penting saya ga terlambat". Tala tersenyum, memamerkan lekukan di bibir indahnya. Siapapun yang melihat itu pasti akan takjup, di otak mereka akan hanya ada satu kata, manis.
Mereka berempat alias Gio, Tala, Jani, dan Lovi naik ke satu bus yang sama. Anak anak boleh memilih bus secara acak, walaupun berbeda kelas.
Tala duduk di bangku sebelah kanan urut ke dua dari belakang. Dia duduk di sebelah jendela bus. Dan disebelahnya ada Gio. Sedangkan Jani dan Lovi duduk di depannya.
Akhirnya bus berangkat ke arah tujuan yaitu pulau seribu. Selama perjalanan para murid asik dengan dunianya sendiri. Ada yang bernyanyi, tidur, main uno, gibah, dan lain-lain.
Tala sedang mendengarkan lagu memakai earphone sambil melihat jalanan. Entahlah dengan Gio, Lovi, Dan Jani mereka sedang apa.
3 jam kemudian
"WELCOME TO PULAU SERIBU," teriak Gio dengan semangat setelah ia turun dari bus. Jani menepuk punggungnya dengan tidak santai.
"Serius Gio, kamu alay banget. Malu banget astaga, gausah teriak teriak juga," Jani berkacak pinggang sembari melotot ke arah Gio. Maklum, Gio emang rada gila. Bercanda Gio.
Semua murid di kumpulkan di satu lapangan dekat penginapan. Di berikan informasi tentang teman sekamarnya. Tala, Jani, Gio, dan Lovi. Mereka semua berbeda kamar, tidak ada yang se kamar. Pasangan kamar mereka adalah teman sekelas mereka masing masing. Sedangkan Jani dia sekamar dengan teman perempuannya.
"Haaah, akhirnya nyentuh kasur," ucap Tala sambil memejamkan matanya, dia sedang merebahkan dirinya di kasur. Entah dengan pasangan kamarnya yang sedang dimana, ia tak peduli.
•••
Seseorang mencoba membangunkan Tala. Dia adalah teman sekamarnya. "Tal bangun, lu di cariin sama Jani," kata Raynor teman sekamarnya.
Tala membuka matanya, mencoba menetralisasikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Ia mengerjapkan matanya, satu hal yang dia lihat adalah Raynor.
"Hmm? Saya ketiduran ya. Jam berapa ini," tanya Tala dengan suara serak khas orang bangun tidur. Tala mendudukan dirinya di kasur.
"Sekarang jam 3 sore, btw sorry gua bangunin lu. Lu di cariin sama Jani noh di depan kamar dia nungguin. Gua keluar dulu ya," Tala hanya mengangguk meng iya kan. Dia menoleh ke arah pintu. Dan benar saja ada Jani yang sedang memperhatikannya.
Jani tersenyum malu. Pasalnya ini pertama kalinya dia melihat Tala bangun tidur. Ganteng banget yatuhan, Jani membatin.
"Eummm maaf Tala, aku bangunin kamu. A-aku tunggu di depan ya," ucap Jani kikuk, dia tidak kuat melihat aura ketampanan seorang Nabastala Rahardian Aldari yang baru bangun tidur.
"Tunggu Jani, sini," Tala menepuk tempat sebelahnya. Jani yang melihat itu langsung mendekati Tala dan duduk di sampingnya. Jadi posisinya mereka lagi duduk di tepi ranjang.
"Kenapa nyariin saya?" tanya Tala sembari merapikan rambutnya yang berantakan.
"A-anu, duh tadi mau apa ya haha. OHIYA, kepantai yu," ajak Jani. Dia sedikit salah tingkah.
Tala mengangguk. "Sebentar, saya cuci muka dulu. Kamu tunggu disini aja," Ia berdiri, berjalan keluar kamar menuju kamar mandi. Jani hanya nurut nurut saja menunggu di kamar Tala.
7 menit kemudian
Tala kembali ke kamarnya dengan muka fresh. Dilihatnya Jani sedang memainkan ponselnya, entah dia sedang melihat apa dengan benda pipih tersebut.
"Jan, ayo," ajak Tala. Jani buru buru memasukan ponselnya ke dalam kantung celananya dan dia berdiri di samping Tala.
Mereka berdua keluar dari penginapan, berjalan ke arah pantai tanpa sepengetahuan siapa pun, mungkin.
Sesampainya di tepi pantai, Jani tersenyum senang. Dia sudah lama sekali tidak kepantai.
Tala menarik tangan Jani untuk lebih mendekatkan diri ke air laut. Ombak kecil kecil menerpa kedua kaki mereka.
Keadaan pantai sepi, padahal baru jam setengah 4. Hanya ada mereka berdua yang bermain disini.
Tala dan Jani bermain air, tetapi tidak sampai basah kuyup. Hanya cipratan kecil saja. Jangan tanya dimana Gio dan Lovi. Mungkin mereka sedang tidur atau melakukan hal lainnya.
1 setengah jam mereka bermain air dan bermain ayunan yang ada di tepi pantai. Kini jam menunjukan pukul 5 sore. Jani mengajak Tala untuk balik ke penginapan. Padahal Tala masih betah, karena yang mengajak Jani jadi Tala ikut ikut saja kalau Jani minta balik.
Mereka berjalan pulang ke penginapan. Sesampainya di depan penginapan, Jani menghentikan langkahnya, menatap Tala dengan senyum yang mengembang.
"Terima kasih Tala sudah mau bermain air dengan aku," ucap Jani tanpa melunturkan senyumannya.
"Terima kasih kembali sudah mau mengajak saya bermain air," balas Tala yang juga ikut tersenyum.
Setelah berbincang bincang ringan di depan penginapan, Jani meminta ijin untuk masuk kedalam. Sedangkan Tala memutuskan untuk berkeliling sebentar. Siapa tau dia menemukan harta karun.
Berkeliling di sekitar penginapan, atensi Tala terfokus pada satu tempat yang tak jauh dari belakang penginapan. Tempat itu terlihat seperti goa namun kecil. Tala masuk ke dalam goa tersebut dengan rasa keingintahuannya. Ia mengandalkan penerangan dari alam walaupun sebenernya di dalam goa tersebut sama sekali tidak keliatan alias gelap. Tala merutuki dirinya sendiri yang lupa membawa handphone nya yang seharusnya bisa dia gunakan untuk menerangi goa tersebut.
•••
TBC
Jangan lupa vote dan komen❤
Senin, 25 April 2022. 16:22
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Sea [End]
Fantasi⌜Mengukir senja di langit sore nan asri. Desiran⌝ ombak bercampur pasir terdengar seperti melambai lambai meminta di hampiri. Dapat ku dengar sesuatu berbisik nama ini. Teruntuk langit dan laut, ku titip kan frasa kata bahwa ⌞aku mer...