lottie - bab 2

1.7K 209 4
                                    

***
tok ... tok ... tok ...

"tuan muda, anjelio. ini saya petra dementria, telah menyelesaikan tugas saya untuk memandikan pemuda yang tuan bawa."

bunyi ketukan pintu dan suara dari maid kepercayaannya, membuat anjelio yang baru saja selesai mandi segera berjalan ke arah pintu kamarnya. ketika ia membuka pintu tersebut, dapat dilihatnya sosok petra dan juga lottie yang sudah tampak lebih segar dari sebelumnya.

"terima kasih, petra," ucap anjelio seraya meraih lengan lottie untuk segera beranjak dari tempatnya berdiri. kini lottie berdiri tepat di samping anjelio dan tetap diam dengan matanya yang kini memandangi kepala bagian belakang anjelio--dengan tatapannya yang tampak kosong.

"hari ini saya tidak akan makan malam di meja makan. bawa saja makanan saya tepat di depan pintu. tidak perlu mengetuk, hanya letakkan begitu saja dan pergi. saya akan mengambilnya jika saya ingin memakannya."

"dan juga, siapkan makanan untuk lottie--pemuda yang kubawa ini," lanjut anjelio.

mendengar penjelasan tersebut, petra pun mengangguk pelan. gadis itu walaupun masih dikatakan muda, namun dapat memahami dengan baik apa saja yang diperintahkan padanya. tentu saja petra merupakan sosok yang bertanggung jawab dan profesional, anjelio mengangkatnya sebagai maid pribadinya bukan tanpa alasan.

"baik, tuan muda anjelio. saya akan melaksanakan perintah tuan muda anjelio."

tanpa menjawab, anjelio segera menutup pintu kamarnya dan membiarkan petra untuk segera mengerjakan pekerjaannya. kini, anjelio akhirnya bisa berduaan dengan lottie. secara perlahan, anjelio berjalan mendekati lottie yang masih mematung di tempatnya. bahkan ketika wajah mereka sudah saling berdekatan dan hanya selisih sekitaran tiga sampai empat sentimeter, lottie masih saja bergeming di tempatnya.

keduanya dapat merasakan hembusan napas yang menyapa kulit wajah mereka, akan tetapi keduanya masih tak kunjung bergerak dalam puluhan detik yang berjalan--hingga akhirnya anjelio memilih untuk menggerakkan kepalanya ke samping kiri, lalu mengecup bibir lottie.

"selamat datang, lottie."

tampaknya kecupan di bibir sudah seperti sebuah salam pembuka dari anjelio kepada lottie. itu merupakan sebuah kebiasaan yang tidak disadari oleh anjelio. salahkan bibir lottie yang masih saja terasa manis bahkan setelah anjelio mengecupnya begitu banyak kali.

"kemarilah." anjelio menyeret lottie ke sebuah sofa, namun tidak menyuruhnya untuk duduk. posisi saat ini yaitu, anjelio yang tengah duduk di atas sofa dengan bathrobe hitam polos yang merupakan baju yang dipakainya setelah mandi--dan juga menjadi pakaian tidurnya, karena terasa nyaman; sedangkan lottie tengah berlutut tepat di hadapan anjelio dengan kemeja tipis berwarna putih polos--yang agak sedikit transparan--yang dipadukan dengan celana pendek berwarna hitam--lima sentimeter diatas lutut.

harus anjelio puji, bahwa selera berpakaian milik petra sangatlah baik. tak perlu mengambil contoh yang jauh-jauh, karena pada saat ini, di depannya terdapat sosok lottie yang terlihat begitu manis dengan balutan kemeja berlengan pendek serta celana pendek yang membuat kulit lottie yang tidak terlalu pucat dan mulus itu dapat terekspos.

"sedaritadi aku belum mendengar suaramu, lottie. aku sengaja tidak menyuruhmu berbicara, karena aku tidak ingin orang lain mendengar suaramu, bahkan jika orang itu nathanael--sepupuku." anjelio mencondongkan tubuhnya ke depan, mengarahkan jari telunjuk pada rahang lottie, lalu mendorongnya pelan agar kepala lottie terangkat untuk melihat wajahnya.

manik obsidian dan hazel kembali bertemu. sebuah seringaian pun tercipta pada wajah menawan anjelio. "anjelio. namaku anjelio."

"sekarang, panggil namaku, lottie."

lottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang