lottie - bab 14

1.2K 127 5
                                    

***
sinar mentari yang begitu terang, membuat tidur lottie terganggu. secara perlahan, ia membuka matanya dan mengerjapkanya pelan--berusaha untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya.

manik lottie bergulir pelan, memandangi sekitarnya yang tak lagi asing baginya, hingga pandangannya terjatuh pada sosok anjelio yang tengah terlelap tepat di sampingnya. melihat anjelio, sontak membuat lottie teringat akan kejadian dimana dirinya disentuh oleh pemuda lain--darius maundrell.

lottie segera mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur, dan secara terburu-buru membuka kancing bajunya. matanya yang sedaritadi sudah berkaca-kaca, kini mulai meluncur keluar membasahi pipinya. hal ini dikarenakan bekas gigitan milik darius yang masih membekas pada bagian dadanya.

lottie membenci bekas tersebut.

ia juga membenci ingatan yang tengah terekam di dalam benaknya bagaikan kaset rusak. ingatan dimana dirinya disentuh oleh orang lain; bibirnya dicium dengan kasar oleh orang lain; gigi taring orang lain yang menusuk kulitnya dan meminum rakus darahnya; bahkan termasuk dengan ingatan tentang dirinya yang telah melanggar banyak peraturan anjelio.

pada titik ini, lottie merasa dirinya tak lagi berharga untuk anjelio. dengan geram, lottie mencakar dadanya menggunakan kuku-nya yang tajam dan menangis dalam diam. ia merasa sangat frustasi. namun, tidak ada lagi yang bisa lottie lakukan. ia tak bisa memutar-balik waktu. semuanya telah terjadi.

lottie benci.

benci.

benci.

benci.

ia benci karena tidak dapat menyelamatkan dirinya pada saat asap memenuhi kamar anjelio. ia merasa dirinya sangat bodoh, karena seharusnya pada saat itu dirinya berlari keluar dari kamar bukannya malah mendekati asap tersebut. ia benci karena dirinya tidak dapat melakukan perlawanan pada saat ia dikurung oleh darius.

pada saat lottie sedang sibuk menyalurkan rasa frustasinya dengan menggaruk dirinya sendiri, anjelio yang tadinya masih terlelap pun menjadi terbangun karena merasakan kasurnya yang sedikit bergoyang, juga suara yang cukup berisik di dekatnya.

ketika ia membuka matanya, anjelio tak dapat menyembunyikan raut terkejutnya. bagaimana tidak terkejut, jika pada saat ini ia melihat sosok pemuda manisnya tengah melakukan selfharm. lihat bagaimana warna merah hasil cakarannya itu tampak sangat kontras dengan kulitnya.

"berhenti, lottie," ucap anjelio dengan suaranya yang pelan dan sedikit serak, namun tak membuat lottie berhenti. malah lottie semakin histeris. tangisannya semakin menjadi-jadi, dengan tangannya yang semakin cepat dalam menggaruk dadanya. melihat hal tersebut, membuat hati anjelio sakit. ia tidak suka lottie-nya seperti itu. "apakah kamu tidak mendengarkan perintahku? jika aku menyuruhmu berhenti, maka berhenti! lottie!"

mendengar suara bentakan dari anjelio, membuat lottie segera menghentikan aktivitas tangannya yang sedaritadi menggaruk dadanya. manik hazel lottie pun bertemu dengan manik hitam legam milik anjelio.

"aku memberimu izin untuk bersuara," ucap anjelio, yang membuat tangisan lottie pecah. ia menangis meraung-raung dan mengucapkan kata-kata yang tidak dapat didengar jelas oleh anjelio. "pelan-pelan, lottie. aku tidak dapat mengerti satu kata pun yang kamu ucapkan."

"anjelio ... pasti ... benci ... lottie...."

anjelio mengernyit kecil. "kenapa, hm?"

"lottie ... melanggar ... peraturan ... anjelio...." ucap lottie yang masih terbata-bata, karena tangisannya yang tidak dapat dikontrol lagi. "anjelio ... bakal ... buang ... lottie...."

lottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang