lottie - bab 9

1K 132 2
                                    

***
sebuah lenguhan pelan keluar dari mulut lottie, yang diikuti dengan kelopak matanya yang secara perlahan terbuka. kedua matanya tampak mengerjap pelan, berusaha menyesuaikan cahaya yang agak remang di ruangan tersebut.

manik hazel lottie secara perlahan bergulir mengelilingi ruangan yang sama sekali tidak diketahuinya. seingatnya, mansion keluarga le boursier tidak memiliki ruangan seperti ini. ketika ia hendak menggerakan tangannya, lottie akhirnya menyadari bahwa dirinya tengah terikat.

lottie kebingungan. di dalam kepalanya, mulai berpikir siapa yang melakukan hal ini terhadapnya, dan mengapa mereka melakukan hal ini padanya?

apakah anjelio pelakunya?

lottie menggeleng pelan. ia sangat yakin, bahwa anjelio tidak mungkin mengurungnya di dalam ruangan gelap seperti ini. tubuh lottie mulai bergetar ketakutan. ia takut dengan kegelapan. walaupun dalam ketakutan, lottie masih menyempatkan dirinya untuk berpikir tentang siapa yang mengurungnya di dalam ruangan gelap tersebut.

jika bukan anjelio, siapa lagi yang mengurungnya? apakah petra? lottie kembali menggeleng pelan. petra tidak mungkin melakukan hal seperti ini, karena lottie tahu bahwa petra merupakan orang yang baik dan juga merupakan orang kepercayaan anjelio.

pikiran lottie mulai kacau. ia tak dapat lagi berpikir jernih, mengingat rasa takutnya terhadap kegelapan yang mulai meliputinya. berada di tempat ini, membuatnya teringat akan hal-hal yang terjadi pada dirinya ketika berada di tempat pelelangan. dimana dirinya tanpa ingatan lama yang jelas, ditarik paksa untuk masuk ke dalam sangkar dengan leher yang terikat.

kriet

bunyi pintu terbuka dapat terdengar, namun lottie sama sekali tidak menemukan pintu tersebut berada. kepalanya tampak celingak-celinguk, namun tak kunjung mendapatkan pintu di ruangan tersebut. ia pun berpikir, bahwa pintu tersebut berasal dari belakang tubuhnya yang tak bisa dijangkau oleh penglihatan lottie karena terbatas oleh tubuhnya yang tengah diikat di kursi kayu.

"ternyata kamu sudah bangun, cherrière-ku."

tubuh lottie seketika menegang. itu bukanlah suara anjelio. ia tidak mengenali suara asing tersebut.

langkah sepatu terdengar memenuhi ruangan, dan terdengar semakin mendekat pada lottie. dan pada beberapa detik berikutnya, sosok tersebut berada tepat di depan lottie, memandanginya dengan seringaian yang begitu lebar dan menakutkan.

"cherrière," sapanya seraya mengecup bibir lottie, yang sontak membuat kedua mata lottie membulat lucu. apa yang baru saja pemuda itu lakukan? anjelio pasti akan sangat marah padanya karena membiarkan orang lain mencicipi bibirnya. parahnya, orang tersebut sama sekali tidak dikenalnya. memikirkan betapa marahnya anjelio padanya, membuat lottie menjadi gelisah.

melihat lottie yang tampak melotot lucu dengan wajah polosnya, membuat pemuda tersebut terkekeh pelan. "tidak perlu terkejut seperti itu, cherrière." pemuda itu mengelus pelan wajah lottie, namun dengan segera lottie menjauhkan wajahnya, yang sukses membuat pemuda itu geram. ia mencengkram kuat rahang lottie, dan memaksa agar kepala lottie menghadap ke arahnya. "jangan menjadi anak yang nakal, cherrière."

mendapatkan kekerasan seperti demikian, membuat lottie menjadi sangat ketakutan dengan sosok yang berada di depannya itu. mengetahui bahwa pemuda manis tersebut ketakutan karena dirinya, membuat pemuda itu tersenyum puas. "jangan takut padaku, cherrière. aku tidak akan menyakitimu, jika kamu tidak membuatku marah."

rasanya lottie ingin menangis saat ini. ia sama sekali tidak mengerti apa yang tengah terjadi saat ini. otak lottie tidak cukup jernih untuk memikirkannya. kenapa dia dipanggil cherrière? dan juga, siapa sosok menakutkan yang berada di hadapannya saat ini? lottie sama sekali tidak memahami apa yang sedang ia alami. semua terjadi begitu tiba-tiba.

dan seakan-akan mengetahui apa yang lottie pikirkan, pemuda itu pun berucap,

"namaku darius maundrell, cherrière. dan kamu adalah cherrière. cherrière-ku seorang."

***

"petra!"

"petra!"

anjelio tampak berjalan terburu-buru seraya meneriaki nama petra, hingga akhirnya petra muncul seraya mengikuti anjelio yang tengah berjalan ke arah kamarnya. "tuan anjelio, saya petra dementria telah datang!"

"jelaskan apa yang terjadi secara singkat, padat, dan jelas," ujar anjelio, yang membuat petra segera menjelaskan kejadian hilangnya lottie yang ia ketahui, mulai dari dirinya yang hendak membawakan makan siang untuk lottie; mendapati kamar tuan muda anjelio yang telah dipenuhi asap; tidak adanya kehadiran lottie di dalam kamar; hingga terdapat sebuah kaleng yang diduga petra sebagai alat yang digunakan untuk mengeluarkan asap.

selain cekatan dalam pekerjaannya, petra itu anak yang pintar. ia banyak membaca buku, dan cukup menyukai buku farmasi yang berada di perpustakaan. ketika ada waktu luang, maka petra akan menghabiskan waktunya di perpustakaan.

"tampaknya asap tersebut mengandung kloroform, yang membuat lottie tak sadarkan diri. karena ada beberapa pelayan yang menjadi lemas ketika menghirup asap tersebut."

"kalengnya belum disentuh orang lain 'kan?"

"belum, tuan."

"kerja yang baik, petra," ucap anjelio seraya tersenyum senang. setidaknya ia punya sedikit petunjuk untuk menemukan sosok lottie.

sesampainya di kamar, anjelio melihat sejenak ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. "sial," umpat anjelio di dalam hati, merasa gundah dengan dirinya yang masih saja belum menemukan lottie.

"jam berapa lottie menghilang, petra?"

petra tampak menunduk kecil. "sebelumnya saya meminta maaf, tuan muda. untuk waktu tepatnya tuan lottie menghilang, tidak ada yang mengetahuinya. menghilangnya tuan lottie diketahui oleh saya sendiri pada saat saya hendak membawa makan siang sesuai dengan pesan tuan muda anjelio, yaitu tepat pada jam satu siang."

mendengar hal tersebut, sontak membuat anjelio melayangkan tinjuan yang cukup kuat pada dinding kamarnya. ia sangat membenci kenyataan bahwa ia begitu lambat dalam mencari lottie. petra yang berada di samping anjelio pun cukup terkejut. i pun berusaha menenangkan tuan muda-nya itu.

"ini bukanlah saat yang tepat untuk marah, tuan muda anjelio. anda harus segera mencari tuan lottie yang tengah menunggu tuan muda untuk menyelamatkannya."

***
070522

lottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang