lottie - bab 11

1K 119 7
                                    

***
nathanael yang dipanggil petra tampak berlari tergesa-gesa ke kamar anjelio. maniknya tampak begulir, mencari keberadaan anjelio, hingga akhirnya pandangannya terjatuh pada sosok anjelio yang tengah terduduk lemah di depan jendela yang sudah pecah. ia pun segera menghampirinya.

"ada apa, anjelio?"

anjelio terdiam sejenak, kemudian melihat ke arah nathanael. "apakah kau ingat siapa saja yang hadir di pelelangan pada saat aku membeli lottie?"

"tentu saja aku mengingatnya! apa kau mau aku menyebutkan semuanya?"

anjelio menggeleng pelan. "aku hanya ingin bertanya, apakah kau melihat seseorang yang mungkin saja kukenali di pelelangan pada hari itu?"

"tunggu sebentar," ucap nathanael seraya menutup matanya dan mulai mengingat siapa saja yang hadir di pelelangan. secara perlahan, ingatan para tamu yang duduk di kursi yang paling depan hingga paling belakang mulai bermunculan di dalam pikiran nathanael.

"disana ada: xanthus jonas, anak dari seorang ketua direktur perusahaan mainan; astaroth lance, berasal dari keluarga lance dengan ayahnya yang merupakan dokter gigi yang biasa dikunjungi oleh ayahku; clarence jacob, seorang model majalah yang lagi naik-daun; si darius maundrell dari keluarga maundrell yang merupakan teman sekelas kamu dan juga rival-mu dalam segala mata pelajaran. dan dia juga sosok yang menawarkan harga yang tinggi untuk lottie, yaitu dengan harga sembilan ratus sepuluh juta; ada juga beberapa anak dari--"

ucapan nathanael pun dipotong oleh anjelio. "sudah. cukup sampai padanya saja. kurasa aku sudah mengetahui sosok yang menculik lottie-ku."

mendengar hal tersebut, membuat nathanael segera menghentikan aktivitasnya mengingat para tamu pelelangan dengan napas yang tersengal-sengal, karena telah memakai kekuatannya cukup lama. "ba--" belum sempat nathanael berucap, tiba-tiba pada dimintri bersaudara masuk ke dalam kamarnya.

"sudah ada petunjuk, anjelio?" tanya roderick.

anjelio mengangguk pelan. "tinggal untuk memastikannya saja--" anjelio menjeda ucapannya dengan mengambil kaleng yang dipegangnya tadi. ia bangkit berdiri, membalikkan tubuhnya, lalu mengarahkan kaleng tersebut pada julius. "--apakah yang memegang kaleng ini benar-benar darius maundrell? kamu sudah pernah bertemu dengannya 'kan?"

julius mendengus kesal. ia sudah tahu bahwa dirinya pasti akan digunakan pada saat-saat seperti ini. akan tetapi, ia sama sekali malas untuk sekedar mengendus kaleng tersebut. ia juga tak ingin menggunakan kekuatannya, karena dapat menguras banyak energi.

"ya, beberapa kali pada saat pesta perusahaan ayahnya."

"kalau begitu, coba pastikan apakah kaleng ini benar-benar dipegang oleh darius atau tidak."

"akan kulakukan, asalkan kau harus membiarkanku untuk melihat sosok lottie yang selalu kau sembunyikan itu," ucap julius seraya melemparkan seringaiannya ke arah anjelio.

kini, giliran anjelio yang mendengus kesal. "baiklah. tapi hanya sebatas melihatnya saja."

"deal !" tanpa membuang waktu, julius segera merebut kaleng yang dipegang oleh anjelio dan mulai mengendusnya. sekilas, julius dapat mencium bau anjelio--yang berbau seperti woody --yang tentu saja terdapat pada kaleng karena sempat dipegangnya, namun semakin lama semakin tercium bau sosok yang lain. dan benar saja, bau tersebut merupakan milik darius maundrell yang berbau seperti kayu manis. "kamu benar. di kaleng ini terdapat bau darius."

"aku akan pergi ke mansion keluarga maundrell," titah anjelio yang segera diikuti dengan ucapan roderick, "kalau begitu, aku akan menemanimu dan mengantarmu kesana."

dan ketika berada di dalam mobil, berakhir dengan roderick yang duduk di bangku pengemudi dengan anjelio di sebelahnya; bagian jok di belakangnya ada kayne dan julius; sedangkan pada jok yang paling belakang terdapat sebastian dan nathanael.

lottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang