lottie - bab 8

1.2K 149 16
                                    

***
pemuda itu,

darius maundrell

--tampak tersenyum senang sambil menggendong sosok pemuda manis yang tengah tak sadarkan diri itu untuk masuk ke dalam mansion keluarga maundrell yang cukup besar. ia tentu saja tidak masuk melalui pintu depan, melainkan melalui halaman belakang mansion tersebut--dimana terdapat sebuah pintu yang tersembunyi di bawah semak-semak, dan ketika dibuka, terdapat sebuah tangga yang menurun ke bawah. ini merupakan satu-satunya jalan ke ruang bawah tanah mansion maundrell, yang hanya diketahui oleh darius sendiri.

ruang bawah tanah tersebut cukup luas namun tampak kosong; hanya terdapat satu kursi kayu pada bagian tengah ruangan dan juga sebuah lemari besar di sudut ruangan yang berisi beberapa barang antik peninggalan nenek moyang mereka--yang berupa piring antik dan beberapa bingkai foto keluarga yang sudah terlantarkan cukup lama.

sebenarnya ini merupakan tempat persembunyian darius. akan tetapi, sekarang ini tempat itu tidak hanya menjadi tempat persembunyiannya, melainkan juga menjadi tempat tinggal baru untuk pemuda manis yang masih digendongnya saat ini.

dengan lembut, darius mendudukkan tubuh yang masih tak sadarkan diri itu ke kursi kayu. ia kemudian mengambil tali manila yang berukuran cukup tebal dan panjang itu, yang ia letakkan tepat di samping lemari. masih dengan senyuman di wajahnya, ia mulai melingkarkan tali tersebut di area tubuh pemuda manis itu dan mengakhirinya dengan sebuah kuncian yang kuat. ia juga tak lupa untuk mengikat kedua kaki pemuda manis itu untuk menyatu dengan kaki kursi.

merasa semuanya sudah terikat baik, darius pun berdiri di depan pemuda manis itu dan memandangi sejenak tubuh mungil yang ada di hadapannya. ia kemudian membungkukan badannya, mendekatkan wajahnya dengan wajah pemuda manis yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri itu.

tangan darius bergerak memegang rahang pemuda manis itu untuk mengangkat kepalanya. maniknya bergulir pelan dari mata cantik pemuda manis itu, dan perlahan menurun hingga pandangannya jatuh pada bibir mungil yang tampak bengkak.

darius mengusap lembut bibir mungil tersebut dengan tatapan datarnya. "anjelio pasti sangat menyukai bibir mungilmu ini, hm?"

cup

sebuah kecupan singkat darius berikan pada bibir mungil tersebut. "manis," ucapnya pelan seraya menyeringai licik. "aku menyukainya."

darius memainkan sejenak pipi gembil pemuda manis itu dengan otaknya yang tengah bekerja keras untuk memilih nama yang tepat untuk si manis yang masih tak sadarkan diri itu. pandangannya yang sedari tadi tak lepas dari pemuda manis itu pun tampaknya memberikan darius nama yang bagus.

cherrière.

"namamu adalah cherrière."

tangan darius pun akhirnya melepaskan rahang pemuda manis--yang kini memiliki nama barunya, yaitu cherrière yang merupakan pelesetan dari buah cherry yang berwarna merah seperti bibir mungil pemuda mania itu.

"selamat tidur, cherrière-ku. aku akan kembali dalam beberapa menit ke depan," bisik darius tepat pada telinga kanan cherrière-nya. tampaknya cherrière-nya telah menghirup asap terlalu banyak, sehingga butuh waktu yang lama untuk menunggunya sadar.

***

nathanael belum pernah melihat anjelio semarah ini. untuk sesaat, anjelio terlihat seperti bukan anjelio yang biasanya tampak tenang dan hanya menampakkan wajah datarnya di setiap saat. walaupun saat ini anjelio sudah agak diam, namun jujur saja nathanael sampai kewalahan untuk mendiamkan sosok anjelio yang marah besar.

bahkan nathanael sampai menghubungi kekasihnya--sebastian, untuk membantu dirinya dan juga anjelio untuk mencari sosok lottie yang menghilang. walaupun begitu, keluarga dimintri sendiri cukup kesulitan untuk mencari, mengingat mereka sama sekali belum pernah melihat lottie.

lottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang