lottie - bab 12

1K 144 2
                                    

***
gawat!

darius terus menggumamkan kata-kata tersebut di sepanjang perjalanannya menuju ruang bawah tanah--tempat ia mengurung lottie. melihat kedatangan keluarga dimintri, membuat darius segera mengetahui bahwa mereka tengah membantu anjelio mencari pemuda manis yang ia curi--mengingat keluarga dimintri dan keluarga le boursier menjalin sebuah hubungan  persahabatan yang erat.

ketika sampai di ruangan bawah tanah, ia pun menghela napas lega mendapati lottie yang masih duduk dalam keadaan terikat di kursi kayu dan sudah sadarkan diri. pemuda manis itu kembali menangis tersedu-sedu, dan darius tentu saja mengetahui apa yang ia pikirkan--karena darius memiliki kekuatan khusus, yaitu dapat membaca pikiran seseorang hanya dengan memandanginya.

anjelio lagi, anjelio lagi.

darius berdecak kesal. lottie atau cherrière-nya itu selalu saja memikirkan anjelio. bahkan pada saat ia meminum darahnya, pemuda manis itu masih saja memikirkan sosok anjelio yang sangat dibenci darius. hal ini membuat darius semakin menyesal karena tidak bisa memenangkan lottie dari anjelio.

harusnya lottie menjadi cherrière-nya seorang!

"bisakah kau berhenti memikirkan anjelio?" darius secara perlahan berjalan mendekati lottie yang tampak menatapnya ketakutan, karena tatapan darius saat ini terlihat begitu tajam dan mengintimidasi. tangan darius bergerak mengusap pipi lottie yang penuh dengan jejak air mata, lalu berucap dengan suara yang kuat dan terkesan membentak lottie, "sekarang kau adalah milikku, cherrière. milik darius maundrell, bukan si bangsat anjelio!"

tanpa menunggu balasan dari lottie--yang memang enggan dibalas oleh lottie sendiri--, darius pun kembali menancapkan taringnya pada kulit lottie di bagian dada, lalu menghisap darah lottie tanpa memikirkan kondisi tubuh lottie yang semakin lemah.

terlalu fokus menghisap darah lottie, membuat darius tak menyadari bahwa kelompok anjelio, nathanael, dan kayne sudah berada di halaman belakang mansion. bahkan, ketika kayne--yang dalam wujud transparan dan telah berdiri di dekat mereka--sama sekali tidak diketahui oleh darius.

"anjelio!" panggil kayne dengan suara yang begitu pelan seraya mencari keberadaan anjelio. ketika matanya menangkap sosok anjelio, ia pun segera berlari menghampirinya dan menjelaskan bahwa ia menemukan pemuda dengan wajah yang begitu manis yang tengah menggunakan kemeja putih kebesaran sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh anjelio. "pemuda manis itu--yang kemungkinan besar adalah lottie, saat ini tengah berada di ruangan yang berada di bawah kayu yang kamu tunjuk tadi!"

"dan kau harus cepat, anjelio. tampaknya pemuda manismu itu sudah kehilangan banyak darah. wajahnya tampak pucat dan--" belum selesai kayne menjelaskan, anjelio sudah terlebih dahulu berlari ke arah kayu yang ia tunjukkan pada kayne tadi.

dan dalam sekali tendang, kayu itu pun terjatuh, menunjukkan sebuah ruangan. anjelio segera menuruni anak tangga menuju ruangan bawah tanah, dan mendapati sosok lottie-nya yang tengah dicicipi oleh rival-nya, darius maundrell.

"darius maundrell akan kubunuh kau sialan!"

***

nathanael bernapas lega. hal ini dikarenakan roderick yang datang tepat waktunya untuk memisahkan anjelio yang sedaritadi meninju darius tanpa ampun. tentu saja, memisahkan anjelio sangatlah sulit, mengingat nathanael dan juga kayne yang kewalahan saat mencoba memisahkannya.

dengan kekuatan roderick, maka ia dengan mudah mengangkat tubuh anjelio untuk menjauh dari tubuh darius yang sudah babak belur. "berhenti, anjelio!"

"tidak! jangan menggangguku, roderick! aku harus membunuhnya! atau setidaknya, biarkan aku mematahkan satu tangannya!"

"kau bahkan sudah mematahkannya tanpa kau sadari, anjelio," ucap nathanael seraya menahan tubuh anjelio yang hendak berlari ke arah darius. "karena urusanmu untuk mematahkan satu tangan darius sudah selesai, lebih baik sekarang ini kamu mengurusi lottie dan membiarkan kak roderick mengatur sisanya."

mendengar nama 'lottie', membuat anjelio terdiam. maniknya bergulir pelan, dan mendapati sosok lottie yang tengah menangis dalam diam. hati anjelio mencelos. lottie-nya tampak begitu kacau, tidak seperti lottie yang ia tinggalkan pagi tadi.

melupakan keinginannya membunuh darius, anjelio pun meronta kecil dari pelukan nathanael dan berlari ke arah lottie. ditangkupnya kedua pipi lottie. "kamu tampak kacau, lottie."

tanpa membuang waktu, anjelio segera melepaskan tali yang mengikat lottie. ia kemudian mengangkat tubuh lemah lottie dan menggendongnya. "aku dan lottie akan menunggu kalian di mobil." anjelio menjeda kalimatnya, dengan maniknya yang terarah pada roderick. "untuk urusan darius, aku serahkan pada roderick."

"cepat selesaikan, karena aku tak ingin berlama-lama disini."

setelah berkata demikian, anjelio segera pergi meninggalkan ruangan bawah tanah yang masih dalam keadaan yang mencekam. baik julius maupun kayne hanya bisa saling bertukar pandang, cukup terkejut dengan tingkah anjelio yang baru kali pertama mereka lihat; nathanael dan sebastian yang hanya bisa diam di tempat mereka masing-masing; sedangkan roderick yang tampak kesusahan mengangkat darius dan membawanya pada kepala pelayan.

dan untuk penjelasan kejadian tersebut dan perihal darius yang sekujur tubuhnya tampak babak belur--dengan tangan kananya yang patah--, maka sebagai yang paling tua diantara yang lain, roderick pun bertanggung jawab untuk menjelaskannya pada kepala pelayan keluarga maundrell.

mendengar hal tersebut, membuat kepala pelayan maundrell terus meminta maaf dan berjanji akan memberikan surat perminta-maafan yang sah dan akan memenuhi apapun yang dipinta oleh tuan muda anjelio le boursier sebagai bentuk tanggung jawab dari keluarga maundrell karena anak semata wayangnya--darius maundrell--telah membuat kejahatan dan kekacauan yang cukup besar.

setelah semua urusan berkaitan dengan darius maundrell selesai, maka mereka pun kembali ke dalam mobil dan mendapati sosok lottie yang tengah terlelap di jok belakang--dengan posisinya yang tengah dipangku oleh anjelio, serta kepalanya yang tampak bersandar pada dada bidang anjelio. matanya tampak bengkak, menunjukkan bahwa pemuda manis itu banyak menangis.

"apakah lottie tertidur?" tanya nathanael dengan wajah iba-nya, tak tega melihat sosok mungil di atas pangkuan anjelio. pemuda manis itu tampak kacau, mengingat juga tubuh lottie pasti sangat kelelahan karena banyaknya bekas gigitan yang begitu banyak pada leher dan dadanya.

anjelio mengangguk pelan. "aku memberikannya obat penenang, karena ia tak berhenti menangis."

***
100522

lottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang