Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“ayah…”
Manik indah nan tajam itu perlahan terlihat, “eugh…”
Menelisik pada sekitar namun orang yang dipanggilnya tidak ada.
“ouh, adek sudah bangun?”
Melirik kesamping, seorang suster wanita dengan senyum cantik yang mengembang dia temukan.
“Sebentar ya, biar suster panggil dokter IU dulu”
Belum sempat menjawab, suster dengan rambut pendek sebahu itu melangkah keluar meninggalkan Taehyung di dalam ruang rawat.
. . .
Lee Hyunbin,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lelaki yang dicari Taehyung sekarang ada di area pemakaman dengan membawa setangkai bunga yang dia persembahkan khusus untuk putri kecilnya yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya.
Ayah tak mungkin melupakan hari penting ini, tanpa sepengetahuan siapapun, di sore hari yang teduh ini bersama semilir angin yang menyejukan, ayah berjongkok di samping makam putri kecilnya, mengusap pelan nisan tersebut.
Putri kecilnya, ayah juga sama terlukanya dengan bunda kala mengetahui bahwa sang anak harus pulang terlebih dahulu pada pangkuan sang kuasa.
Satu tetes air mata jatuh mengenai pipi ayah yang langsung dihapus oleh sang empu. Ayah menolak untuk bersedih terlalu lama.
“hey putri ayah, apa kabar sayang?”
. . .
“sekarang bagaimana perasaan adek?”
Dokter IU bertanya dengan lembut, mengusak kecil surai hitam milik pasien kecilnya dengan senyum.
“sudah lebih baik” jawab Taehyung lirih
“dokter…”
“iya?”
a“ayah mana?” masih dengan suara lirih Taehyung bertanya
