Selamat Membaca❣️
Jangan lupa Vote yaw, lov u overload.🦋🦋🦋🦋
Sudah 3 hari Anya menghindari Jenovan dan selama itu juga Jenovan selalu mengamati Anya dari balik jendelanya, namun hari ini kesialan menghampiri Anya.
Salahkan Bu Tania yang mengoceh terus menerus menggunakan bahasa Jerman membuat otak Anya mendadak lemot dan berakhir tertidur seperti menonton drama China tanpa subtitle. Rasa kantuknya menghilang begitu saja saat pertama kali ia membuka mata langsung di hadapi oleh wajah rupawan Jenovan yang menatapnya lekat-lekat.
Anya memandang Jenovan yang kini duduk di bangku depan. Bukan hanya Jenovan tapi Rainer, Julio dan Reyden berdiri di sisi kanan kiri laki-laki itu, sedangkan Gabriel? Tentu masih di tempatnya.
"Ada apa ya?" Anya menegakkan tubuhnya, megucek matanya singkat. Ia berpura-pura menyibukkan dirinya merapikan meja yang sebenarnya hanya ada satu buku paket yang masih tertutup rapi.
"Halo Anya inget nama gua gak?" Ucap Rainer dengan nada riang, bibirnya membentuk cengiran lebar.
Anya melirik Rainer sejenak. Tentu saja dia ingat, tapi tidak ada salahnya kan berpura-pura menjadi tokoh Anya yang hanya mengingat nama Jenovan.
"Thinner?" Sahut Anya asal.
"Ck, bukan Thinner sayang tapi Rainer"
"Sayang, sayang aja lo!" Timpal Julio kemudian bibir laki-laki itu tersenyum manis ke arah Anya "Gua Julio"
Ada apa ini?
"Mulai sekarang inget-inget nama kita ya!" Rainer merangkul Julio, dua laki-laki itu mengangguk dengan jempol teracung.
"Kenapa?" Anya menyenderkan punggungnya dengan tangan terlipat di depan dada.
"Apanya yang kenapa?" Tanya Rainer bingung.
"Kenapa gue harus inget-inget nama kalian?"
"Emangnya gak boleh ya?" Rainer menoleh ke arah Julio sebelum kembali menatap Anya.
"Gue kan cuma cewek cupu, culun, bodoh. Bukannya kalian juga dulu sering nindas gue?" Gabriel meletakkan ipadnya setelah mendengar nada menyindir Anya, ia mulai menyimak percakapan teman-temannya.
"Eh masa sih? Nggak ah, ya kan Jul?" Elak Rainer diselingi tawa canggung, ia menepuk keras bahu Julio.
"Iya gak kok" Mata Julio melotot, ia juga membalas menepuk keras bahu Rainer.
"Lo berdua berisik" Jenovan yang sedari tadi diam menoleh ke kanan, Rainer dan Julio berjengit kaget mendapati tatapan tajam Jenovan.
Rainer mengaruk leher belakangnya kikuk "Ayo Jul bersihin gitar" Belum sempat Julio menjawab tangannya sudah di tarik paksa oleh Rainer.
Anya berdiri memandang satu persatu Jenovan, Reyden dan Gabriel. Apa mereka hanya akan diam menatap dirinya? Bukannya sombong tapi ditatap oleh tiga laki-laki incaran sekolah itu tidak baik untuk kedamaian hidupnya.
Apa lagi Anya bisa melihat tatapan mak lampir para siswi di kelasnya yang sudah siap membuat dirinya menjadi dendeng sapi!
"Kalo gak ada yang mau diomongin gue pergi" Ucap Anya pada akhirnya, gadis itu berjalan melewati mereka bertiga sebelum tangannya dicekal Jenovan.
"Siapa yang ngizinin lo pergi?" Jenovan bangkit, mata gelapnya menatap menyipit.
"Gue gak butuh izin lo" Ucap Anya sinis, ia menepis tangan Jenovan yang langsung di balas dengan tatapan nyalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly I'm Become Babu!
Teen FictionSaphira Zevanya gadis berusia 22 tahun yang mati muda akibat peluru nyasar menembus tepat di jantungnya. Namun alih-alih bertemu malaikat maut pencatat dosa, Saphira justru terbangun di dunia novel roman picisan remaja yang ditulis oleh temannya sen...